(This is an old writing of mine, I wrote this on 10 August 2022, I wrote this in my private blog. And I found it weird because I didn't post this here. haha ...)
Perpanjangan masa berlaku SIM
Seingat
saya, 5 tahun lalu ada peraturan untuk mengurus perpanjangan SIM
minimal seminggu sebelum tanggal kelahiran. Saya mengurusnya di akhir
bulan Juli, ga pakai ngantri lama.
Waktu itu, untuk "membeli" blangko dan formulir SIM membayar Rp. 75.000,00. Untuk cek kesehatan membayar Rp. 50.000,00.
Dari status-status yang saya baca di medsos sekarang ada tambahan biaya untuk psikotes dengan biaya Rp. 75.000,00.
Seminggu
yang lalu saya berangkat ke lokasi perpanjangan SIM (keliling) agak
siang. (Lagi, seingat saya 3 tahun lalu saya menemani anak saya mengurus
perpanjangan SIM. Kami sampai lokasi sebelum pukul 08.00, mobil
pelayanan SIM keliling belum datang.) Tapi ternyata, sampai sana,
pendaftaran pengurusan perpanjangan SIM sudah ditutup. Ga heran,
orang-orang yang sedang mengantri memandang saya dengan sorot mata
heran. Ada 2 kemungkinan artinya:
1) Whattt? Ngurus perpanjangan SIM kok nyantai sekali, jam segini baru datang?
2) Ini orang ngapain kesini? Disini menyediakan pelayanan SIM sementara saya datang naik sepeda. emang sejak kapan orang naik sepeda (onthel) butuh SIM?
Sebelum meninggalkan lokasi seseorang yang baik hati menyapa;
X: "pendaftaran sudah tutup nggih mbak?"
Saya: "nggih. Tapi SIM saya masih berlaku sampai 10 hari ke depan. Masih lumayan lama."
X:
"lebih baik njenengan urus dekat tanggal berakhirnya. Sekarang masa
berlaku SIM sampai tanggal diurus, 5 tahun lagi. Beda dengan dulu,
disamakan dengan tanggal ulang tahun, 5 tahun ke depan."
Saya: "owh ... nggih maturnuwun infonipun."
X: "nggih sami-sami."
FYI, tadi saya membayar Rp. 135.000,00 untuk blangko SIM dan test kesehatan. Rp. 75.000,00 untuk psikotes.
Psikotes
ada 30 pernyataan yang harus dijawab dengan mencentang kolom "YA," dan
"TIDAK". Ada beberapa pernyataan yang membuat saya kebingungan karena
saya tidak akan cukup puas jika saya hanya harus mencentang 2 kolom yang
tersedia.
1. Saya sering berdebar-debar.
Ini pernyataan yang membingungkan jiwa penyair saya.
konteksnya apa dulu dong. Ye kan? Kalau cuma mengisi psikotes ya jelas
saya tidak berdebar-debar. Beda kalau konteksnya saya akan bertemu
kekasih saya. Misalnya. Ya jelas, debaran jantung saya bisa terdengar
dari jarak 5 meter. #uhuk
2. Wajah saya sering berwarna kemerah-merahan
Ini hubungannya apa coba dengan mengurus perpanjangan SIM?
Jelas saya sering mengalami, saat saya sedang sepedaan di siang hari,
misalnya. Atau saat seseorang yang saya taksir tiba-tiba membubuhkan
reaksi "" dalam postingan #gombalretjeh saya. Alamaaak, mana tahan?
3. Saya sering tersipu-sipu
Nah
lo. Pernyataan ini sebenarnya membuat saya ingin menulis jawaban yang
panjang dan lebar. Jawaban hanya "YA" atau "TIDAK" tidak akan memuaskan
saya.
Jelas saya akan tersipu-sipu saat seseorang yang saya kasihi mengirim emoticon ""
via WA yang kemudian emoticon itu bisa berdenyut-denyut seolah dia tahu
begitulah jantung saya bisa berdegub lebih kencang ribuan kali saat
menerima WAnya. Atau saat pertama kali dia mengirimi saya lagu "one
thing leads to another".
Tapi saat saya naik motor? Jelas saya tidak perlu tersipu-sipu kan? Hahahaha ...
Demikianlah keanehan psikotes dalam rangka perpanjangan SIM hari ini
No comments:
Post a Comment