Minggu 18 Agustus 2024 Pantai Kartini & Pulau
Panjang
Semalam
suara gaduh dari luar penginapan tetap terdengar sampai midnight! Ini berarti
aku belum bisa terlelap sampai tengah malam. Ini salah satu excuse mengapa
meski alarm berbunyi pukul lima pagi, aku lanjut molor sampai jam enam. Ha ha …
Saat aku
melongok ke luar kamar sekitar jam 06.15, di tempat parkir penuh sepeda motor
yang terparkir. Entah jam berapa orang-orang yang naik motor-motor itu datang
datang semalam, karena ketika kami kembali ke kamar, tempat parkir di depan
penginapan itu masih kosong!
Jujurly, aku
ingin lanjut molor lagi, lol, tapi, aku kok ya pengen jalan-jalan sampai
'ujung' ya? Akhirnya aku mengajak Ranz jalan-jalan sampai ujung. Di sebelah
'sana' ternyata sudah ada beberapa warung makan yang sudah buka, sudah
menyiapkan tikar untuk alas duduk dan 'bean bag' untuk pengunjung di pinggir
laut. Mereka menawari kami untuk mampir, tapi Ranz yang tidak biasa sarapan
sepagi itu tentu menolak. Aku sendiri merasa ga nyaman jika langsung mampir,
lha Angie masih molor di penginapan.
Menjelang
jam 7 kami sudah balik ke penginapan, lalu mandi agar jam 8 sudah siap untuk
menyeberang ke Pulau Panjang. Ternyata Angie sudah melek dan jalan-jalan di
sekitar penginapan.
Jam 8 kami
sudah sampai dermaga perahu untuk menyeberang ke Pulau Panjang. Satu orang
membayar tiket Rp. 30.000,00. Di sini, Deven dihitung sama dengan yang dewasa.
Hoho … Kebetulan sebelum kami membeli tiket, sudah ada satu keluarga yang
membeli tiket -- suami istri dan 2 anak yang masih kecil-kecil, lebih muda
ketimbang Deven yang berusia 10 tahun tahun ini. So, kami pun langsung
diberangkatkan naik perahu Sapta Pesona, ga pakai nunggu.
Perjalanan
memakan waktu hanya 15 menit. Meski belum ada jam 9 saat kami sampai Pulau
Panjang, panas sang mentari sudah terasa sangat menyengat! Jadi rada malas mau
foto-foto di pinggir pantai dengan pasir putih dan laut yang airnya berwarna
biru itu, malas kalau pulang-pulang warna kulit sudah keling. Wakakakakaka …
padahal ya sebenarnya ingin nyemplung air, seperti waktu main ke Gili Ketapang.
'Sayangnya' di Pulau Panjang tetap belum ada penginapan, nampaknya. Jika ingin
menginap di sini -- agar bisa main di pantai berpasir putih di sore hari agar
warna kulit tidak mendadak keling -- terpaksa ya tetap camping, seperti
pengalaman kami di tahun 2016.
To our
surprise, di dekat pantai tempat kami dulu camping, sudah banyak warung-warung
makan (di tahun 2016 lalu, masih sangat jarang!) dan banyak tenda yang nampak
terpasang di 'camping ground' situ. To our disappointment, mereka yang camping
di situ nampak jorok banget. Hikss … Well, resiko sih jika banyak orang yang
camping. Jadi ingat di tahun 2015 waktu aku dan Ranz ke sini, area untuk
camping itu masih kosong, terasa luas untuk berlarian sambil foto-foto.
Sekarang? Boro-boro dah.
Meski
begitu, aku menikmati warung-warung yang sudah ada. Mereka menyediakan
tikar-tikar di dekat pantai, di bawah pohon-pohon, jadi lumayan sejuk. Angie
yang sudah kelaparan, langsung bilang mau sarapan. Dia memilih menu indomie
goreng + telur, aku memilih lontong pecel, Deven nasi goreng, sedangkan Ranz
memesan indomie goreng + telur setengah matang. Ternyata setelah datang, bukan
telurnya yang dimasak setengah matang, melainkan indomie-nya yang dimasak
setengah matang, lol.
Deven nampak
sangat menikmati main pasir sampai-sampai dia ga segera sarapan jika tidak kami
paksa.
Pukul 10.30
aku sudah mengajak beranjak dari situ, untuk jalan-jalan 'masuk hutan'.
Seingatku, hutannya itu dulu cukup sejuk sehingga jika kita berjalan-jalan, ga
akan terlalu terpanggang sinar matahari. Well, tentu ada bagian yang rada
gersang, tapi masih terhitung sejuklah. Sekarang? Tetap terasa panas!
Kami tidak
jalan jauh-jauh, karena aku pikir kami masih butuh beristirahat di penginapan,
ngadhem setelah kepanasan. Setelah sampai di satu gardu pandang, kami berhenti,
foto-foto, lalu kembali ke dermaga, untuk kembali ke Pantai Kartini.
Setelah
menyeberang balik ke Pantai Kartini, Angie minta dibeliin es teh. Untunglah teh
yang dijual di dekat dermaga itu rasanya lumayan, ketimbang es teh yang kubeli
di pantai Bandengan, terasa banget itu pakai air tanah, bukan air mineral,
karena rasanya rada-rada asin. Hikss …
Pukul 11.30
kami kembali ke penginapan. Aku dan Angie mandi, Deven juga karena dia kan main
di air laut. Lalu kami packing. Jam 12.30 kami meninggalkan penginapan, karena
sudah ditanya yang jaga, "mau nambah menginap semalam lagi atau mau
keluar?" lol.
Karena kami
memesan travel untuk kembali ke Semarang pukul 14.00, kami duduk-duduk di yang
jualan minuman dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Panjang, karena rasa tehnya
lumayan. Sambil menunggu, Ranz dan Deven nyewa motor trail mainan.
Pukul 13.35,
Ranz sudah mengajak keluar dari kawasan Pantai Kartini, menuju spot yang
ditunjuk sopir travel kemarin, untuk menunggu dijemput. To our surprise, di
sana banyak sekali mobil yang terparkir. What are those people doing? Or
waiting? Ternyata o ternyata, mereka adalah sopir taksi online -- yang kali itu
bekerja offline, tanpa menggunakan aplikasi -- yang menunggu penumpang/turis
yang turun dari kapal ferry dari Karimun Jawa. Aku sempat ditawari, tapi karena
kami sudah buking tiket travel, aku tolak.
And … to our
disappointment, armada travel yang kami pesan -- semeru -- tidak kunjung datang
bahkan sampai lebih dari jam 14.00. Ranz yang sudah buking tiket travel jam
17.00 untuk kembali ke Solo sudah nampak resah dan uring-uringan. Akhirnya
armada travel itu datang jam 14.15. Tapi, saat sopir menyebut nama-nama
penumpang, nama kami berempat tidak disebut. Semua penumpang itu adalah mereka
yang baru pulang dari Karimun Jawa.
Aku pun
mendesak bertanya pada sang sopir apakah masih ada armada lain dari semeru?
Jawabnya, ada, sedang otw ke Pantai Kartini. Oke. Kami tunggu.
7 menit
kemudian, ada armada lain datang. Entah mengapa feelingku mengatakan kayaknya
kami ga bakal terangkut lagi nih. Di sekitar kami masih banyak orang-orang yang
baru turun dari kapal. And … it was true! Nama kami berempat tidak dipanggil
lagi. Saat aku bertanya kepada sopir, dia bilang dia tidak tahu apa-apa, kami
diminta bertanya pada CS.
Aku pun
kepikiran untuk naik taksi online saja, agar tiket travel Ranz ke Solo tidak
hangus. Tapi, sekaligus meminta Ranz kalau bisa me-reschedule keberangkatannya,
dari pukul 17.00 ke pukull 18.00. well, aku tahu biasanya travel Arag** itu
sering fully-booked, but who knows. Ye kan? Akhirnya Ranz pun berhasil
reschedule, dan … pihak CS travel semeru minta maaf ke Ranz karena nama kami
berempat tidak tercantum dalam travel keberangkatan jam 14.00 dengan alasan ada
satu armada yang rusak. Dan kami ditawari untuk refund. Uteke!!!
'untunglah'
masih banyak mobil taksi offline di
sekitar kami. Akhirnya kami pulang ke Semarang dengan naik mobil taksi itu,
dengan biaya Rp. 450.000,00 sampai di Taman Kasmaran. Kami meninggalkan Pantai
Kartini sekitar pukul 15.00, dan sampai di Taman Kasmaran pukul 17.10.
Syukurlah.
Ini hari
Selasa 20 Agustus. Aku masih menunggu proses refund uang yang sudah kami
bayarkan.
PT56 15.09
20/08/2024