Search

Thursday, July 18, 2024

Stunning Prambanan!

 



Minggu 14 Juli 2024

 

Semula aku berencana pulang ke Semarang hari ini. Tapi ternyata mbak Rina masih 'penasaran' untuk membenahi kakiku: dia memintaku balik terapi lagi di hari Senin 15 Juli 2024. So? Seharian hari Minggu ini aku ga perlu buru-buru pulang ke Semarang. So? Ranz bisa bebas mengajakku pergi entah kemana.

 

Ranz menawariku apakah aku mau dolan ke Jogja (lagi!) Malioboro will never bore me, so aku setuju. Karena ga berencana pergi ke luar kota di malam sebelumnya, pagi ini kami nyantai sekali bangunnya. Sekitar jam 09.15 kami baru selesai mandi.

 

"Kalau ke Prambanan, kamu mau ga?" tiba-tiba Ranz bertanya. Ya aku mau saja. Terakhir kali aku ke Prambanan tahun 2014 bersama Angie, setelah aku datang reunian dengan kawan-kawan kuliah S1. 10 tahun lalu! Ranz pun menawari Deven, dan Deven langsung bersukacita mandi.

 

Sebelum berangkat, Ranz ngecek apakah ada KA antar kota yang berhenti di Klaten (dia ngecek KA Pasundan dan Sancaka yang lewat stasiun Balapan/Purwosari), ternyata tidak ada. Aha … ya tentulah KA itu ga berhenti di Klaten, apalagi di stasiun Brambanan. Aku sih sudah mengira kalau beneran ke Prambanan, kami harus naik KRL Prameks. Nah, begitu tahu kami 'hanya' akan naik KRL, Deven langsung menolak ikut. FYI, gerbong KRL selalu penuh penumpang! Mendapatkan tempat duduk merupakan satu keajaiban! Lol.

 

Karena hanya berdua, Ranz mengajak naik sepeda menuju stasiun Purwosari. Sepeda kami tinggal di stasiun, digembok. Aku naik Jean Grey, Ranz naik Shaun.

 

Aku ga merhatiin kami berdua naik KRL yang jam berapa, dan sampai di stasiun Brambanan jam berapa. Mungkin sekitar jam 11.30 apa ya? Sesampai stasiun Brambanan (FYI, nama stasiunnya BRAMBANAN, bukan PRAMBANAN ya), Ranz mengajak naik bentor menuju pelataran candi, dengan biaya Rp. 20.000,00.

 


Saat akan membeli tiket, Ranz baru bilang kalau dia lebih ingin ke situs Ratu Boko dibanding menjelajahi Candi Prambanan dan candi-candi di sekitarnya. Tiket masuk candi Prambanan Rp. 50.000,00 untuk turis domestik. Tiket terusan masuk candi Prambanan dan situs Ratu Boko Rp. 85.000,00. kebetulan ada shuttle yang akan membawa para pengunjung ke situs RB pukul 12.30; shuttle akan menjemput lagi pukul 14.30. ini berarti jika kami berdua membeli tiket terusan, kami akan menjelajahi situs RB terlebih dahulu, baru Prambanan. This was disappointing for Ranz, karena ternyata diam-diam dia ingin stay di situs Ratu Boko sampai sunset. Karena shuttle yang ada hanya akan menjemput pukul 14.30, berarti jika kami stay sampai sunset, kami harus turun sendiri ke jalan raya.

 

Aku pun menghubungi Radit untuk bertanya apakah ada ojek dari situs RB ke jalan raya. To Ranz's disappointment, Radit tidak yakin apakah ada.

 

Frankly speaking, kukira Ranz tetap akan kepengen ke situs RB. Waktu dia bilang, "Ya sudah, yuk beli tiket dulu," kirain dia tetap mau beli tiket terusan. Ternyata dia hanya membeli tiket untuk masuk candi Prambanan! Karena aku ga punya keinginan apa-apa, aku manut saja. Anywhere will do lah pokoknya.

 

Berjalan-jalan mengitari area candi Prambanan is okay for me, dengan kondisi kaki yang baru 'dibenahi' mbak Rina, dan keesokan hari akan 'dibenahi lagi'. Yang susah adalah saat aku kepengen masuk ke Candi Siwa, candi yang paling besar. 'Tangga' yang terbuat dari batu-batu besar itu rada susah kudaki. Meski susah, aku tetap ingin masuk, ingin punya foto kenang-kenangan di dalam candi, mumpung pengunjung masih boleh masuk candi. You know, sekarang pengunjung candi Borobudur harus membayar mahal jika mereka ingin naik candi kan ya. Rp. 750.000,00 if I am not mistaken?

 

Bagiku sendiri, cukup memasuki candi Siwa saja, aku tidak ingin menyiksa kakiku dengan masuk candi-candi yang lain, bahkan candi perwara yang ukurannya lebih kecil pun tidak kumasuki. Cukup aku foto dari jauh saja.

 

Honestly, kakiku sudah cukup lelah ketika sampai di lokasi dimana para pengunjung bisa menyewa sepeda (biasa), sepeda listrik, maupun 'scooter' yang bisa dinaiki untuk menyambangi lokasi Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu. Semula aku menyarankan Ranz untuk nyewa sepeda (biasa) yang model city bike, ada tempat duduk di belakang, so aku cukup mbonceng, biar Ranz yang naik sepeda. Ternyata o ternyata, ada waktu yang terbatas untuk menyewa sepeda ini, hanya 20 menit. (Sedangkan untuk menyewa sepeda listrik maupun scooter, waktunya dibatasi hanya 15 menit!) Karena ga yakin apakah waktu 20 menit itu cukup untuk kami menjelajahi area di situ, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Kakiku bisa kuajak jalan kaki, asal ketika aku merasa capek, aku harus mengistirahatkan kaki.

 



Guess what? Saat kami berjalan menuju Candi Sewu yang paling jauh, selain kami berdua yang berjalan kaki. Pengunjung lain yang berjalan kaki hanya bule-bule; pengunjung dari Indonesia lain kebanyakan nyewa sepeda atau sepeda listrik, atau 'mobil khusus' yang bisa dinaiki 7 orang sekaligus.

 

Jika keluhanku adalah kaki, Ranz berulang kali mengeluh kalau perutnya lapar! Lol.

 

my lunch

Menjelang pukul 16.00 kami sudah keluar dari kawasan Candi Prambanan. Setelah melewati pintu keluar, menuju tempat parkir, kami melewati area para penjual makanan dan penjual merchandise. Karena Ranz sudah berulang kali mengeluh lapar, aku mengajaknya mampir ke salah satu lapak penjual makanan untuk makan siang yang kesorean. Aku memilih satu porsi nasi ayam kremes, rasanya lumayan, sambal terasinya juga enak, meski kurang pedas. Sementara Ranz memesan satu porsi mie ayam.

 

Ranz membayangkan pulangnya naik KRL dan kudu berdiri, dia sudah merasa lelah, lol. Maka dia mengajakku mencoba naik bus antar kota. Oke. Sudah lama juga aku tidak naik bus, it is worth doing again. Kami berjalan kaki sampai di traffic light, kemudian menunggu bus jurusan Solo. To our disappointment, setelah menunggu selama kurang lebih 20 menit, hanya ada bus jurusan Surabaya, yang menolak berhenti ketika Ranz melambaikan tangan. Menjelang jam 17.00 aku memutuskan sebaiknya kami naik taksi online balik ke stasiun Purwosari untuk menjemput 2 sepeda yang kami naiki. Aku cek, biayanya Rp. 262.000,00. di OvO aku masih punya dana Rp.80.000,00 so aku cukup top up sejumlah Rp. 250.000,00 saja. Untunglah ga pakai lama kami menunggu mobil yang akan membawa kami kembali ke Solo.

 

Tahu aku memilih naik taksi online untuk kembali ke Solo, Ranz bilang, "Wah, tahu gitu, kita ke situs Ratu Boko dulu saja." tapi aku tolak, kakiku sudah cukup aku 'siksa' hari itu.

 

Candi Prambanan - Stasiun Purwosari itu mungkin hanya sekitar 45 kilometer, tapi perjalanan butuh waktu 2 jam gegara traffic yang padat.

 

Next time, aku masih mau lagi dolan ke Candi Prambanan, dan mungkin juga sekaligus situs Ratu Boko. If possible, mengajak kedua keponakanku. Hope the Almighty grant my wish. Amen!

 

PT56 11.47 18/07/2024

 

No comments: