Search

Wednesday, July 31, 2024

Semarang Pesonanya Apa? :)

Tulisan ini tertrigger dari tulisan lamaku di link ini 😁

Menurut analisis blogger, tulisan yang kuberi judul SEMARANG PESONA ASIA ini di-view 4 kali kemarin, Selasa 30 Juli 2024, entah oleh 1 orang yang ngeklik halaman itu 4 kali, atau diklik oleh 4 orang yang berbeda. Tapi, membaca ulang tulisan itu membuatku geli sendiri, lol. nampaknya waktu itu aku memandang kota Semarang dengan setengah hati, ga pede bahwa Semarang bakal menarik perhatian orang untuk datang ke kota kelahiranku ini, lol. dan aku menganggap ide ex wali kota Semarang waktu itu sangat absurd dan ketinggian. hoho ... but don't get me wrong, no matter what, I love my hometown! 💓💓💓

kebetulan term ini, kursus tempat aku mengajar Bahasa Inggris mengadakan lomba, salah satunya -- untuk anak level SMA dan kuliah -- adalah giving a presentation dengan topic "how to attract tourists coming to Semarang, from the youth's perspective". Aku mengajak salah satu kelasku untuk membahas ini: "If you have a friend or relative living far away coming to Semarang, where will you take him/her to go around Semarang?"

Yang pertama mereka sebut adalah Kota Lama. (Di tulisan lamaku itu, Kota Lama belum seperti sekarang, lokasi itu masih menjadi tempat yang tidak aman untuk dikunjungi di waktu malam hari.) Sekarang, Kota Lama adalah destinasi wisata yang aman dan menyenangkan untuk dikunjungi mulai dari pagi hari sampai midnight! Jika di tulisan lama itu, aku hanya menyebut Gereja Blenduk, sekarang orang bisa dengan mudah menemukan spot-spot yang cukup instagrammable di Kota Lama, tidak hanya dengan background Gereja Blenduk. 


 

Well, jujurly, tidak hanya Semarang yang memiliki 'Old Town', Jakarta maupun Surabaya juga memiliki kawasan yang mereka sebut sebagai "Kota Tua". Tapi, tentu jenis-jenis bangunan peninggalan dari pemerintah Kolonial Belanda berbeda dari satu kota ke kota yang lain. So, aku tetap yakin bahwa orang akan senang berkunjung ke Kota Lama Semarang sambil foto-foto tentu saja.


 

Lawangsewu adalah destinasi kedua yang disebut oleh siswaku. Gedung bersejarah Lawangsewu juga dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Mungkin kota-kota lain juga memiliki bangunan yang di satu sisi ada kemiripan dengan Lawangsewu, misal Benteng Van Der Wijck di Gombong atau Benteng Van Den Bosch di Ngawi. Tapi, hanya Lawangsewu lah bangunan yang memiliki pintu yang banyak sekali - meski jumlahnya tidak benar-benar sampai sewu alias seribu. But trust me, di era orang suka pamer di media sosial, berkunjung ke Lawangsewu lalu foto-foto di sana is really worth showing off. 


 

Destinasi wisata ketiga adalah Sam Poo Kong, yang di masa aku kecil dulu lebih dikenal dengan nama Gedung Batu. Berbicara tentang klenteng yang besar, tentu saja Sam Poo Kong bukan satu-satunya yang ada di Pulau Jawa. Klenteng Kwan Sing Bio yang terletak di Tuban juga luas sekali areanya. Namun, Sam Poo Kong memiliki nilai historis khusus karena di awal bangunannya, sebenarnya petilasan ini dibangun oleh anak buah kapal Laksamana Cheng Ho alias Zheng He untuk dimanfaatkan sebagai masjid. Di lokasi yang sama, ada makam sang juru mudi kapal Laksamana Chen Ho yang meninggal dalam penjelajahannya. Namun, karena petilasan ini dihiasi ornamen-ornamen ala Cina dan berwarna merah dan kuning yang cethar, orang-orang lokal waktu itu mengira ini adalah klenteng, tempat bersembahyang orang-orang yang beragama Kong Hu Chu. Akhirnya, malah fungsinya berubah, tak lagi sebagai masjid, namun sebagai klenteng. Meskipun begitu, di salah satu bangunan yang cukup besar, terletak di samping 'Gedung Batu' ada bedug yang berukuran cukup besar.

"And don't forget to visit Simpanglima, Miss." kata siswa yang sama. 

Well, duluuu, Simpanglima memang merupakan satu tujuan hangout yang cukup populer, sebelum Kota Lama direnovasi sedemikian rupa, atau lokasi-lokasi lain dibangun oleh pemerintah/swasta. Maka, aku minta siswa itu untuk menjelaskan mengapa Simpanglima.

"I think Simpanglima is quite good for people to enjoy the culinary of Semarang," jelasnya. 

Aha ... ya aku ingat! (maklum aku jarang kelayapan di Simpanglima di malam hari, maklum menuju ke arah sana itu traffic selalu padat merayap, terutama di malam Minggu.) Di sekeliling Simpanglima, pemerintah telah membangun semacam street food court dengan beraneka jenis masakan khas Semarang; mulai dari nasi ayam (seperti nasi liwet di Surakarta), tahu gimbal, nasi pecel, dll. Yang hobi kulineran, sila datang ke sana. 

Jika sekarang banyak orang berbondong-bondong mampir ke masjid Syaikh Zayed jika mereka ke Solo, dulu saat Masjid Agung Jawa Tengah pertama kali usai dibangun, masjid ini juga menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Salah satu keistimewaan MAJT adalah dia memiliki 6 payung raksasa elektrik yang terbuka saat shalat Jumat, seperti yang ada di masjid Nabawi. Selain itu juga ada Menara Asma-ul Husna setinggi 99 meter. Dari atas menara, kita bisa melihat pemandangan kota Semarang sampai lumayan jauh.

Selain Sam Poo Kong, Semarang juga punya destinasi wisata religi lain untuk mereka yang beragama Buddha, yakni Vihara Buddhagaya yang terletak di area Pudakpayung, Semarang atas. Di sini ada patung Buddha berbaring dalam ukuran cukup besar loh. 

FYI, yang menarik dari kota Semarang adalah Semarang bisa dibagi menjadi dua area, area Semarang atas dan area Semarang bawah. Pengunjung bisa menikmati kerlap-kerlip lampu di Semarang bawah dengan cara mereka menikmati makan di resto yang terletak di Semarang atas, yang memiliki view kota bawah tentu saja. 

So far, it is enough ya. Next time I will write more about Semarang, if I have good mood. haha 

MS48 19.19 31/07/2024

Don't Go Away - ERA

 


Don't Go Away

Song by ERA

Gratias agimus
Agimus tibi
Propter magnam gloriam
Propter gloriam tuam
Domine Deus, Deus Rex coelestis
Oh Domine Deus!
Pater omnipotens

Don't go away, don't go away
Forever and ever we'll go on
Don't go away, don't go away
There's no other place where you belong
Don't go away

Oh Domine Deus!
Pater omnipotens
Oh Domine Deus!
Pater omnipotens

Don't go away, don't go away
Forever and ever we'll go on
Don't go away, don't go away
There's no other place where you belong
Don't go away, don't go away
I've given to you, babe, all my love
Don't go away, don't go away
Forever and ever we'll go on

Oh Domine Deus!
Pater omnipotens

Don't go away, don't go away
Forever and ever we'll go on
Don't go away, don't go away
There's no other place where you belong

Don't go away, don't go away
Forever and ever we'll go on
Don't go away, don't go away

Don't go away, don't go away
Forever and ever we'll go on

 


Tuesday, July 30, 2024

K L I S E

 


Membaca (ulang) postingan lawas yang menulis tentang satu cerpen karya Dewi Ria Utari yang berjudul 'K L I S E' membuatku kian menyadari betapa aku ini telah menjadi makhluk yang mudah lupa. Hiksss … karena faktor U? di tulisan lawas itu aku tidak menulis ending kisah karena (1) aku tidak mau spoiling keingintahuan pembaca. Well, who knows ada pembaca blog yang pengen tahu ending cerita? Kalau aku tulis, pembaca tidak akan lagi curious, so pembaca tidak akan mencoba mencari buku yang berisi koleksi cerpen karya Dewi Ria Utari itu. (2) aku yakin aku masih akan ingat ending kisah cerpen itu sampai kapan pun.

 

Ternyata o ternyata setelah 14 tahun berlalu, aku blas tidak ingat sama sekali! So? Aku pun penasaran, akhir kisahnya seperti apa ya sehingga cerpen itu bisa dikatakan memiliki plot twist? Beberapa hari berlalu, aku (sok) sibuk sehingga tidak ingat untuk mencari kumcer itu. Setiap ingat cerpen itu, aku hanya berusaha menerka-nerka akhirnya bagaimana ya?

 

Kebetulan hari ini, Selasa 30 Juli 2024 aku tidak 'sebegitu' (sok) sibuk, lol, dan kebetulan aku ingat kisah itu. So? Aku menyempatkan diri ngublek-ngublek rak bukuku mencari kumcer yang berjudul "Kekasih Marionette". Gagal menemukannya di 3 rak buku, akhirnya aku beruntung menemukannya di rak buku yang terletak jadi satu dengan ranjang tempat tidurku!!! Hohoho …

 

And guess what? Saat awal membaca ulang kisah itu, begitu saja aku teringat ending yang memberi kesan plot twist! Lol.

 

Karakter utamanya bernama Sara, seorang perempuan. Saat berjalan di mall, setelah belanja 'lingerie', dia 'berpapasan' dengan seorang laki-laki yang secara tidak sengaja menabraknya sehingga lingerie yang dia beli bertaburan di lantai. Yang menarik adalah Handi -- nama laki-laki penabrak ini -- tidak sendirian, dia berjalan diiringi oleh seorang anak kecil imut yang ternyata anaknya. Sebagai ungkapan permintaan maaf, Handi mengajak Sara makan es krim, tentu bertiga dengan si mungil Kiara.

 

Handi mengaku sedang dalam proses perceraian dengan ibunya Kiara. Dan semenjak makan es krim bertiga itu, Kiara digunakan sebagai 'senjata' Handi untuk mendekati Sara, dengan alasan, "Kiara menyukaimu. Dia jarang lo menyukai perempuan teman papanya." Sara sendiri mengaku (sempat) tertarik pada Handi karena dia melihat sosok Handi adalah sosok seseorang yang dia sukai: "seorang ayah yang begitu dekat dengan sang anak, dan terlihat hubungan yang harmonis antara keduanya".

 

Can you guess how the story ends? With plot twist?

 

(again, I don't have intention to write it here, lol.)

 

PT56 13.54 30/07/2024

 

H A P P I E R

 


HAPPIER

By Ed Sheeran

 

Walking down 29th and park

I saw you in another's arms

Only a month we've been apart

You look happier

 

Saw you walk inside a bar

He said something to make you laugh

I saw that both your smiles were twice as wide as ours

Yeah, you look happier, you do

 

Ain't nobody hurt you like I hurt you

But ain't nobody love you like I do

Promise that I will not take it personal, baby

If you're moving on with someone new

 

'Cause baby you look happier, you do

My friends told me one day I'll feel it too

And until then I'll smile to hide the truth

But I know I was happier with you

 

Sat on the corner of the room

Everything's reminding me of you

Nursing an empty bottle and telling myself you're happier

Aren't you?

 

Ain't nobody hurt you like I hurt you

But ain't nobody need you like I do

I know that there's others that deserve you

But my darling, I am still in love with you

 

But I guess you look happier, you do

My friends told me one day I'll feel it too

I could try to smile to hide the truth

But I know I was happier with you

 

Baby, you look happier, you do

I knew one day you'd fall for someone new

But if he breaks your heart like lovers do

Just know that I'll be waiting here for you

 


Monday, July 29, 2024

Some episodes of I DREAM OF JEANNIE

 Whoever has this channel, I feel very grateful to upload some episodes of I DREAM OF JEANNIE! I am very entertained!





From Canon in D to Don't You Forget by ERA

 

Tahun 2006 saat Abang mengirim media player (sejenis 'ipod' yang sedang booming waktu itu), Abang juga mengirim CD berisi kompilasi lagu-lagu kesukaannya; dia ingin berbagi denganku lagu-lagu itu. Sebagian besar lagu itu 'new' buatku, tapi aku tetap bisa menikmatinya. Satu lagu yang kemudian sangat kusukai berjudul Canon in D.


karena di file lagu yang dikirimkan itu ada suara deru ombak yang epic. (susah juga mencari yang persis seperti yang dikirim oleh Abang di youtube.)

Selain itu, lagu milik ERA yang berjudul Don't you forget dan Don't go away juga sangat kusukai.

dua tahun lalu, hard disk tempat aku menyimpan lagu-lagu dari Abang rusak. I lost all of those files. So, aku minta Abang mengirim ulang lagu-lagu itu. Ternyata o ternyata CD yang dimiliki Abang juga sudah raib, maklum sudah 16 tahun. (oemjiiii lama banget yaaa). Aku sendiri lupa yang mana-mana saja yang sangat kuingini. Abang mengirim lebih dari 100 files lagu, randomly. Namun, tidak ada lagu-lagu milik ERA ini. dan konyolnya, saat aku ingin mendengarkan lagu-lagu ini, aku lupa judulnya, bahkan juga lupa siapa penyanyinya, lol. Foolish of me! lol.

beberapa hari aku mencoba googling, seingatku saja any random title. namun tidak bertemu. 

dan begitu saja, kemarin hari Minggu 28 July 2024, mendadak seperti ada yang membisikiku, "The name of the musician is ERA, Na! Try google it again!" Dengan rada ragu-ragu aku googling. dan ternyataaaaaaaaaaaaa; tadaaaaaaaaaaaaa ... I FOUND IT!!!

oh, thank you whoever whispered in my ear, lol. lirik dan melodinya bikin ngelangut, namun karena hatiku sedang ngelangut beberapa hari terakhir ini, ya cocok kan ya.

MS48 16.54 29/07/2024




I L U S I

 


ILUSI

 

dan bungaku layu

saat kata-kata manismu nan penuh sembilu terucap

menusukku

berdarah-darah

 

barang kali satu saat nanti

(andai kau kembali)

rasa yang pernah kita kenal

yang pernah membawa kita ke satu hasrat yang sama

akan memilih makna yang berbeda

yang mungkin tak kan lagi kau kenali

 

kau barang kali bukan penjahat yang tak punya hati

hanya aku yang bermimpi menjadi penyair

sedang ringkih saat

kau melintas

dan lambaikan tangan

berharap kusediakan ruang dalam hidupku

untuk kau singgahi

 

Starbucks Anjasmoro 11.56 28 July 2024

 

Saturday, July 27, 2024

F a n a

 

lirik lagu yang pernah kau kirimkan

tak lagi ia mendesah merdu merayu

dalam sekian kenangan

:

kerna cinta kita

hanya seperti sinar mentari

di musim dingin

menghangatkan

namun hanya sesaat

setiap kata

setiap nada

fana


 

Friday, July 26, 2024

Who do you choose to make friend with?

 


Masa-masa kampanye pilpres di Indonesia adalah masa-masa krusial, terutama sejak pilpres tahun 2014, setelah sosial media marak disebabkan teknologi android yang memasyarakat membuat lebih banyak orang untuk berlomba-lomba eksis di sosial media. Disebabkan beda pilihan capres, banyak orang yang saling unfriend. Aku juga mengalaminya dong, lol. Bahkan beberapa siswa/mahasiswa yang dulu saat menjadi siswa/mahasiswa di kelasku begitu memujaku -- uhuk -- gegara beda pilihan capres telah unfriend aku. I don't mind at all, of course.

Pilkada DKI Jakarta tahun 2016 juga memiliki pengaruh yang sama, menurut pengalamanku pribadi. Well, pilgub di Jakarta ini juga mempengaruhi pertemanan di sosial media meski mereka-mereka itu tidak tinggal di Jakarta. Funny, isn't it? lol. Penyebabnya adalah keikutsertaan Basuki Tjahya Purnama a.k.a Ahok. (I believe you still remember this?)

Pilpres 2019 tidak terlalu memiliki pengaruh yang banyak menurutku, karena 'peserta' pilpres adalah orang yang sama dengan pilpres tahun 2014. Yang menarik adalah yang terjadi setelah itu: Prabowo -- capres yang kalah (lagi) -- bergabung bersama Presiden incumbent. Di circle sosmedku sih ga terlalu banyak gejolak karena orang-orang yang berada di list pertemananku seperti telah tersortir sejak pilpres 2014, ditambah pilkada DKI Jakarta 2016. 

Pilpres 2024 jelas amat sangat menggonjang-ganjingkan jagad sosial media: yang dulu memilih Pak Jokowi karena membenci Pak Prabowo jelas tidak akan memilih capres 02. You know why, don't you?Kita semua tahu bahwa capres/cawapres 02 menang, dan aku baru ngeh ternyata nampaknya di sirkel pertemananku di sosmed -- terutama facebook -- kebanyakan tidak suka pada Prabowo, padahal Prabowo lah yang menang kali ini. Nah lo.

Sudah ada beberapa orang yang unfriend aku; sebagian yang aku amati adalah kawan satu alma mater. Padahal aku tidak sebegitu nyinyir pada capres 01 maupun 03 loh. hohoho ... Tapi, aku merasa grateful mereka unfriend. Aku sendiri ingin unfriend beberapa orang yang nampaknya masih saja gatal jari-jarinya untuk menulis status-status nyindir-nyindir incumbent. Namun nanti dulu lah. Aku masih memilih hibernasi dari facebook: jiwa introvert-ku sedang amat sangat menguasai: aku lelah beramah tamah, meski hanya di dunia maya.

Sekian hari lalu aku membaca status seseorang tentang "berteman hanya dengan yang satu pilihan capres". Dia tidak mudah konfirmasi friend requests di zaman pilpres begini, karena dia ogah jika di masa datang ternyata, misalnya, dia harus unfriend atau di-unfriend jika memiliki pilihan capres yang beda, lol. 

Aku sendiri penganut prinsip jika pertemanan itu sudah tidak perlu dipertahankan, ya buang sajalah teman seperti itu. Ye kan? 

MS48 15.35 26/07/2024

WILL YOU BE THERE

 


WILL YOU BE THERE?

By Michael Jackson

 

Hold me

Like the river Jordan

And I will then say to Thee

You are my friend

 

Carry Me

Like You are my Brother

Love me like a Mother

Will You be there

 

Weary

Tell me will You hold me

When wrong, will You scold me

When lost will You find me

 

But they told me

A man should be faithful

And walk when not able

And fight till the end

But I'm only human

 

Everyone's taking control of me

Seems that the world's

Got a role for me

I'm so confused

Will you show to me

You'll be there for me

And care enough to bear me

 

(hold me) show me

(lay your head lowly)

(softly then boldly) yeah

(carry me there)

 

(lead me) hold me

(love me and feed me) yeah

(kiss me and free me) yeah

(I will feel blessed) I'm only human

 

(carry) carry

(carry me boldly) yeah

(lift me up slowly) yeah

(carry me there) I'm only human

 

(save me) lift me

(heal me and bathe me) lift me up, lift me up

(softly you say to me)

(I will be there) I will be there

 

(lift me) told me yeah

(lift me up slowly)

(carry me boldly) yeah

(show me you care) will You be there

 

(hold me) woo

(lay your head lowly) get lonely sometimes

(softly then boldly) I get lonely, yeah yeah

(carry me there) will you be there

 

(need me) woo

(love me and feed me) lift me up, hold me up

(kiss me and free me) lift me up sometimes, up sometimes

(I will feel blessed) oh yeah

 

In our darkest hour

In my deepest despair

Will you still care

Will you be there

In my trials

And my tribulations

Through our doubts

And frustrations

 

In my violence

In my turbulence

Through my fear

And my confessions

 

In my anguish and my pain

Through my joy and my sorrow

In the promise of another tomorrow

I'll never let You part

For You're always In my heart

 


Pesan Terakhir

 


PESAN TERAKHIR

by Lyodra

T'lah kucoba t'rus bertahan
Tentang cinta yang kurasa
Ku mencinta, kau tak cinta
Tak sanggup ku terus bertahan

Sadar ku tak berhak untuk terus memaksamu
Memaksamu mencintaiku sepenuh hati
Aku 'kan berusaha untuk melupakanmu
Tapi terimalah permintaan terakhirku

(Genggam tanganku) genggam tanganku, Sayang
Dekat denganku, peluk diriku
Berdiri tegak di depan aku
Cium keningku 'tuk yang terakhir

Ku 'kan menghilang jauh darimu
Tak terlihat sehelai rambut pun
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu, ho-oh

Ku tak membencimu
Kuharap kau pun begitu, ah (kuharap begitu), yeah-yeay
Tak ingin kau jauh
Tapi takdir menginginkan kita 'tuk berpisah

Genggam tanganku, Sayang
Dekat denganku, peluk diriku
Berdiri tegak di depan aku
Cium keningku 'tuk yang terakhir

Ku 'kan menghilang jauh darimu
Tak terlihat sehelai rambut pun
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu

(Genggam tanganku, Sayang) ho-oh
(Dekat denganku, peluk diriku) oh-wo-wo
(Berdiri tegak di depan aku)
(Cium keningku 'tuk) yang terakhir

Ku 'kan menghilang jauh darimu
Tak terlihat sehelai rambut pun
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu

Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu

 


White Flag

 


WHITE FLAG

by Dido

I know you think that I shouldn't still love you
Or tell you that
But if I didn't say it, well, I'd still have felt it
Where's the sense in that?

I promise I'm not trying to make your life harder
Or return to where we were

But I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be

I know I left too much mess and
Destruction to come back again
And I caused nothing but trouble
I understand if you can't talk to me again
And if you live by the rules of 'it's over'
Then I'm sure that that makes sense

But I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be

And when we meet
Which I'm sure we will
All that was there
Will be there still

I'll let it pass
And hold my tongue
And you will think
That I've moved on

I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be

I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be

I will go down with this ship
And I won't put my hands up and surrender
There will be no white flag above my door
I'm in love and always will be

P.S.:

This is the broken-hearted song of Ranz in 2015 when a guy came into my life and he successfully flirted me.

 



Thursday, July 25, 2024

Broken-hearted

 


Around 4 decades ago (omg, I am 'that' senior huh? lol) I had a penpal living in Subang. Both of us had the same teenage crush: Steve Austin, the six million dollar man. We talked a lot about this idol of ours in our letters. One day I sent her a broken-hearted poem I wrote when the Six Million Dollar Man no longer played on television. In return, she, her name is Ida, sent me her broken-hearted poem too. But in an instant I knew that the poem was the translation of Skeeter Davis' song lyric of THE END OF THE WORLD. I knew this song when I was in junior high school, and I learned the lyric to improve my English. 😃

and this morning, I 'found' the video file in my gadget, and when listening to it, I remember Ida, and right now I am still broken-hearted. What a coincidence!


 

Meanwhile, several weeks ago, the first time I paid attention to the lyric of ABBA's song THE WINNER TAKES IT ALL although I have known this song for decades too, (better late than never, am I right? lol). In the video that I closely watched at that time, the facial expression of Agnetha when singing it looked so 'real' that she was hurt. And I could feel that hurt because I felt the same thing: being ignored and unappreciated by a loved one.

so, at the moment, my broken-hearted song is THE WINNER TAKES IT ALL, and not THE END OF THE WORLD.


PT56 11.05 25/07/2024

Wednesday, July 24, 2024

Gadget

 


awal tahun 2017 pertama kali aku membeli sebuah tab, mumpung Angie 'nemu' tempat beli tab dengan spesifikasi yang lumayan dan harga yang terjangkau bagiku. kebetulan waktu itu, hape yang kumiliki -- hadiah dari Ranz di awal tahun 2015 -- mulai lelet kupakai. so, untuk keperluan sehari-hari, aku lebih menggunakan tab ketimbang hape. 

namun ternyata tab itu tidak berumur panjang. mungkin hanya sekitar satu setengah tahun saja aku pakai: sensor screen-nya bermasalah, sehingga susah dipakai (lha gadget zaman sekarang itu kan semua layar sentuh kan ya? CMIIW) waktu aku bilang ke Ranz aku butuh beli gadget baru, dia bertanya, "hp? atau tab?" kujawab, "tab saja." dia heran, baginya tab itu tidak praktis dibawa kemana-mana berhubung ukurannya yang besar. 😂 

"Tapi enak buat orang yang bermata belor sepertiku, gambar maupun tulisan bisa terlihat lebih jelas!" kataku ngeyel, lol.  

guess what I bought after that 'argument' I had with Ranz?

aku beli hp. wkwkwkwkwk ... ini karena Angie mendadak mendapat fasilitas tab dari kantornya dan mengizinkan tab yang dia punya untuk aku pakai, tab yang sama persis yang kubeli di awal tahun 2017. (FYI, sampai sekarang tab itu masih berfungsi, meski 'hanya' difungsikan untuk seperti e-book saja oleh Angie.) so, hp 'hanya' berfungsi sebagai pendamping tab. yang kupakai sehari-hari tetaplah tab.  apalagi jenis hp yang dibelikan oleh Ranz (she bought it online, I gave my money to her) ini ternyata mudah panas saat dipakai. aku sungguh merasa tidak nyaman memakainya. so, hp ini jarang banget aku pakai.

di awal tahun 2020, tab milik Angie jatuh di Alaska Ngobo. (read the story in this link please.) aku patah hati terutama karena jarak tempuh gowes yang sudah tercatat di tab hilang begitu saja. untuk menghiburku, Ranz membelikanku tab lain. (aku tetap keukeuh untuk beli tab kali ini. haha)

pertengahan tahun 2021 tiba-tiba tab ini ngambeg aku pakai, hampir mirip dengan tab milikku yang aku beli di tahun 2017, sensor screen error. saat aku bawa aku sams*** center, aku diminta bayar sekitar 1,5 juta rupiah (lha padahal tab yang sama persis dijual di situ dengan harga 2 juta rupiah. ya mending beli baru yak? lol) Ranz berencana akan membawanya ke Solo untuk dibetulkan di servis gadget langganannya. tapiiii, waktu itu kan sedang pandemi, dan memiliki gadget itu WAJIB hukumnya, lha aku ngajar online je. so, akhirnya, aku pun memutuskan untuk membeli hp baru. yes, MEMBELI HAPE baru! bukan lagi tab, karena aku berharap tab yang error ini bisa dipakai lagi setelah diservis. 

alhamdulillah ternyata setelah sampai rumah, embuh piye carane, setelah tab diutak-utik oleh Ranz, ternyata bisa berfungsi lagi! tak perlu dibawa ke Solo! yuhuuuu. 

setelah 3 tahun berlalu, ternyata o ternyata, kali ini akhirnya aku mengaku: hp memang jauh lebih praktis dibawa kemana-mana, meski gambarnya kecil, tulisan-tulisannya juga kecil-kecil lah. hohoho.

N.B.:

tulisan ga penting, tapi aku pengen nulis ini. hahahahahahah ... 

foto di atas aku comot dari google.

Tuesday, July 23, 2024

Go Blogging?

 


Some time ago, a workmate showed her surprise knowing that I (still) go blogging. She said that she used to write on blogs too. I am not sure how long ago she did that.

 

"Do you think there are still people who come to visit your blogs?" she asked further.

 

Meanwhile, when I was in Jakarta to attend a training, two people 'caught me in the act' while scribbling something on blog, and asked me, "What are you writing?" they thought I was doing the homework given by the trainers, lol. So I told them that I wrote on my blog. They showed their interest!

 

"Wow! I always want to go blogging! But I don't know yet how to start, and what to write!" 

 

Interesting, isn't it? And of course, I still find some people visiting my blogs. Hopefully some writings of mine broaden their mind and give them some fun. 😊

 

*******

 

Well, in the beginning of blogging, I had two reasons: (1) to share what I have in mind, especially things related to women empowerment, gender, religiosity, and stuff like that. (2) to release anxiety I have seeing the unfair treatment toward women. Furthermore, I started writing about my daily activities.

 

Recently, I think there are more and more people doing more mainstream things: sharing things via tiktok or podcast. I am of opinion that I don't need to follow those mainstreams. Not yet. I still choose to write on blogs. I can say that this time, I have only one reason for blogging: the second reason. When writing THE YELLOW WALLPAPER, Charlotte Perkins Gilman stated that she wrote to cure her own mental illness while also to expose an idea how wrong the society at that time viewed mental illness.

 

I have to write things that crowd my mind.  Besides, when writing about my journey, I want to easily remember when and where and how I visit some places in the future. As I get old, I easily forget things. Lol.

 

MS48 19.55 23/07/2024

 


I DREAM OF JEANNIE

 What will you do to entertain yourself after a breakup with someone? 

I have been watching this old TV serial: I DREAM OF JEANNIE. super hilarious! 😂😃😄 and this is also fulfilling to see the gorgeous face of young Larry Hagman, cute Barbara Eden, and the brilliant acting of all of the actors, especially William Henry Rorke as doctor Bellows. 😊😉😅


Guess what? I even have stopped watching The Six Million Dollar Man and The Big Valley for these past a few weeks! lol. o em ji. I have cheated on my lifetime idol: Lee Majors. 😂😂😂

Death is Scary

 


One topic which is interesting to discuss in class -- when there is a chance for random topics -- is this: death is scary.

 

I often find students who agree with this statement: "death is scary". I figure out that most of them who agree with this are those who adhere with Islam as their religion. As someone who used to study Islam teachings since I started going to elementary school until I reached the age of 35 when I started learning about feminism, I completely understand why. Many people are afraid of death because of the threat of torture in hell when they lack of good deeds when living on this Earth. And as far as I know, most people feel not ready to die because of lacking these deeds.

 

Many students mention exactly like what I have in mind.

 

I have written in my previous writings that my transformation from a (secular) Muslim to be agnostic (I was also somewhat influenced by Buddhism's teaching) has made me view death as no longer an entrance to either hell or heaven. I believe in hell or heaven no more. I may still believe in the existence God (you may see me as either Agnostic or Deist then) but of course I view God differently from what most Muslim people do. Death is only someone's experience to move from one dimension of life to another dimension of life.

 

When hearing my explanation above, many students of mine were in awe. I could see from their facial expression. "How could Ms. Nana easily say that?" Then they thought that I never know Islam teaching. :)

 

One week ago, I happened to talk about this topic with a new student of mine. Surprisingly, she shared similar view with me: she is not scared of death. One thing she is worried is if her death will make people close to her feel sad. This really made two of us! Isn't it very interesting? Nevertheless, there is another more painful thing related to death though, for me: if someone very dear to me has to move to another dimension when I am still alive.

 

PT56 16.30 23 July 2024

 

P.S.:

 

The phrase "that makes two of us" is an idiomatic expression used to indicate agreement with someone else's statement or feeling

 

Monday, July 22, 2024

Liburan? What is that?

 

Kolam September 2023

Waktu term break -- a.k.a libur ngajar -- aku sempat mampir kantor. Saat bertemu dengan seorang pegawai di bagian administrasi, aku ditanya, "Miss, liburan ngapain saja?" Kebetulan sebelum itu, saat ngecek 'statistik blog' di blog ini, aku mendapati bahwa postingan 'libur! Libur! Libur!" baru saja dikunjungi orang. Entah siapa.

 

Postingan tentang 'libur! Libur! Libur!' itu aku tulis di tahun 2010, saat aku benar-benar sibuk karena aku bekerja di dua tempat, di pagi hari di satu sekolah dengan jam kerja jam 7 - 15, Senin - Jumat, dan di sore hari aku bekerja di satu lembaga kursus Bahasa Inggris dengan jam kerja jam 17 - 21 (Senin - Kamis) dan kadang hari Sabtu aku masih masuk kerja jam 8 - 12. maka bisa dipahami jika libur datang itu, aku menyambutnya dengan heboh sekali, merencanakan ini itu itu ini. (FYI, aku belum kenal Ranz waktu itu.)

 

Askara resto, Pantai Marina 24 Mei 2024

 

Sejak pandemi, aku sudah hanya bekerja di satu tempat saja, lembaga kursus Bahasa Inggris dengan jam kerja yang sama, yaitu mostly di sore hari. So? Ya saat libur term tiba, aku tidak merasa perlu sebegitu heboh, lol. Lha piye? Masuk ga masuk, di pagi hari aku nyantai di rumah. Kadang-kadang jika ada siswa privat (dari kantor), aku berangkat ke kantor.

 

Sejak pandemi juga, Ranz sudah tidak lagi ngekos di Semarang. FYI, mulai tahun 2012, Ranz ngekos di Semarang karena dia ambil kuliah di satu univ swasta di Semarang. Setelah dia lulus kuliah tahun 2016 (dengan penuh drama akhirnya dia lulus S2-nya. Hahaha), dia masih lanjut ngekos karena kadang-kadang dia masih dolan ke Semarang saat weekend, sehingga tidak perlu menginap di hotel.

 

Sam Poo Kong, bersama Deven, 5 Juli 2024

Setelah pandemi agak mereda, Ranz kadang dolan ke Semarang di hari libur tempat dia bekerja, yakni di hari Jumat. Seringnya dia mengajakku ke Kota Lama, foto-foto di sana, lalu ngopi di satu gerai kopi yang nyaman dan ngobrol. Akhir-akhir ini, dia kadang mengajakku ke pantai Marina, dengan agenda yang sama: foto-foto lalu ngobrol. Saat dolan begini, aku merasa seperti sedang liburan. Very nice, isn't it?

 

That's why, aku jadi merasa tidak perlu heboh menyambut libur, ga perlu lagi merencanakan ini itu itu ini. Btw, sejak pandemi juga, aku dan Ranz tidak pernah lagi dolan sepedaan antar kota antar propinsi, kecuali sepedaan Solo - Jogja pp. Setelah pandemi bisa dianggap berlalu, Ranz sudah tidak terlalu lagi berhasrat dolan sepedaan AKAP. Aku sendiri, diwanti-wanti mbak terapis supaya memperlakukan kakiku dengan sepenuh cinta, jangan memaksanya melulu.

 

Well, apa pun itu, I feel thankful with my life.

 

PT56 12.45 22/07/2024

 

Kota Lama, 11 Nop 2022

 

 

Thursday, July 18, 2024

Stunning Prambanan!

 



Minggu 14 Juli 2024

 

Semula aku berencana pulang ke Semarang hari ini. Tapi ternyata mbak Rina masih 'penasaran' untuk membenahi kakiku: dia memintaku balik terapi lagi di hari Senin 15 Juli 2024. So? Seharian hari Minggu ini aku ga perlu buru-buru pulang ke Semarang. So? Ranz bisa bebas mengajakku pergi entah kemana.

 

Ranz menawariku apakah aku mau dolan ke Jogja (lagi!) Malioboro will never bore me, so aku setuju. Karena ga berencana pergi ke luar kota di malam sebelumnya, pagi ini kami nyantai sekali bangunnya. Sekitar jam 09.15 kami baru selesai mandi.

 

"Kalau ke Prambanan, kamu mau ga?" tiba-tiba Ranz bertanya. Ya aku mau saja. Terakhir kali aku ke Prambanan tahun 2014 bersama Angie, setelah aku datang reunian dengan kawan-kawan kuliah S1. 10 tahun lalu! Ranz pun menawari Deven, dan Deven langsung bersukacita mandi.

 

Sebelum berangkat, Ranz ngecek apakah ada KA antar kota yang berhenti di Klaten (dia ngecek KA Pasundan dan Sancaka yang lewat stasiun Balapan/Purwosari), ternyata tidak ada. Aha … ya tentulah KA itu ga berhenti di Klaten, apalagi di stasiun Brambanan. Aku sih sudah mengira kalau beneran ke Prambanan, kami harus naik KRL Prameks. Nah, begitu tahu kami 'hanya' akan naik KRL, Deven langsung menolak ikut. FYI, gerbong KRL selalu penuh penumpang! Mendapatkan tempat duduk merupakan satu keajaiban! Lol.

 

Karena hanya berdua, Ranz mengajak naik sepeda menuju stasiun Purwosari. Sepeda kami tinggal di stasiun, digembok. Aku naik Jean Grey, Ranz naik Shaun.

 

Aku ga merhatiin kami berdua naik KRL yang jam berapa, dan sampai di stasiun Brambanan jam berapa. Mungkin sekitar jam 11.30 apa ya? Sesampai stasiun Brambanan (FYI, nama stasiunnya BRAMBANAN, bukan PRAMBANAN ya), Ranz mengajak naik bentor menuju pelataran candi, dengan biaya Rp. 20.000,00.

 


Saat akan membeli tiket, Ranz baru bilang kalau dia lebih ingin ke situs Ratu Boko dibanding menjelajahi Candi Prambanan dan candi-candi di sekitarnya. Tiket masuk candi Prambanan Rp. 50.000,00 untuk turis domestik. Tiket terusan masuk candi Prambanan dan situs Ratu Boko Rp. 85.000,00. kebetulan ada shuttle yang akan membawa para pengunjung ke situs RB pukul 12.30; shuttle akan menjemput lagi pukul 14.30. ini berarti jika kami berdua membeli tiket terusan, kami akan menjelajahi situs RB terlebih dahulu, baru Prambanan. This was disappointing for Ranz, karena ternyata diam-diam dia ingin stay di situs Ratu Boko sampai sunset. Karena shuttle yang ada hanya akan menjemput pukul 14.30, berarti jika kami stay sampai sunset, kami harus turun sendiri ke jalan raya.

 

Aku pun menghubungi Radit untuk bertanya apakah ada ojek dari situs RB ke jalan raya. To Ranz's disappointment, Radit tidak yakin apakah ada.

 

Frankly speaking, kukira Ranz tetap akan kepengen ke situs RB. Waktu dia bilang, "Ya sudah, yuk beli tiket dulu," kirain dia tetap mau beli tiket terusan. Ternyata dia hanya membeli tiket untuk masuk candi Prambanan! Karena aku ga punya keinginan apa-apa, aku manut saja. Anywhere will do lah pokoknya.

 

Berjalan-jalan mengitari area candi Prambanan is okay for me, dengan kondisi kaki yang baru 'dibenahi' mbak Rina, dan keesokan hari akan 'dibenahi lagi'. Yang susah adalah saat aku kepengen masuk ke Candi Siwa, candi yang paling besar. 'Tangga' yang terbuat dari batu-batu besar itu rada susah kudaki. Meski susah, aku tetap ingin masuk, ingin punya foto kenang-kenangan di dalam candi, mumpung pengunjung masih boleh masuk candi. You know, sekarang pengunjung candi Borobudur harus membayar mahal jika mereka ingin naik candi kan ya. Rp. 750.000,00 if I am not mistaken?

 

Bagiku sendiri, cukup memasuki candi Siwa saja, aku tidak ingin menyiksa kakiku dengan masuk candi-candi yang lain, bahkan candi perwara yang ukurannya lebih kecil pun tidak kumasuki. Cukup aku foto dari jauh saja.

 

Honestly, kakiku sudah cukup lelah ketika sampai di lokasi dimana para pengunjung bisa menyewa sepeda (biasa), sepeda listrik, maupun 'scooter' yang bisa dinaiki untuk menyambangi lokasi Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu. Semula aku menyarankan Ranz untuk nyewa sepeda (biasa) yang model city bike, ada tempat duduk di belakang, so aku cukup mbonceng, biar Ranz yang naik sepeda. Ternyata o ternyata, ada waktu yang terbatas untuk menyewa sepeda ini, hanya 20 menit. (Sedangkan untuk menyewa sepeda listrik maupun scooter, waktunya dibatasi hanya 15 menit!) Karena ga yakin apakah waktu 20 menit itu cukup untuk kami menjelajahi area di situ, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Kakiku bisa kuajak jalan kaki, asal ketika aku merasa capek, aku harus mengistirahatkan kaki.

 



Guess what? Saat kami berjalan menuju Candi Sewu yang paling jauh, selain kami berdua yang berjalan kaki. Pengunjung lain yang berjalan kaki hanya bule-bule; pengunjung dari Indonesia lain kebanyakan nyewa sepeda atau sepeda listrik, atau 'mobil khusus' yang bisa dinaiki 7 orang sekaligus.

 

Jika keluhanku adalah kaki, Ranz berulang kali mengeluh kalau perutnya lapar! Lol.

 

my lunch

Menjelang pukul 16.00 kami sudah keluar dari kawasan Candi Prambanan. Setelah melewati pintu keluar, menuju tempat parkir, kami melewati area para penjual makanan dan penjual merchandise. Karena Ranz sudah berulang kali mengeluh lapar, aku mengajaknya mampir ke salah satu lapak penjual makanan untuk makan siang yang kesorean. Aku memilih satu porsi nasi ayam kremes, rasanya lumayan, sambal terasinya juga enak, meski kurang pedas. Sementara Ranz memesan satu porsi mie ayam.

 

Ranz membayangkan pulangnya naik KRL dan kudu berdiri, dia sudah merasa lelah, lol. Maka dia mengajakku mencoba naik bus antar kota. Oke. Sudah lama juga aku tidak naik bus, it is worth doing again. Kami berjalan kaki sampai di traffic light, kemudian menunggu bus jurusan Solo. To our disappointment, setelah menunggu selama kurang lebih 20 menit, hanya ada bus jurusan Surabaya, yang menolak berhenti ketika Ranz melambaikan tangan. Menjelang jam 17.00 aku memutuskan sebaiknya kami naik taksi online balik ke stasiun Purwosari untuk menjemput 2 sepeda yang kami naiki. Aku cek, biayanya Rp. 262.000,00. di OvO aku masih punya dana Rp.80.000,00 so aku cukup top up sejumlah Rp. 250.000,00 saja. Untunglah ga pakai lama kami menunggu mobil yang akan membawa kami kembali ke Solo.

 

Tahu aku memilih naik taksi online untuk kembali ke Solo, Ranz bilang, "Wah, tahu gitu, kita ke situs Ratu Boko dulu saja." tapi aku tolak, kakiku sudah cukup aku 'siksa' hari itu.

 

Candi Prambanan - Stasiun Purwosari itu mungkin hanya sekitar 45 kilometer, tapi perjalanan butuh waktu 2 jam gegara traffic yang padat.

 

Next time, aku masih mau lagi dolan ke Candi Prambanan, dan mungkin juga sekaligus situs Ratu Boko. If possible, mengajak kedua keponakanku. Hope the Almighty grant my wish. Amen!

 

PT56 11.47 18/07/2024

 

Wednesday, July 17, 2024

Menikmati Sunset



Menikmati Sunset di Amanat Cafe 

 

Dari Museum Sangiran, kami bertiga -- aku, Ranz dan Deven -- sampai rumah sekitar pukul 15.00. Mereka berdua lapar dan langsung keluar ke angkringan langganan Ranz, sementara aku lebih memilih leyeh-leyeh saja di tempat tidur. Tak lama kemudian, mereka sudah balik; ternyata angkringan itu tutup. Pablebuat?

 

Aku sendiri ga yakin apakah Ranz beneran akan mengajak keluar lagi ke satu café baru yang terletak di sebelah Timur waduk Cengklik, tidak jauh dari Omah Prahu yang sudah pernah kami kunjungi dengan bersepeda tahun lalu, tahun 2023. ternyata, she meant it, lol.

 

Pukul 16.20 kami sudah siap-siap. Ternyata waktu melihat kami akan pergi (lagi), mbak Niken bilang dia ingin ikut, setelah tahu bahwa kami akan naik taksi online. Pukul 16.30, Ranz memesan takol, yang ternyata butuh waktu lebih dari 15 menit untuk sampai ke rumah Ranz: di sekitar Jl. Slamet Riyadi sedang ada persiapan Solo Batik Carnival (something like that lah), maka traffic pun padat dan sang sopir takol terjebak di dalamnya.

 

Kami serombongan (aku, Ranz, Deven, mbak Niken, dan Rama) sampai di Amanat Café sekitar pukul 17.40, pas matahari menjelang tenggelam. Aku langsung bergegas menuju area dekat waduk dimana aku bisa memotret sang mentari yang akan terbenam. Sementara itu, di dalam café, antrian untuk memesan makanan/minuman mengular; satu hal yang paling tidak disukai oleh Ranz, lol. Pablebuat? Ranz sempat mau komplain, tapi aku ajak dia untuk buru-buru memotret pemandangan senja nan jingga yang banyak disukai orang, tanpa peduli antrian itu.

 

Setelah matahari benar-benar tenggelam, mbak Niken sudah mendapatkan tempat duduk, (kondisinya ternyata tidak se-crowded saat aku dan Angie ke Omah Prahu setahun yang lalu) dan antrian untuk memesan makanan sudah tidak sepanjang sebelumnya. Yay! Aku memesan iced cappuccino dan satu porsi chicken cordon blue. Aku tidak tahu apa yang Ranz pesan untuk dirinya sendiri juga untuk Deven, lol.

 




Kami meninggalkan lokasi sekitar pukul 18.30. ga pakai lama karena mbak Niken ga siap-siap membawa jaket untuk menghangatkan Rama, plus Rama tidak pakai pampers: dia sudah ngompoli mbak Niken, lol. Untunglah saat memesan taksi online dari sini, kami ga perlu menunggu lama. Sang sopir sedang beredar di sekitar bandara yang memang terletak tak jauh dari waduk Cengklik di sisi Timur.

 

PT56 13.11 17 July 2024