Search

Friday, May 17, 2024

Chemistry when reading: Do you need it?

 


I have one bad 'habit' in reading: I will leave a book when I cannot get chemistry when the first time reading it, despite the 'struggle' I have to go through to get the book. Lol.

 

You know, sering kali orang membaca 'blurb' di 'cover' bagian belakang sebuah buku sebelum menentukan apakah mereka akan membeli sebuah buku atau tidak perlu. Zaman masih ada toko buku diskon, aku rela mencari buku yang ingin aku beli di toko buku diskon yang kebetulan (satu kali dulu) ada beberapa jumlahnya di Semarang. Dari satu toko buku diskon ke toko buku diskon lain, sungguh satu 'struggle' yang cukup menantang ini. Bagiku. Lol. Dan, jika ternyata tidak menemukan buku yang ingin kubeli di toko buku diskon itu, akhirnya aku pun kembali ke toko buku non diskon, di mana aku pertama kali 'berkenalan' dengan buku itu. Ha ha … 

 

(why didn't I just buy the book in the non-discount bookstore at first place? keasyikan 'berburu' buku dengan harga diskon itu setara dengan saat seseorang yang kujatuhcintai membalas perasaanku. #uhuk!)

 

Terkadang, setelah aku membeli buku itu, aku hanya membaca satu dua atau paling banter 5 halaman untuk kemudian memutuskan untuk hanya meletakkan buku itu di rak buku. Butuh satu insight yang sangat special bagiku untuk kembali mengambilnya dan melanjutkan membaca, lol. Aren't I a lousy reader? Lol.  Why is that? Seperti yang kutulis di atas, terkadang aku benar-benar tidak menemukan chemistry antara hatiku dan buku yang kubaca (uhuk!) atau mungkin font yang dipilih tidak bersahabat dengan mataku: terlalu kecil bagi mata belorku, lol.

 


Saat membeli buku IS THERE STILL SEX IN THE CITY? di BBW di Semarang tahun lalu, aku juga membeli 2 buah buku lain. Yang satu berjudul BREATHE ditulis oleh Joyce Carol Oates; yang satu lagi berjudul ENCHANTMENT ditulis oleh Daphne Merkin. Setelah menyelesaikan membaca bukunya Candace Bushnell, aku berencana membaca ENCHANTMENT. Ternyata baru membaca awal-awal buku, aku langsung ill feel. Novel ini diawali dengan jalinan emosi yang buruk antara seorang ibu dan anak perempuannya. And just like that, aku langsung merasa 'troubled', lol. I am a good mother! (So I thought about myself! Lol.) Perasaan 'troubled' yang mirip juga kualami ketika pertama kali membaca BREATHE: kisah seorang perempuan yang emosinya menggelegak ketika mendapati a loved one meninggal. Oh no .. I need a very special soothing emotion when reading such books.

 


Ini sebabnya aku sudah merasa perlu pergi ke toko buku untuk membeli buku baru. Ha ha … what an excuse!

 

(aku belum selesai membaca novel NAMAKU ALAM gegara saat membaca beberapa bulan lalu mendadak masuk masa kampanye pilpres, dan seorang anak capres yang bernama Alam sok ikutan kampanye. Aku jadi males membawa-bawa novel itu kemana pun aku pergi. (karena buku itu bukan hanya bahan bacaan bagiku, namun juga merupakan properti foto. Hahahahahahaha …)

 

MS48 13.23 17/05/2024

 

P.  S.:

No more 'discount bookstores' in my hometown now, they were all bankrupt. 😔

 

No comments: