Search

Tuesday, May 07, 2024

P A R K I R

 

gambar hanya pelengkap saja ya

Aku sering membaca status orang di medsos tentang keluhan mereka pada para tukang parkir. Sering kali para tukang parkir ini mendadak muncul from nowhere saat mereka akan meninggalkan satu lokasi, let's say minimarket. Padahal saat mereka datang dan memarkir sepeda motor, tukang parkir itu tidak nampak batang hidungnya.

 

Aku selalu geli membaca status-status seperti itu, dan paham mengapa mereka mengeluh. Terkadang ada tukang parkir yang baik hati beneran membantu mereka untuk, misal, mengeluarkan motor dari deretan motor yang terparkir. Kemudian memberi aba-aba saat mereka akan meninggalkan lokasi parkir sehingga aman dari para pengendara kendaraan motor yang lewat. Namun, banyak juga terjadi tukang parkir yang datang hanya untuk minta uang lalu pergi begitu saja tanpa membantu apa kek begitu.

 

Saat aku masih bebas merdeka naik sepeda setiap hari, aku tidak pernah merasa terbebani jika harus membayar parkir. Ini tentu saja ketika pada saat-saat tertentu aku perlu naik motor, bukan sepeda. Kan jarang. Seminggu aku bisa 3 - 4 kali belanja ke pasar krempyeng, naik sepeda, dan bebas tidak perlu membayar parkir. Atau pergi ke minimarket, atau ke ATM. (Meski ada juga di booth ATM tertentu di lokasi tertentu aku tetap membayar uang parkir walau aku ke sana naik sepeda.)

 

Namun saat cedera kakiku memarah, dan mbak terapis melarangku naik sepeda -- untuk sementara, entah untuk berapa lama, eh, aku belum tahu entah kapan kakiku akan sembuh dari cedera ini -- aku terpaksa naik sepeda motor kemana-mana setiap hari. Sekali dua kali ke pasar krempyeng bayar parkir is still okay for me. Namun, ketika dalam seminggu kadang aku perlu belanja ke pasar 5 kali, yang berarti aku kudu mengeluarkan uang sepuluh ribu rupiah (yang dulu ga perlu ada pengeluaran seperti ini, lol) aku jadi mikir juga. Hohoho …

 

Pikir punya pikir, akhirnya aku menemukan cara agar tidak perlu mengeluarkan uang parkir ini: aku memilih belanja di tempat yang aku bisa tetap duduk di atas sadel sepeda motor, tidak perlu turun, tidak perlu parkir, tinggal memilih beberapa 'item' yang ingin kubeli, yang biasanya dijajakan di atas 'meja' yang mudah dijangkau. Kemudian kuserahkan kepada penjual, belanjaanku dimasukkan dalam tas, lalu aku membayar. Selesai. Tapi, ini bisa kulakukan jika belanjaanku tidak banyak ya.

 

Tadi, otw ke kantor, aku melewati area tempat aku kadang belanja, di jalan Jayengan, di belakang pasar Bulu. Di penjual yang mejanya menjorok ke dalam, sehingga para pembeli kudu memarkir motor, kulihat tidak ada pembeli sama sekali. Sedangkan di penjual yang mejanya menjorok ke jalan, hingga para pembeli mudah untuk mengambil barang-barang yang akan dia beli, ada sekitar 3 pembeli. Semua masih duduk di atas motor masing-masing!

 

Oh. Ternyata banyak orang memiliki ide yang sama denganku! Ha ha …

 

MS48 17.50 07/05/2024

 

No comments: