Search

Thursday, May 23, 2024

Seberapa mesra kamu saat dolan ke Pantai Mesra?

 

setelah kecebur ini 😎

Hari Sabtu 18 Mei 2024, aku berangkat ke Solo, setelah selesai mengajar. Aku naik travel ara*** pukul 19.00. Biasanya kalau berangkat dari pool Taman Kasmaran jam 7 malam, sekitar pukul 20.30 mobil yang aku naiki akan telah sampai di pool Jl. Slamet Riyadi. Namun, hari itu, tumben-tumbenan, sang sopir 'kelewat' njemput seorang penumpang di seberang Akpol. Dia baru nyadar ketika mobil telah sampai pemberhentian di soto Makassar Pak Yunus Tembalang. Wal hasil, kami harus menunggu sekitar 30 menit! Mobil travel yang meninggalkan Taman Kasmaran pukul 19.30 menjemput penumpang yang 'telantar' itu terlebih dahulu.

 

Sekitar pukul 20.05 akhirnya mobil yang kutumpangi melaju ke arah Solo. Kami sampai di pool Jl. Slamet Riyadi pukul 21.05. ini 'untung' karena biasanya ada macet yang lumayan panjang ketika keluar dari pinto tol Colomadu. Malam itu, perjalanan lancar. Pool travel ara*** sudah tutup! Jadi, biasanya aku nunut pipis dulu di toilet pool, malam itu, aku langsung menuju rumah Ranz, naik ojol. Mas Martin yang biasanya diminta Ranz menjemputku belum pulang dari kerja.

 

Minggu 19 Mei 2024

 

Pagi ini aku dan Ranz sarapan bubur ayam yang terletak di pasar oleh-oleh Jongke. Pengenku sih sarapan soto di soto Hj. Fatimah, tapi, biasalah, Ranz males mengantarku ke sana. Ya sudaaah, sarapan yang di dekat rumah saja.

 

buryam

"Rasa soto itu tidak jauh beda. Kalau kamu mau soto yang terletak tak jauh dari rumah, ya aku mau nemenin," Ranz ngeles.

 

"You know what? Aku makan soto tuh hanya ketika dolan ke Solo. Di Semarang, aku nyaris ga pernah jajan, makan soto." dan … aku tahu soto enak di RM Soto Seger Hj. Fatimah tuh ya dari Ranz loh. Coba kalau dulu dia ga ngenalin aku dengan soto satu itu, aku ga bakal selalu pengen ke sana kan ya? Hohoho …

 

Dolan ke Pantai Mesra/Pantai Mbuluk ini atas inisiatif adiknya Ranz, Ganda, dalam rangka membahagiakan sang Ibu yang baru berulang tahun ke-70. Sebenarnya semula Ganda ingin mengajak dolan ke Jogja dan menginap di satu vila di area Pakem, berangkat hari Sabtu, pulang Minggu. Tapi, ternyata sang Ibu malah punya acara sendiri di hari Sabtu. Ya sudah, ga jadi.

 

Kami meninggalkan rumah Ranz yang terletak di area Jongke sekitar pukul 10.00.  Di mobil ada mas Martin yang nyetir, di sampingnya ada Bapaknya Ranz. Di 'baris kedua' ada mbak Niken, Rama, Deven, dan Ibunya Ranz. Aku dan Ranz duduk di baris belakang. Ganda berangkat sendiri dari rumahnya bersama Seli istrinya, mereka perlu menjemput Ibunya Seli terlebih dahulu. Kami bertemu di area Pendan. Setelah bertemu di satu pom bensin di Pendan, dua mobil beriringan menuju area Pantai Mesra. Ternyata arahnya sama ke arah Pantai Baron. Setelah membayar uang masuk di gerbang masuk, jika akan ke Pantai Baron, terus lurus, jika akan ke Pantai Mesra/Mbuluk, belok ke arah kanan.

 

Rombongan sampai di sana pukul 13.30. Lumayan lama juga ya. Aku tidak menyalakan strava jadi tidak tahu jarak yang kami tempuh itu seberapa jauh. Mobil diparkir di area parkir Pantai Mbuluk. Aku sempat bingung, kok nama yang tertera di situ Pantai Mbuluk? Padahal semula aku diberitahu akan diajak ke Pantai Mesra. Ternyata, dari tempat parkir situ, kami berjalan ke arah tempat parkir motor, lalu ada petunjuk jalan menuju Pantai Mesra, tinggal mengikuti jalan yang ada.

 

setelah berpose ini, aku kecebur di 'lobang' di depanku persis ini

Sesampai di area pantai yang katanya bernama Mesra, aku melihat penampakan sebuah karang yang lumayan jauh dari pantai tempat aku berdiri, dan aku melihat tulisan PANTAI KUKUP. Owalaaah … ternyataaaa! Pantai Mesra ini bisa dibilang terletak di 'seberang' Pantai Kukup. Kalau nama Pantai Kukup sih aku sudah dengar sejak aku kuliah S1 dulu. Tapi kalau nama Pantai Mesra dan Pantai Mbuluk, ya baru sekarang ini aku tahu.

 

Kondisi pantai tidak jauh beda dengan pantai Watukarung, menurutku. Di pinggir pantai ada banyak karang, pasirnya berwarna coklat muda, dengan butiran pasir yang besar-besar, khas pantai Selatan. Pantainya tidak sepanjang pantai Watukarung apalagi pantai Parangtritis. Ya bagaimana, sebelah 'Timur' sudah diaku milik Pantai Kukup, di sebelah Barat, diaku bernama Pantai Mbuluk.

 

sebelum kecebur, for sure 😃

Aku mengenakan celana soft jeans dan blus warna biru, dan sepatu (milik Ranz) warna paduan putih, biru dan oranye. Waktu menemukan satu spot bagus untuk dijepret menggunakan kameranya, Ranz memintaku untuk berpose di situ. Lokasinya ada karang yang di 'depannya' ada lobang yang cukup dalam, mungkin sekitar 1 meter. Aku semula males basah, aku mau ke arah situ, dan saat akan difoto Ranz, aku tetap berdiri, siap-siap 'menyelamatkan diri' jika ombak datang agar baju dan sepatu yang aku pakai tidak basah. Tapi Ranz komplain, lol.

 

"Yang terlihat Cuma kakimu!" katanya.

 

Akhirnya, ya sudah, aku manut. Aku 'mengorbankan' celana yang kupakai, aku duduk di atas karang, karang yang diselimuti rumput laut yang basah karena ombak datang dan pergi sesuka hati. Nah, saat aku difoto, mendadak ombak besar datang, aku tetap duduk tenang, sudah kadung basah, ya sudahlah. Ini biar yang motret senang hatinya, objek fotonya manut, lol. Namun, saat aku akan berdiri, aku terpeleset ke lobang yang ada tak jauh dari kakiku menapak. BYUR! Aku pun terperosok ke dalam lobang, sampai dada! Lol.

 

Saat aku menggapai-gapaikan tangan, seorang petugas terlihat nyamperin aku. Namun saat dia sampai di dekatku, aku sudah berdiri tegak di atas karang. (Untung karang yang diselimuti rumput laut itu tidak licin.) Si petugas bilang, "Ati-ati ya Bu." hohoho …

 

ini belum kecebur, pakaianku masih kering 😂

Melihatku yang basah kuyup, Ranz bergeming dong; dia tetap memintaku berpose untuk dia potret. Lol.

 

Setelah merasa cukup berfoto-foto di situ, kami kembali ke tempat parkir. Kali ini, aku cukup mengenakan sendal jepit, sepatu masuk ke tas kresek. Well, berjalan di pasir seperti itu, jauh lebih mudah jika kita mengenakan sepatu kets ketimbang mengenakan sendal jepit sebenarnya. Tapi, ya gitu deh, apa boleh buat?

 

di pantai Mbuluk

di Pantai Mbuluk

Sesampai tempat parkir, aku berganti 'kostum', lol, aku cukup mengenakan celana pendek dan kaos. Setelah itu, Ranz mengajakku turun ke bibir pantai Mbuluk. Kondisi di sini ya sama persis dengan yang di pantai Mesra: ada karang-karang berselimut rumput laut selepas area berpasir.

 

Usai foto-foto di situ, kami kembali ke tempat parkir. Mbak Niken dan mas Martin menggelar semacam alas plastik (seperti bahan MMT) untuk duduk-duduk dengan pemandangan ke arah pantai. Kami makan siang dengan menu ikan bakar dan sambal terasi plus ca kangkung. Sambal terasinya enak! Aku ga pernah bikin sambal terasi karena Angie tidak suka terasi.😕😁

 

Aku tidak memperhatikan jam berapa akhirnya kami meninggalkan lokasi pantai. Empat sore? Otw balik ke Solo, kami sengaja menyalakan google map untuk mencari rumah makan Taliwang, tempat kami mampir makan sore di bulan Desember lalu setelah kembali dari Gunung Api Nglanggeran. Kami sampai sana sekitar pukul 18.00.

 

makan sepiring bersama Ranz

Sebenarnya perutku masih merasa kenyang, jadi saat pesanan datang, ya aku hanya ambil sedikit nasi dan ayam bakar. Jika saat di pantai, aku memesan jeruk hangat untuk minum, kali ini aku pesan es teh. Aku lupa, jika 'wadah' yang dipakai itu mug blirik! Sebaiknya aku memesan teh hangat saja sih.

 

Mungkin kami berada di sini sekitar 1,5 jam. Kami meninggalkan lokasi sekitar pukul setengah delapan malam. Dan kami sampai rumah sekitar pukul sepuluh malam. Aku yang hanya duduk-duduk di mobil saja teler, apalagi yang nyetir yak. Hahahahaha …

 

Senin 20 Mei 2024

 

Aku janjian terapi dengan mbak Rina pukul delapan pagi. Mbak Niken mengantarku ke tempat terapi. Well, aku harus semangat sembuh! Aku masih ingin bisa bebas sepedaan lagi, meski mungkin hanya bersepeda dari Solo ke Jogja pp. eh, bahkan kalau mungkin aku masih ingin ikut event J150K kok andai diadakan lagi tahun depan, atau tahun depannya lagi. Aku juga masih ignin jalan-jalan ke banyak tempat lain lagi. AAMIIN!

 

Selesai terapi, aku dijemput mbak Niken lagi, dan diantar ke pool travel. Sampai sana sekitar pukul 09.15. setelah lapor ke petugas pool, aku ke Lana Café, aku khawatir jika perutku kelaparan sebelum sampai Semarang, dan kepalaku bakal terasa seperti dipukul-pukul jika lapar. (rumah makan yang jualan nasi liwet tutup je.) Aku memesan iced cappuccino, dan satu porsi gado-gado spring rolls. Minuman pesananku cepat datang, makanannya yang lama. Sepiring gado-gado spring rolls baru diantar ke mejaku pukul 09.53. weleh, meski aku bisa makan dengan cepat, ga bakal aku bisa menghabiskannya sebelum jam 10.00. akhirnya, ya kuminta pesananku itu dibungkus saja.

 



Jam 10.00 mobil travel yang kunaiki sudah meninggalkan pool. Sepanjang perjalanan, sang sopir sibuk di telpon, dengan gaya bicara bisik-bisik. Dan … saat sampai di pemberhentian soto Makassar Pak Yunus, sang sopir tidak mampir berhenti, karena "tidak ada penumpang yang turun di situ.". Tak lama kemudian, si sopir ditelpon seseorang yang nampaknya dari pool yang ada di situ. (Kali ini, saat berbicara dengan petugas dari travel ara*** suaranya terdengar jelas!) Dia diminta untuk kembali ke pool! Memutarlah mobil itu! Yayaya … perjalanan kali ini butuh waktu lebih lama lagi ketimbang biasanya.

 

Alhamdulillah pukul 12.00 aku sudah sampai rumah, safe and sound.

 

Next time jalan-jalan lagiiiiii.

 

"Jalan-jalan itu candu ya?" kataku ke Ranz.

 

"Iya. Lha piye meneh? Butuh refreshing je," kata Ranz, ngeles. Hohoho …

 

PT56 14.56 21/05/2024

No comments: