Search

Tuesday, May 14, 2024

Me time ...

 


Kupikir aku ini kebangeten (sok) mengaku sebagai introvert karena kenyataannya aku toh (sempat) menikmati 'hingar bingar' kehidupan dunia maya selama lebih dari 10 tahun. Lol.

 

Beberapa waktu yang lalu ada seorang kawan facebook yang menyitir satu artikel (atau buku?) yang dia baca bahwa karakter orang itu ada yang setengah introvert setengah ekstrovert, tidak melulu ada di dua dimensi yang terbagi secara 'rigid': someone is either an introvert or an extrovert. Kupikir aku termasuk dalam kategori yang setengah-setengah. Terutama saat aku merasa "sok seleb" (ini tuduhan Angie kepadaku. Lol) dan menikmati komentar-komentar orang yang ditulis di postinganku. Sementara di dunia nyata, aku tetaplah seorang introvert yang sungguh-sungguh tidak menyukai berada di tengah orang banyak. Aku memang ramah, tapi aku tidak menikmati berbincang dengan orang yang tidak begitu aku kenal dengan baik.

 

(Just imagine that I am a teacher, I must communicate with my students every day, I must act friendly to them, I must be sociable enough, while in fact I am an introvert. I love my students, though. Don't get me wrong. I just love myself more. Eh, piye iki maksude? Lol.)

 

Setelah dengan sengaja menjauhi hiruk-pikuk dunia medsos di facebook selama hampir sebulan terakhir, aku merasa betapa peaceful duniaku. Lol. Tidak lelah to act friendly (though only in the cyber world).

 

Hari ini, Selasa 14 Mei 2024, hp kumatikan saat aku charged. Setelah fully-charged, aku tetap membiarkannya mati. Nikmat sekali rasanya tanpa merasa grusa-grusu karena ada yang butuh berkomunikasi denganku, let's say.

 

Saat-saat begini, aku jadi ingat sekian puluh tahun yang lalu, ketika hape pertama kali merebak di masyarakat. Saat aku belum punya hp, melihat orang yang nampak sibuk dengan telpon genggamnya, aku berpikir, wah, orang penting dia, banyak yang butuh berkomunikasi dengannya. Itu belum lazim orang-orang aktif di medsos. Belum ada friendster, lol.

 

Namun, yang membuat orang-orang (seolah-olah) tak lagi memiliki privacy adalah kehadiran teknologi android, internet menjadi mudah dan murah. Orang-orang ber-euforia mengekspresikan diri. Banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama untuk menyampaikan satu kabar, entah di WAG, entah di medsos, lalu menyibukkan diri untuk membalas komentar-komentar orang akan kabar yang dia sampaikan. Dan aku berada di lingkup itu.

 

Hingga pertengahan April 2024. aku lelah. Lelah beramah-tamah. Lelah sok penuh perhatian, lol. (I know I am very annoying. Lol) dan aku kembali menemukan peace setelah off dari facebook. Aku tidak deactivate, akun tetap ada. Aku kadang tetap menulis status, tapi untuk diri sendiri, sebagai pengingat momen di masa-masa depan.

 

Aku berbeda dengan mamas yang katanya juga berpikir untuk meninggalkan facebook. Dia sih katanya karena banyak orang yang fake di sana. Menulis status blah blah blah namun justru dari status-status yang mereka tulis, jika dibandingkan dengan apa yang sebenarnya mereka lakukan -- yang juga bisa 'dibaca' dari status-status mereka itu (this is called 'reading between the lines') mereka sebenarnya justru sebaliknya. Dia lelah berinteraksi dengan orang-orang fake. Sementara aku? Aku lelah saja sok perhatian ke orang-orang. Ha ha, salahku sendiri ya telanjur bertingkah sok seleb (kata Angie!!! Lol) lalu merasa kehilangan me time. 😂😂😂

 

PT56 16.21 14/05/2024

 

No comments: