Search

Thursday, October 17, 2024

Sayur lodeh

 


Konon, BK menikahi Inggit dan menceraikan Oetari (istri pertamanya, putri dari tokoh HOS Cokroaminoto) karena Oetari masih kekanak-kanakan, belum bisa diajak berpikir serius tentang negara. Inggit adalah pasangan yang tepat untuk BK, saat itu. BK menikahi Fatmawati karena ingin punya anak. Pernikahannya dengan Inggit selama sekian tahun belum membuatnya menjadi seorang ayah. Dan karena Fatmawati tidak ingin BK berpoligami, dia meminta BK menceraikan Inggit.

 

Yang 'fenomenal' -- bagiku -- adalah ketika BK dinyatakan jatuh cinta pada Hartini karena dia memasak sayur lodeh yang lezat sekali.

 

Obrolan di bawah ini masih terpicu oleh kabar BK yang menikahi 14 perempuan dalam hidupnya.

 

Aku: "Kamu percaya ga kalau BK menikahi Hartini 'hanya' gegara dia masak sayur lodeh yang lezat?"

Dia: (ketawa)

Aku: "Remeh temeh banget yak?"

Dia: "Kalau hari gini, menikahi seorang perempuan gegara dia masak sayur lodeh yang lezat jelas sudah tidak zamannya lagi."

Aku: "exactly! Kan tinggal go food sajaaa."

 

Awokawokawok …

 

PT56 13.28 17/10/2024

 

N.B.:

and you know, 'wise' people say bahwa lelaki tidak butuh alasan tertentu untuk menikah lagi, apalagi untuk lelaki yang bernama Soekarno, yang saat kecil bernama Koesno. hihi ...

Do you believe in sin?

 


Di bawah ini adalah kelanjutan obrolan di link ini.

 

Dia: "Do you believe in sin?"

Aku: (sambil tertawa) "Of course not, mosok seorang agnostik kok percaya dosa."

Dia: "Berarti ga percaya pahala juga dong."

Aku: "Nope."

Dia: "Berarti bebas ya?"

 

Entah mengapa, kata 'bebas' ini menggangguku, so I explained.

 

Dalam salah satu percakapan kami, dia bilang, "kamu cenderung menjadi Buddhist ya sekarang?"

 

Honestly, I don't understand what made him say this, tapi mungkin karena beberapa kali aku bilang ke dia bahwa aku cenderung percaya pada reinkarnasi ketimbang percaya ada sorga dan neraka. (Trust me, it took many years for me to alter my belief.)

 

Seseorang akan terlahir kembali jika dalam hidupnya, dia masih melakukan banyak hal-hal yang merugikan (terutama) orang-orang di sekitarnya, entah tetap menjadi manusia (lagi) atau mungkin dalam bentuk lain (misal binatang). Ini memang kepercayaan para Buddhist ya. Entah, semakin 'ke sini', aku semakin menganggap hal ini sesuatu yang saya bagi saya masuk akal.

 

Namun, saat seseorang bisa dianggap 'insan kamil' (satu kepercayaan dalam agama Islam), yakni hidupnya sudah sempurna, saat meninggal, dia akan langsung menuju 'nirwana' (kepercayaan Buddha.)

 

Dia: "See? You really sound like a Buddhist."

Aku: "Yes, tapi aku tetap lebih memilih sebagai deist (jika bukan seorang agnostik) ketimbang berafiliasi dengan salah satu agama. Well, meski untuk 'meyakini' ajaran Buddha seseorang tidak perlu convert untuk menjadi seorang Buddhist. Aku bisa tetap mengaku sebagai seorang agnostik (atau deist), dan mempercayai reinkarnasi."

Dia: "If that is your belief, ya go ahead. We will not interfere with each other's belief, will we?"

 

Aku menjabarkan (lagi) hal-hal di atas tadi meski aku yakin kita sudah pernah membahas hal ini sebelum ini karena aku merasa 'terganggu' dengan pernyataanmu tadi 'berarti bebas' ya? Seolah-seolah karena tidak percaya pada dosa dan pahala, lalu hidupku semau gue.

 

Dia: "No, I didn't mean that way. 'bebas' ya berarti kamu tidak perlu memikirkan dosa dan pahala saat mau melakukan sesuatu dalam hidupmu."

Aku: "Yup. Saat melakukan sesuatu untuk orang lain, misalnya, aku tidak pernah memikirkan pahala, karena jika yang kulakukan itu membuat orang lain berbahagia, aku juga akan merasa bahagia. Sesimpel itu hidupku."

Dia: "Understood."

 

PT56 12.55 17/10/2024

 

Tuesday, October 15, 2024

Poligami o Poligami

 

just go googling those names above

If you pay attention to the content of social medias these past a few weeks, banyak akun yang ngutak-utik kehidupan 'pribadi' salah satu proklamator, BK. Jika 'duluuu' BK 'dikenal' memiliki 9 istri, ternyata setelah 'diutak-utik' olah para netizen yang budiman, lol, so far, diketahui bahwa BK telah menikahi 14 perempuan! Aku yang semula tidak pernah memperhatikan berapa istri BK, akhirnya jadi memberi perhatian lebih.

 

Karena aku tidak habis pikir, lol, aku cerita hal ini dengan mamas.

 

Aku: "Oke lah ya, aku paham mengapa BK menikahi Fatmawati dan menceraikan Inggit. Tapi, ngapain dia menikahi Hartini? Apa alasannya?"

Dia: "Ahahahaha … you know, laki-laki tidak perlu alasan tertentu untuk menikah lagi."

 

Aku kesal mendengarnya, tapi, memang begitulah ya. Aku ingat Samantha Jones dalam Sex and the City mengatakan, "Men cheat for the same reason that dogs lick their balls because they can."

 

Dia: "btw, you disagree with polygamy, don't you?"

Aku: "yup, because this is unfair. Laki-laki boleh poligini, tapi perempuan tidak boleh poliandri. Ini berarti, laki-laki tidak berdosa jika poligami tapi perempuan berdosa jika poliandri. Tidak fair kan???"

 

Dia ngakak, lol.

 

Aku: "kalau selingkuh kan sama-sama tidak boleh, baik pelakunya laki-laki maupun perempuan. Jike mereka melakukannya, sama-sama berdosa. Ini fair."

 

Dia ngakak lagi, lol.

 

You may read one writing of mine in this link.

 

PT56 16.22 15/10/2024

Thursday, October 03, 2024

(Mencoba) Melek Politik

 


Politics is absolutely not my cup of tea. It has never been.

 

Well, saat Jokowi nyapres pertama kali tahun 2014, aku yakin akan memilih beliau, tapi awalnya tidak pernah tertarik untuk ikut-ikutan menulis status tentang pilpres. Hingga satu kali seorang kawan fb yang waktu itu sempat akrab denganku kulihat menulis status mengkampanyekan Prabowo. Wah, kok gini? Ga bisa didiamkan inih, lol. (Setelah pilpres 2014 berlalu, 'kawan' fb ini menghilang dari list pertemananku.) aku pun once in a while menulis status mengkampanyekan Jokowi. Zaman itu, banyak kampanye hitam -- bahkan kampanye negatif -- terhadap Jokowi, di mana salah satunya dimotori oleh satu media yang dikenal dengan nama 'Obor Rakyat'. Dan, aku yang culun, lol, ikut-ikutan kampanye negatif terhadap Prabowo, lol.

 

Hal yang sama juga kulakukan di tahun 2019. namun, setelah Jokowi dinyatakan menang pilpres, aku tak lagi tertarik untuk mantengin berita-berita politik. BIG NO for me. Jokowi sudah menang, selesai. Saatnya mengisi akun media sosial dengan yang retjeh-retjeh.

 

Pilpres 2024 -- yang kehebohannya diawali sejak bulan Oktober 2023 saat Gibran Rakabuming Raka secara resmi didaftarkan namanya di KPU sebagai calon wakil presiden Prabowo -- awalnya sempat membuatku abstain. Hingga akhirnya aku membuat keputusan: aku mendukung pasangan Prabowo - Gibran! Namun karena banyak kawan medsos yang lebih memilih pasangan selain Prabowo - Gibran, aku kudu hati-hati menunjukkan dukunganku secara terbuka. Dampaknya? Aku belajar untuk tidak berkampanye negatif terhadap pasangan selain Prabowo - Gibran! So? Yang kulakukan adalah 'hanya' turut ngeshare reels yang mendukung Prabowo - Gibran. Nothing else.

 

salah satu narasumber favorit-ku, Hasan Nasbi

Honestly, awalnya aku sempat ragu bahwa Prabowo - Gibran akan menang, melihat hasil survey saat itu yang biasanya berada di bawah paslon nomor 03. meski aku tetap yakin dengan pilihanku. aku bahkan sempat berkata pada diri sendiri, andai paslon pilihanku kalah, aku akan legawa, tidak seperti pendukung capres Prabowo di tahun 2014 dan 2019 yang tidak kunjung bisa move on., sehingga sepanjang pemerintahan Jokowi, mereka terus menerus nyinyir tak henti-henti di media sosial.

 

Dan ternyata paslon dukunganku menang telak! Alhamdulillah.

 

Kupikir setelah itu, aku akan tidak peduli lagi dengan segala hal berbau pilpres, toh, jagoanku sudah menang. Seperti tahun 2014 dan 2019 lalu.

 

Ternyata tidak!

 

another favorite resource person of mine, Mr. Q

 

Serangan-serangan kepada Jokowi dan keluarganya kian massive mendekati 20 Oktober 2024, saat pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, yang bersamaan dengan turunnya Jokowi dari 'kursi' kepresidenan. Di saat yang bersamaan, aku mendapatkan grand prize saat jalan sehat di RW berupa smart TV, satu hal yang sempat kurenungi selama puluhan tahun aku sudah tidak pernah menonton televisi (kecuali beberapa kali saat debat capres di tahun 2014, 2019 dan 2024) kok out of the blue mendapatkan televisi? Apakah ini adalah tanda-tanda alam bahwa aku diminta untuk mengurangi medsosan dan mantengin televisi sebagai ganti?

 

Mungkin (bukan) satu kebetulan jika saat ini aku punya seorang loved one yang mengaku tidak turut memilih saat pilpres 14 February 2024 lalu karena tidak mau kecewa jika presiden pilihannya tidak melakukan hal-hal yang dia pikir sangat penting untuk dilakukan, yang (sialnya) sering mengacu ke topik-topik yang sedang trend di twitter (you know that X is too cruel toward President Joko Widodo and his family, don't you?) karenanya, mendadak aku jadi punya hobi baru: mantengin podcast politik dari channel-channel tertentu: Unpacking Indonesia, Total Politik, Cokro TV adalah 3 channel yang lumayan sering kutonton, dengan narasumber favorite: Mr. Q, Bang Hasan Nasbi dan Bang Zulfan saat dia menjadi narasusmber di podcast milik orang lain.

 

"Kamu nampaknya mau jadi politisi yak?" 'tuduh'nya sambil bercanda saat aku bilang aku sedang menonton podcast Unpacking Indonesia. Lol.

 

I think I need to be more alert in politics than before, and to my surprise: it is FUN! Hohoho …

 

PT56 16.16 03 October 2024

 

hosts Total Politik, Budi Adiputro dan Arie Putra

Ade Armando, salah satu host Cokro TV

Friday, September 27, 2024

Sex always sells!

https://fr.web.img2.acsta.net/medias/nmedia/18/82/68/61/19793414.jpg
satu scene dalam film Crazy, Stupid Love

 

Di tengah-tengah kehebohan politik menjelang pelantikan Capres dan Cawapres terpilih tanggal 20 Oktober 2024, out of the blue masyarakat yang terbelah sejak pilpres 14 Februari 2024 bersatu padu setelah viralnya video sex antara seorang guru dengan seorang siswinya. (eh, ga segitu bersatu padu juga ding. Tidak semua orang 'rakus' ingin nonton, tapi ada juga yang menyayangkan mengapa video seperti ini diviralkan; contoh: aku sendiri)

 

Terlepas dari si pihak perempuan yang konon terlihat sudah pro (aku memilih untuk tidak menonton meski banyak teman medsos yang menawari full video), aku berpikir bahwa pihak perempuan ini yang akan jauh lebih merasakan dampak negatif dari viralnya video 'tidak senonoh' ini. Aku lebih ingin tahu bagaimana awalnya si guru laki-laki ini mendekati siswinya, hingga si perempuan ini bisa lengket dan mau diajak 'begitu-begitu', mana lokasi untuk melakukannya 'hanya' di tempat seperti itu. Ya Allah nduk cah ayu, kok ya gelem ta ya ya. Terlepas dari katanya siswi ini yatim piatu yang berarti kurang kasih sayang orangtua. Mbok yao gurunya itu mengasihinya laksana bapak ke anak, bukan yang 'begitu' itu.

 

"Eh, tadi pagi ada lagi yang viral loh mbak, di tiktok, kejadian serupa, tapi di Demak! Pelaku antara anak SMA dan anak SMP di ruangan kelas. DEMAK! Bayangkan!" kata seseorang.

 

FYI, di kawasan pantura Jawa Tengah, Demak terbebani sebagai kota 'wali' karena ada masjid agung yang dibangun oleh Sunan Kalijaga, yang orang-orangnya (seharusnya) lebih saleh ketimbang penduduk kota lain di daerah sini. Untuk meng-counter pernyataan itu, aku pun ingat kata Mom. Konon, Gorontalo (kota yang ikut viral gegara video syur antara sang guru laki-laki dan siswi perempuan yang lebih pantas jadi cucunya) pernah dilabeli, "Serambi Madinah" (bandingkan dengan Aceh yang dilabeli 'serambi Makkah'.)

 

*****

 

Di beranda facebook, aku menemui beberapa status yang mencemooh baju yang dipakai oleh si pelaku, yang aku 'baca' bahwa mereka mencemooh si perempuan yang berjilbab, dan orang-orang beragama Islam yang katanya diam saja. Mereka membandingkan dengan kasus para anggota paskibraka yang diminta melepas jilbab lalu heboh seIndonesia Raya.

 

"Sekarang ada yang berjilbab dan melakukan tindakan tidak senonoh, mengapa mereka diam saja?"

 

Nampaknya sang TS tidak sadar bahwa orang-orang yang memviralkan video itu bukan hanya orang-orang yang beragama non Islam, banyak juga kok yang beragama Islam yang menyebarkannya, atau minimal menulis status mencemooh si pelaku, seolah orang-orang itu suci, tidak pernah melakukan satu kesalahan pun dalam hidup mereka. Bukankah we are all sinners in our different ways?

 

By the way, aku sedang menunggu orang-orang bilang, "stop viralling this thing! Kita kudu kembali fokus ke pelantikan capres dan cawapres tanggal 20 Oktober 2024! Jangan sampai GRR resmi jadi wapres Indonesia tahun 2024 - 2029!"

 

PT56 14.40 27/09/2024

 

Thursday, September 19, 2024

Nice to visit you again, Tamansari

 


Hari Senin 16 September 2024, aku dan Ranz masih belum punya ide mau dolan kemana. Semula Ranz Cuma bilang, "Cari tempat buat ngadhem yuk." satu lokasi yang cocok untuk ngadhem, dan ga perlu jauh-jauh ke Tawangmangu ya jelas mall lah ya. Hoho

 

Ranz baru ninggalin tempat tidur jam 07.30 pagi (sehari sebelumnya saja jam 04.30!) aku baru mandi tentu setelah Ranz selesai ritual paginya. Jam 09.15 tiba-tiba Ranz menawariku ke Jogja, ya aku manut sajalah. Meski Cuma jalan-jalan di Malioboro menuju Teras Malioboro yang terletak di seberang pasar Beringharjo aku ya oke-oke saja. Kemudian, Ranz menyuruh Deven segera mandi agar bisa ikut kami dolan ke Jogja.

 

Setelah ngecek KAI Access tiket kereta menuju Jogja yang bisa kami beli secara 'go show', jam 09.30 kami sudah pesan ojek online menuju stasiun Balapan. Jam 09.50 kami sudah membeli 3 tiket KA Sancaka, masing-masing harga Rp. 45.000,00. sebelum masuk ke dalam peron, kami beli roti 'O terlebih dahulu untuk mengganjal perut karena kami belum sempat sarapan.

 


 

KA Sancaka yang kami naiki meninggalkan stasiun Balapan tepat pukul 10.09 sesuai jam yang tertera di tiket. Satu jam berikutnya kami sudah sampai di stasiun 'Tugu' Jogjakarta. Di luar stasiun terlihat tumpukan kendaraan, macet (hampir) total! Ranz sempat mau langsung pesan taksi online, tapi jelas susah mencari di situ, aku mengajaknya berjalan dulu sampai Jl. Malioboro. Dari sana, masing-masing kami memesan ojek online, agar lebih cepat 'membelah' jalan Malioboro yang full kendaraan bermotor.

 

Ranz dan Deven sampai Tamansari terlebih dahulu, baru kemudian aku menyusul. Aku sampai sana sekitar jam 12.00 dan Ranz memberitahuku bahwa dia dan Deven menunggu di salah satu café yang terletak di situ. Ranz memesan satu porsi mendoan -- yang kemudian diganti dengan french fries karena tempenya habis -- sementara Deven memesan satu porsi rice bowl dengan lauk daging sapi dan telur ceplok. Aku hanya memesan iced cappuccino saja.

 

FYI, di luar café terlihat banyak sekali turis yang sedang antri untuk membeli tiket masuk Tamansari, baik turis domestik maupun turis manca. Ranz yang biasanya tidak suka mengantri, tentu tidak punya pilihan lain, lol. Karena Ranz yang beli tiket, aku tidak tahu berapa harga tiket masuk Tamansari untuk turis domestik. Yang pasti tiket untuk orang dewasa dan tiket untuk anak-anak berbeda.

 

Ini adalah kali pertama aku masuk Tamansari dengan turis yang begitu banyak! Untunglah tidak perlu ada tumpukan turis di satu spot, hanya kadang perlu mengantri ketika akan berfoto di satu spot. Don't worry, ga pake lama kok antrinya.

 

Setelah selesai menyambangi semua ruangan di dalam kawasan Tamansari, kami jajan minuman di angkringan yang terletak di area belakang Tamansari. Ranz ingin menjelajahi area menuju Sumur Gumuling -- meski infonya Sumur Gumuling ditutup karena sedang direnovasi, tapi Ranz ga mau nyewa guide. So, aku mengajaknya untuk gambling iseng-iseng saja berjalan melewati 'maze' kawasan di luar Tamansari. Our luck was kita 'menemukan' satu rombongan turis manca yang didampingi oleh seorang guide; aku pun mengajak Ranz untuk membuntuti mereka! Hihihi …

 

Well, rombongan bule itu tidak menuju ke area Sumur Gumuling, namun ke Situs Pulo Kenanga, Patehan, Kraton. Nah, malah ini yang ingin kusambangi lagi! Yay!

 

Jam 15.30 kami bertiga sudah sampai Slasar Malioboro: saatnya makan siang, eh, makan sore! Ini sekaligus untuk sarapan karena aku belum sarapan. (Ga nyangka ternyata perutku tahan juga. Hoho …)

 

Pulangnya, kami kebetulan dapat tiket KA Sancaka lagi, yang meninggalkan stasiun Tugu jam 17.15. kami sudah sampai rumah Ranz jam 18.30. alhamdulillah.

 

Aku balik ke Semarang hari Selasa 17 September 2024, karena aku kehabisan tiket travel di hari Senin itu.

 

PT56 12.00 19/09/2024

 






Tuesday, September 10, 2024

W I R A N G

 


 WIRANG

 Sah
Jam sewelas bengi aku mbok tinggalna
Mbok tolak tanpa sebab sing pasti
Nglarani

Aku kadhung sayang
Kadhung gadhang-gadhang
Lungamu dadi traumaku
Ngene men kisah bujangku

Adheme angin wengi teka
Ngancani aku kelangan kanca crita
Jane namung masalah tresna
Tapi kok ya lara

Yen akhire wirang, ben wirang pisan
Yen akhire lara, ben lara tenan
Apa wong tulus wis garise ngene?
S'lalu ngancani, ilang ending-e

Tresnaku kaya bonsai Anting Putri
Mbok sirami rina lan wengi
Masiya elok, endah disawangi
Tapi dipeksa ra isa gedhi

Ha-ah-ah, sabar ati, sabar ngadhepi
Nandure kembang, tukul wirang
Yungalah tenan, nandhese tenan
We nganggep aku sewates kancamu

Iki namung masalah tresna
Tapi kok ya lara

Yen akhire wirang, ben wirang pisan
Yen akhire lara, ben lara tenan
Apa wong tulus wis garise ngene?
S'lalu ngancani, ilang ending-e

Tresnaku kaya bonsai Anting Putri
Mbok sirami rina lan wengi
Masiya elok, endah disawangi
Tapi dipeksa ra isa gedhi

(Goyang na, enak, oyi!)

Jane namung masalah tresna
Tapi kok ya lara

Tuesday, August 27, 2024

Jalan Sehat Tujuhbelasan

 


seperti yang sering kutulis: "there is always the first in everything." kali ini, pengalaman pertama yang kualami adalah mengikuti event jalan sehat RW tempat aku tinggal, meski tentu ini bukan untuk pertama kali RW tempat aku tinggal menyelenggarakan acara jalan sehat dalam rangka merayakan 17 Agustus. 

what motivated me?

I am not sure if I realized this, lol. kecuali bahwa tikum jalan sehat dipilih di depan rumahku, dan aku sudah merasa TIDAK WAJIB KELUAR SEPEDAAN di hari Minggu pagi. ho ho ... maka waktu Angie bertanya, "Mama besok mau ikut jalan sehat RW ga?" aku bertanya balik, "Angie mau ikut?" akhirnya, ya begitulah, kami berdua ikut.

Sabtu 24 Agustus 2024 saat aku pulang dari kantor sekitar pukul setengah tujuh malam, di perempatan dekat rumah sudah ada para pekerja yang memasang panggung dan tenda. setelah itu dilanjutkan dengan checking the sound system. well, tentu saja saat para panitia checking the sound system, suaranya mengganggu, lha bayangkan mereka nyanyi-nyanyi sampai menjelang midnight! tapi, aku berusaha menghibur diri, gapapa tidurku terganggu, tapi kan di hari Minggu pagi aku ga perlu pergi 'jauh-jauh' dari rumah, tinggal ke luar rumah, bergabung dengan peserta lain! praktis sekali. 

Minggu 25 Agustus 2024 pagi, aku bangun jam 05.45. aku menyempatkan diri memasak nasi goreng untuk sekedar mengisi perut sebelum bergabung dengan ratusan peserta lain.

Jam 06.25 aku sudah ke luar dari rumah. aku dan Angie sama-sama memilih mengenakan T-shirt berwarna hitam. lha kok ternyata sebagian besar peserta mengenakan baju berwarna merah! aku dan Angie sempat grogi, should we change our clothes? Angie mengamati poster jalan sehat yang tersebar di WAG, di situ tidak tertera dress code kok. so ya sudah, kami pede saja. aku cuma mengganti topi yang kukenakan, lol. semula aku mengenakan black bucket hat, kuganti dengan red cap. 

jam 06.30 MC membuka acara, lalu bla bla bla ... dan pasukan peserta jalan sehat dilepas sekitar pukul 06.50. jalan itu menempuh jarak 2,12 kilometer. (kok angka 'keramat' bagi kaum tertentu yak? hohoho) sebelum kembali ke titik kumpul semula, saat melewati gedung kelurahan, peserta diberi kupon untuk door prize. Angie mendapatkan nomor 00269 sedangkan aku mendapatkan nomor 00103.

setelah kembali ke titik kumpul, peserta diberi segelas air mineral dan snack berupa arem-arem dan tahu bacem. 

dilanjutkan acara senam erobik bersama, lalu hiburan dan pembagian door prize. 

(Shhhtttt ... berhubung hari itu adalah hari ulang tahun one someone special of mine, sejak pagi entah mengapa aku sudah pede bahwa aku bakal dapat door prize!)

panitia mengklaim ada ratusan door prizes yang dibagikan kepada peserta. adikku berharap mendapatkan kipas angin, karena kipas angin di ruang makan rusak. aku sendiri meski pede bakal dapat door prize, aku ga ada harapan dapat hadiah utama atau apa kek. pokoknya aku bakal dapat. titik!

ternyata Rani -- keponakan -- yang pertama kali mendapatkan door prize, berupa sabun untuk mencuci pakaian. yang kedua, Angie mendapatkan sabun untuk mencuci piring. ho ho ... sementara aku masih menunggu terkantuk-kantuk di teras, sambil mendengarkan penyanyi acara menyanyikan lagu-lagu. heran, perasaan aku tahu banyak lagu campur sari, lha kok dari sekian lagu yang dinyanyikan, aku blas ga kenal. awokawokawok ... 

Watku Ranz bertanya apakah setelah ikut jalan sehat aku mencuci -- one ritual thing of mine on Sunday lol -- aku menjawab aku sedang menunggu pembagian door prize sambil mengirimkan satu foto.

"Lha kamu kok enak? menunggu pembagian door prize di teras rumahmu sendiri?" katanya, lol.

yaa lumayanlah punya privilege berupa rumah di dekat perempatan yang bisa dianggap pusat kelurahan.

menjelang pukul 10.55 baru diadakan penarikan kupon undian untuk grand prize berupa smart TV ukuran 32 inch. and ... eng ing eng ... nomorku 00103 disebut oleh seseorang! 

ALHAMDULILLAAAH!!!

honestly, meski aku yakin aku bakal dapat door prize hari itu, aku tidak sebegitu pedenya bakal dapat grand prize dong. ohohoho ...

(lah, mamas yang ulang tahun, aku dong yang dapat hadiah! hohohohoho)

so, siang itu, aku pun menraktir kedua adik dan keponakanku jajan es di WEDRINK. kata adik ragilku, "Iki traktiran ultah mbak Nana sing tertunda." 😃😍😉

kata adikku (juga) RW mengakan event jalan sehat ini hanya dua tahun sekali. so? kemungkinan kami akan ikut acara seperti ini dua tahun lagi. tahun depan, katanya yang mengadakan pihak kelurahan, yang tentu tidak diselenggarakan di depan rumah kami. ho ho ...

PT56 14.46 27/08/2024









ini foto dari panitia


Tuesday, August 20, 2024

Hey Jepara! Long time no see! Day 2

 


Minggu 18 Agustus 2024 Pantai Kartini & Pulau Panjang

 

Semalam suara gaduh dari luar penginapan tetap terdengar sampai midnight! Ini berarti aku belum bisa terlelap sampai tengah malam. Ini salah satu excuse mengapa meski alarm berbunyi pukul lima pagi, aku lanjut molor sampai jam enam. Ha ha …

 

Saat aku melongok ke luar kamar sekitar jam 06.15, di tempat parkir penuh sepeda motor yang terparkir. Entah jam berapa orang-orang yang naik motor-motor itu datang datang semalam, karena ketika kami kembali ke kamar, tempat parkir di depan penginapan itu masih kosong!

 

Jujurly, aku ingin lanjut molor lagi, lol, tapi, aku kok ya pengen jalan-jalan sampai 'ujung' ya? Akhirnya aku mengajak Ranz jalan-jalan sampai ujung. Di sebelah 'sana' ternyata sudah ada beberapa warung makan yang sudah buka, sudah menyiapkan tikar untuk alas duduk dan 'bean bag' untuk pengunjung di pinggir laut. Mereka menawari kami untuk mampir, tapi Ranz yang tidak biasa sarapan sepagi itu tentu menolak. Aku sendiri merasa ga nyaman jika langsung mampir, lha Angie masih molor di penginapan.

 

Menjelang jam 7 kami sudah balik ke penginapan, lalu mandi agar jam 8 sudah siap untuk menyeberang ke Pulau Panjang. Ternyata Angie sudah melek dan jalan-jalan di sekitar penginapan.

 

Jam 8 kami sudah sampai dermaga perahu untuk menyeberang ke Pulau Panjang. Satu orang membayar tiket Rp. 30.000,00. Di sini, Deven dihitung sama dengan yang dewasa. Hoho … Kebetulan sebelum kami membeli tiket, sudah ada satu keluarga yang membeli tiket -- suami istri dan 2 anak yang masih kecil-kecil, lebih muda ketimbang Deven yang berusia 10 tahun tahun ini. So, kami pun langsung diberangkatkan naik perahu Sapta Pesona, ga pakai nunggu.

 


 

Perjalanan memakan waktu hanya 15 menit. Meski belum ada jam 9 saat kami sampai Pulau Panjang, panas sang mentari sudah terasa sangat menyengat! Jadi rada malas mau foto-foto di pinggir pantai dengan pasir putih dan laut yang airnya berwarna biru itu, malas kalau pulang-pulang warna kulit sudah keling. Wakakakakaka … padahal ya sebenarnya ingin nyemplung air, seperti waktu main ke Gili Ketapang. 'Sayangnya' di Pulau Panjang tetap belum ada penginapan, nampaknya. Jika ingin menginap di sini -- agar bisa main di pantai berpasir putih di sore hari agar warna kulit tidak mendadak keling -- terpaksa ya tetap camping, seperti pengalaman kami di tahun 2016.

 

To our surprise, di dekat pantai tempat kami dulu camping, sudah banyak warung-warung makan (di tahun 2016 lalu, masih sangat jarang!) dan banyak tenda yang nampak terpasang di 'camping ground' situ. To our disappointment, mereka yang camping di situ nampak jorok banget. Hikss … Well, resiko sih jika banyak orang yang camping. Jadi ingat di tahun 2015 waktu aku dan Ranz ke sini, area untuk camping itu masih kosong, terasa luas untuk berlarian sambil foto-foto. Sekarang? Boro-boro dah.

 

Meski begitu, aku menikmati warung-warung yang sudah ada. Mereka menyediakan tikar-tikar di dekat pantai, di bawah pohon-pohon, jadi lumayan sejuk. Angie yang sudah kelaparan, langsung bilang mau sarapan. Dia memilih menu indomie goreng + telur, aku memilih lontong pecel, Deven nasi goreng, sedangkan Ranz memesan indomie goreng + telur setengah matang. Ternyata setelah datang, bukan telurnya yang dimasak setengah matang, melainkan indomie-nya yang dimasak setengah matang, lol.

 

Deven nampak sangat menikmati main pasir sampai-sampai dia ga segera sarapan jika tidak kami paksa.

 

Pukul 10.30 aku sudah mengajak beranjak dari situ, untuk jalan-jalan 'masuk hutan'. Seingatku, hutannya itu dulu cukup sejuk sehingga jika kita berjalan-jalan, ga akan terlalu terpanggang sinar matahari. Well, tentu ada bagian yang rada gersang, tapi masih terhitung sejuklah. Sekarang? Tetap terasa panas!

 

Kami tidak jalan jauh-jauh, karena aku pikir kami masih butuh beristirahat di penginapan, ngadhem setelah kepanasan. Setelah sampai di satu gardu pandang, kami berhenti, foto-foto, lalu kembali ke dermaga, untuk kembali ke Pantai Kartini.

 

Setelah menyeberang balik ke Pantai Kartini, Angie minta dibeliin es teh. Untunglah teh yang dijual di dekat dermaga itu rasanya lumayan, ketimbang es teh yang kubeli di pantai Bandengan, terasa banget itu pakai air tanah, bukan air mineral, karena rasanya rada-rada asin. Hikss …

 

Pukul 11.30 kami kembali ke penginapan. Aku dan Angie mandi, Deven juga karena dia kan main di air laut. Lalu kami packing. Jam 12.30 kami meninggalkan penginapan, karena sudah ditanya yang jaga, "mau nambah menginap semalam lagi atau mau keluar?" lol.

 

Karena kami memesan travel untuk kembali ke Semarang pukul 14.00, kami duduk-duduk di yang jualan minuman dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Panjang, karena rasa tehnya lumayan. Sambil menunggu, Ranz dan Deven nyewa motor trail mainan.

 

Pukul 13.35, Ranz sudah mengajak keluar dari kawasan Pantai Kartini, menuju spot yang ditunjuk sopir travel kemarin, untuk menunggu dijemput. To our surprise, di sana banyak sekali mobil yang terparkir. What are those people doing? Or waiting? Ternyata o ternyata, mereka adalah sopir taksi online -- yang kali itu bekerja offline, tanpa menggunakan aplikasi -- yang menunggu penumpang/turis yang turun dari kapal ferry dari Karimun Jawa. Aku sempat ditawari, tapi karena kami sudah buking tiket travel, aku tolak.

 

And … to our disappointment, armada travel yang kami pesan -- semeru -- tidak kunjung datang bahkan sampai lebih dari jam 14.00. Ranz yang sudah buking tiket travel jam 17.00 untuk kembali ke Solo sudah nampak resah dan uring-uringan. Akhirnya armada travel itu datang jam 14.15. Tapi, saat sopir menyebut nama-nama penumpang, nama kami berempat tidak disebut. Semua penumpang itu adalah mereka yang baru pulang dari Karimun Jawa.

 

Aku pun mendesak bertanya pada sang sopir apakah masih ada armada lain dari semeru? Jawabnya, ada, sedang otw ke Pantai Kartini. Oke. Kami tunggu.

 

7 menit kemudian, ada armada lain datang. Entah mengapa feelingku mengatakan kayaknya kami ga bakal terangkut lagi nih. Di sekitar kami masih banyak orang-orang yang baru turun dari kapal. And … it was true! Nama kami berempat tidak dipanggil lagi. Saat aku bertanya kepada sopir, dia bilang dia tidak tahu apa-apa, kami diminta bertanya pada CS.

 

Aku pun kepikiran untuk naik taksi online saja, agar tiket travel Ranz ke Solo tidak hangus. Tapi, sekaligus meminta Ranz kalau bisa me-reschedule keberangkatannya, dari pukul 17.00 ke pukull 18.00. well, aku tahu biasanya travel Arag** itu sering fully-booked, but who knows. Ye kan? Akhirnya Ranz pun berhasil reschedule, dan … pihak CS travel semeru minta maaf ke Ranz karena nama kami berempat tidak tercantum dalam travel keberangkatan jam 14.00 dengan alasan ada satu armada yang rusak. Dan kami ditawari untuk refund. Uteke!!!

 

'untunglah' masih banyak mobil taksi offline di sekitar kami. Akhirnya kami pulang ke Semarang dengan naik mobil taksi itu, dengan biaya Rp. 450.000,00 sampai di Taman Kasmaran. Kami meninggalkan Pantai Kartini sekitar pukul 15.00, dan sampai di Taman Kasmaran pukul 17.10. Syukurlah.

 

Ini hari Selasa 20 Agustus. Aku masih menunggu proses refund uang yang sudah kami bayarkan.

 

PT56 15.09 20/08/2024

 

Hey Jepara! Long time no see! Day 1

 


Sejak tahun 2011 -- pertama kali aku dan Ranz ngepit ke Jepara bareng kawan-kawan -- hampir tiap dua tahun sekali kami berdua dolan ke Jepara. Namun, gegara pandemi, kami lamaaa tidak dolan ke sana. Terakhir kami ke sana tahun 2018, sepedaan bareng kawan-kawan Komselis, dalam rangka merayakan ulang tahun Komselis yang kesembilan. Dan … baru kali ini, Agustus 2024 kami dolan ke Jepara lagi. Namun, kali ini kami mengajak Deven dan Angie yang berarti kami tidak ke sana dengan bersepeda.

 

There is always the first experience in anything! Yuhuuu … akhirnya kami pertama kali dolan ke Jepara dengan naik travel! Ini termungkinkan karena out of the blue Ranz mendapat info bahwa jika naik travel S*****, kami bisa langsung turun di Pantai Kartini. Dan untuk kembali ke Semarang, kami pun tinggal menunggu dijemput oleh armada travel di lokasi yang sama.

 

Sabtu 17 Agustus 2024 Pantai Kartini & Pantai Bandengan

 

Mumpung aku dan Ranz libur di hari Sabtu ini, weekend ini kami pilih untuk dolan ke Jepara. Namun karena Deven harus ikut upacara 17-an terlebih dahulu di sekolah, Deven dan Ranz baru berangkat dari Solo jam 09.00. Mereka sampai pool travel Ara*** di Taman Kasmaran Semarang sekitar jam 11.00. Kami janjian di pool travel di Jl. Imam Bonjol sekitar jam ini. Travel yang kami naiki ke Jepara menyediakan pemberangkatan setiap dua jam sekali, dari jam 10.00 lalu jam 12.00, lalu jam 14.00 dan seterusnya.

 

Travel yang kami naiki meninggalkan pool travel di IB tepat pada pukul 12.00. Perjalanan lancar, alhamdulillah, meski sempat harus melewati dua titik perbaikan jalan yang membuat kami harus berhenti untuk sesaat. Ini kami sudah sampai di kawasan Kabupaten Jepara. Kami sampai di pintu gerbang masuk Pantai Kartini pukul 14.00. Tepat seperti yang aku harapkan.

 

Untuk masuk kawasan Pantai Kartini, kami membayar Rp. 30.000,00 untuk 3 orang. Deven yang masih dianggap anak-anak ternyata gratis. Alhamdulillaaah. Biasanya kami naik sepeda masuk kawasan pantai ini, kali ini kami berjalan kaki, mana matahari sedang panas-panasnya, berjalan menuju homestay KOTA BARU terasa cukup melelahkan, lol.

 

Semula Ranz buking satu kamar VIP dengan harga Rp. 325.000,00 yang cukup untuk kami berempat. Ternyata, kamari ini terletak di lantai 2. 'Sayangnya' tangga yang dipakai naik ke lantai 2 bukan tangga yang 'established', terbuat dari kayu, yang membuat Ranz khawatir jika kudu naik turun, aku akan kesusahan. Maka, kami bertanya apakah ada kamar lain di lantai 1 yang bisa kami pakai berempat. Akhirnya, kami pindah ke 2 kamar yang terletak di luar, dengan menambah biaya Rp. 100.000,00. Saat aku dan Ranz menginap di sini tahun 2015, kami juga menginap di satu kamar, yang pada weekend ini dipilih oleh Angie untuk kami berdua. Ranz dan Deven di kamar sebelah kami.

 

Bagiku pribadi, yang membuatku kurang nyaman di kamar lantai 2 -- meski kalau dilihat sekilas, kamarnya jauh lebih nyaman karena luas -- ada beberapa laki-laki yang menginap di kamar lantai 2 yang dengan nyaman nongkrong di kursi lorong dengan bertelanjang dada.

 

Setelah resmi check-in, istirahat sebentar di dalam kamar sembari ngadhem, Angie mengajak keluar untuk mencari es teh. Aku putuskan hanya beli 1 cup saja, karena aku sedang mengurangi minum manis. Dan … ternyata rasanya ya … yaaah … C sajalah. Ho ho … Kemudian kami menuju Kura-Kura Ocean Park, dimana para pengunjung bisa menikmati akuarium yang berisi beraneka spesies ikan dan penyu. Angie penasaran ingin melihat di dalamnya. Namun, sebelum masuk, aku bilang sebaiknya kami menawari Deven, mungkin dia ingin masuk juga. Maka, kami pun keluar, kembali ke penginapan yang hanya terletak 25 meter dari situ. Kebetulan, pas Deven dan Ranz menuju ke Kura-Kura Ocean Park. So? Kami langsung bersama menuju lokasi penjualan tiket. Satu tiket untuk orang dewasa Rp. 18.000,00 untuk anak-anak Rp. 13.000,00. untuk kami berempat -- 3 dewasa 1 anak-anak -- kami membayar Rp. 67.000,00.

 

Itu sekitar jam 3 sore. Kami berencana berangkat ke pantai Bandengan sekitar pukul 4 sore. Ranz khawatir jika kami terlalu asyik di Ocean Park, rencana ke pantai Bandengan bakal keteter. O tentu tidaaak! Aku yang sangat ingin ke pantai Bandengan kok, ingin main di pantai berpasir putih! Karena kami buru-buru, kami tidak lama-lama memutari Ocean Park, ini pun hanya di lantai 1. kami tidak menyempatkan diri ke lantai 2.

 

Keluar dari Ocean Park, ternyata Ranz tergoda untuk naik sepeda motor 'trail' ukuran anak-anak. Harga sewanya Rp. 25.000,00 'sebosannya'. Ho ho …

 

Kami sudah balik ke penginapan sekitar pukul 15.45. aku menyempatkan mandi terlebih dahulu karena tubuh rasanya lengket berhubung keringatan: hawa panas sekali! Sementara itu, Angie diajak si penjaga homestay untuk 'menjemput' sepeda motor yang satu lagi di pantai Bandengan! Beberapa hari sebelum kami ke Jepara, aku sudah bertanya-tanya tentang sewa motor ini. Si penjaga menyanggupi menyediakan 2 sepeda motor untuk kami sewa sejak jam 4 sore sampai jam 9 malam dengan biaya sewa Rp. 100.000,00.

 



 

Jam 16.15 kami sudah meluncur menuju Pantai Bandengan. Aku memboncengkan Deven, Angie memboncengkan Ranz. Menurut google map, Pantai Bandengan terletak sekitar 4 kilometer dari Pantai Kartini. Untuk mengetahui jaraknya, aku menyalakan strava. Ternyata strava menunjukkan angka 6,7 kilometer dari homestay Kota Baru Pantai Kartini, sampai di ujung paling Barat Pantai Bandengan. Keinginan memotret sunset di ujung Barat pantai mengalahkan keinginan main-main di area pasir putih. Haha … ya sudah, gapapa. And we were blessed! Sunset sore itu sangat sempurna! Kami bisa memandang matahari yang utuh bundar perlahan-lahan turun di balik Bumi belahan Barat.

 

FYI, untuk masuk Pantai Bandengan, kami diminta membayar Rp. 30.000,00, Deven yang masih anak-anak dianggap 'invisible'; ini kata Angie. Haha …

 

Kami meninggalkan Pantai Bandengan jam 18.00. Kami langsung menuju arah alun-alun, tempat aku dan Ranz 'biasa' makan malam dengan bumbu ikan bakar srepeh. Karena Angie tidak suka ikan bakar, kami pesan 1 ikan untuk dibakar dengan bumbu srepeh, 1 ikan goreng, dan 1 udang asam manis buat Deven. Untuk minum, kami ambil 2 botol air mineral 600ml, dan 1 gelas es teh untuk Deven. Plus 2 porsi nasi, kami membayar Rp. 307.000,00. duh, jebule larang rek! Awokawokawok …

 

Setelah selesai makan malam, kami langsung menuju penginapan. Ini sekitar pukul delapan malam.

 

Malam itu, aku ga mandi lagi, karena sore sudah mandi sebelum berangkat ke Pantai Bandengan, Angie mandi. Demikian juga dengan Ranz dan Deven. Sebelum tidur, aku mengajak Ranz jalan-jalan ke 'ujung' area Pantai Kartini, yang selama ini belum pernah kami 'injak'. Perasaan dulu itu setelah Kura-kura Ocean Park, tidak ada apa-apa lagi ke arah 'sana'. Sekarang banyak warung makan. Kebetulan di halaman Kura-kura Ocean Park, ada rombongan orang yang sedang latihan menari dengan iringan lagu 'Sajojo'. Dan, masih banyak anak-anak yang 'beredar' yang keliling-keliling dengan naik 'trail' maupun 'scooter' di kawasan itu.

 

Sebelum jam setengah sepuluh, kami balik ke penginapan.

 

To be continued.

 

Friday, August 16, 2024

Lagi-lagi, Jilbab!

 


Sudah cukup lama saya tidak 'tergoda' untuk menulis hal ini. Anggap saja saya sudah pasrah, lol, biarlah Indonesia mau menjadi apa.

 

Saat pertama kali saya melihat foto anggota paskibraka 2024 yang beredar luas di media sosial, saya langsung tertarik karena tak terlihat satu pun anggota perempuan yang mengenakan penutup kepala. Wahhh, apakah karena upacara 17 Agustus tahun 2024 ini diselenggarakan di IKN = Ibu Kota NUSANTARA? Kalau NUSANTARA ya selayaknya tampil khas Nusantara dong, tanpa penutup kepala.

 

Sungguh saya (tidak) sangka jika kemudian foto yang beredar luas itu bakal memantik polemik berkepanjangan di tengah masyarakat konoha, eh, Indonistan, eh, Indonesia (?). Muncul petisi-petisi blablabla … Jujurly, saya berharap, yang menentukan peraturan bahwa anggota paskibraka Nasional tidak ada yang mengenakan atribut khas satu agama tetap keukeuh dengan peraturan itu. Dan ketika akhirnya BPIP menarik peraturan itu, saya kecewa mengetahuinya, meski saya bisa meramalkan bahwa itu pasti akan terjadi.

 

Honestly, kalau begini, saya jadi kangen masa lalu (sebelum RUU APP disahkan) di mana tidak ada sesama perempuan yang menstigma perempuan lain hanya gegara tidak mengenakan atribut keagamaan. Di mana di dalam kelas, dengan mudah saya bisa membedakan yang mana yang bernama Nafisah, Mita, Pitaloka, bla bla bla karena kepala mereka tidak ditutupi.

 

PT56 10.18 16/08/2024

 

yang barangkali tertarik membaca tulisan-tulisanku tentang jilbab, bisa klik link ini

Wednesday, August 07, 2024

Terlalu Cinta

 


 

 

Jangan dekat atau jangan datang kepadaku lagi
Aku semakin tersiksa karena tak memilikimu
Kucoba jalani hari dengan pengganti dirimu

Tapi hatiku selalu berpihak lagi padamu
Mengapa semua ini terjadi kepadaku

Tuhan maafkan diri ini
Yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya
Namun apalah daya ini
Bila ternyata sesungguhnya
Aku terlalu cinta dia

Tapi hatiku selalu berpihak lagi padamu
Mengapa semua ini terjadi kepadaku

Tuhan maafkan diri ini
Yang tak pernah bisa
Menjauh dari angan tentangnya
Namun apalah daya ini
Bila ternyata sesungguhnya
Aku terlalu cinta dia

Mengapa semua ini terjadi kepadaku
Tuhan maafkan diri ini
Yang tak pernah bisa
Menjauh dari angan tentangnya
Namun apalah daya ini
Bila ternyata sesungguhnya
Aku terlalu cinta dia
Aku terlalu cinta dia

Sunday 4 August 2024: one hectic day!

 



Dari Pasar Jongke ke Taman Balekambang lanjut ke Waduk Cengklik

 

Hari Minggu 4 Agustus 2024, aku berada di Solo. (Berangkat malam sebelumnya, setelah selesai mengajar jam 18.00. I took Sabi** travel at 19.00)

 

Mumpung sudah cukup lama aku tidak meminta Ranz untuk menemaniku sarapan soto Hj. Fatimah, pagi itu aku 'merengek' untuk sarapan ke sana, lol. Well, semula aku mau mengajaknya sepedaan ke CFD, lalu sarapan nasi liwet somewhere there, tapi ternyata Ranz molor bangunnya. Aku ikutan molor lah. Lol.

 

Kami ke Jl. Bhayangkara naik motor, Ranz males kuajak ke sana naik sepeda. Jian bocah siji iki saiki angel men dijak ngepit. Pulang dari sarapan soto, mengembalikan motor ke rumah, Ranz langsung menawariku untuk jalan ke Pasar Jongke yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Wah, tentu aku mau!

 

The 'New' Pasar Jongke memiliki 3 lantai, sayangnya tidak ada eskalator di sini. (Shhht, Pasar Bulu Semarang saja ada eskalator loh!) 'Untung'nya selain tangga, juga disediakan 'jalan miring' untuk naik maupun turun, jadi ga perlu naik-naik tangga. Dan karena masih baru, banyak anak-anak yang bermain di area jalan miring ini. Disain bangunannya sedemikan rupa sehingga angin mudah bergerak ke sana kemari sehingga suasana tidak terlalu sumuk meski tidak ada kipas angin.

 

Aku kurang memperhatikan di lantai 1 ada kios apa saja, lantai 2 ada kios apa saja, demikian juga di lantai 3. yang kuingat, di lantai 3 ada food court tempat orang-orang mau makan. Yang lumayan membantu bagi pedagang yang mendapatkan kios di lantai atas, ada area parkir mobil sampai ke lantai 3. tidak hanya untuk pedagang sih ya ini, tapi juga untuk pengunjung yang ingin langsung menuju lantai 3.

 

Aku sendiri sebagai seseorang yang lebih suka belanja di pasar 'krempyeng', yang tidak besar, namun aku bisa mendapatkan semua yang kubutuhkan, Pasar Jongke seperti ini bagiku hanya cocok untuk mereka yang punya waktu luang sekaligus butuh jalan-jalan di hari libur. Tapi, tentu saja, aku sangat mengapresiasi ide Gibran RR untuk merenovasi Pasar Jongke. Minimal orang-orang yang tinggal di sekitar Jongke menjadi bangga, ada sesuatu yang akan memperkenalkan nama Jongke ke seluruh Nusantara. Ranz yang di awal ide renovasi pasar bergulir sempat bersungut-sungut, karena dia khawatir nasib para pedagang di kedepannya bakal dapat kios untuk berjualan for free/minimal fare. Sekarang? Ranz bangga banget lah. 😊

 

Dari Pasar Jongke, aku mengajak Ranz menengok Taman Balekambang. Aku membaca berita di portal online bahwa Taman Balekambang masih tetap akan dibuka untuk umum for free pada tanggal 3-4 Agustus 2024. Kali ini kami juga naik motor ke sana, our very first experience to visit Taman Balekambang by motorcycle, biasanya ngepit. Well??? Ranz ogah capek katanya, wkwkwkwk. Ya wis lah manut wae.

 

Sesampai sana, wuiiiiih, jalan menuju Taman Balekambang sudah penuh sesak sepeda motor yang parkir. Orang-orang lalu lalang banyak sekali. Setelah mendapatkan tempat parkir yang bisa dikatakan lumayan jauh dari pintu masuk Taman, kami berjalan kaki.

 


 

Aku tidak berkomentar apa pun tentang hasil renovasi Taman Balekambang yang habis 170 milyar rupiah. Ranz mengeluh je katanya Taman Balekambang tidak lagi nampak seperti 'hutan kota' karena banyak pohon besar yang ditebang. Aku sendiri sebagai penduduk Semarang, aku akan sangat senang sekali jika Semarang memiliki taman seperti ini. One thing to note down: jika di Taman Balekambang lama, kita dengan mudah menemukan bangku-bangku yang bisa dipakai orang-orang untuk nongkrong, ngobrol bersama keluarga, sahabat maupun siapa pun yang mereka temui di sana, kali ini tidak ada bangku-bangku yang akan membuat orang nongkrong lama. Meskipun begitu, di area yang dekat Taman Air Partini, banyak orang-orang duduk lesehan. Kebetulan area itu dilapisi oleh kayu dan memang terlindung dari sinar matahari karena pohon-pohon yang besar di sekitarnya.

 


 

Pulang dari Taman Balekambang, kami istirahat sebentar. Pukul 16.10 kami menuju Waduk Cengklik; Ranz ingin memotret view sunset. Jika sebulan yang lalu kami kesini berlima dengan Deven, mbak Niken dan Rama, kali ini kami hanya berdua saja: naik motor lagi. Hihihi …

 

Pukul 19.00 kami sudah balik dari Waduk Cengklik. Pukul 20.00 aku sudah berada dalam travel, otw kembali ke Semarang.

 

Next time dolan lagiii.

 

MS48 14.00 07 August 2024

 

dijepret dari Aman** Cafe yang terletak di sebelah Timur Waduk Cengklik

Wednesday, July 31, 2024

Semarang Pesonanya Apa? :)

Tulisan ini tertrigger dari tulisan lamaku di link ini 😁

Menurut analisis blogger, tulisan yang kuberi judul SEMARANG PESONA ASIA ini di-view 4 kali kemarin, Selasa 30 Juli 2024, entah oleh 1 orang yang ngeklik halaman itu 4 kali, atau diklik oleh 4 orang yang berbeda. Tapi, membaca ulang tulisan itu membuatku geli sendiri, lol. nampaknya waktu itu aku memandang kota Semarang dengan setengah hati, ga pede bahwa Semarang bakal menarik perhatian orang untuk datang ke kota kelahiranku ini, lol. dan aku menganggap ide ex wali kota Semarang waktu itu sangat absurd dan ketinggian. hoho ... but don't get me wrong, no matter what, I love my hometown! 💓💓💓

kebetulan term ini, kursus tempat aku mengajar Bahasa Inggris mengadakan lomba, salah satunya -- untuk anak level SMA dan kuliah -- adalah giving a presentation dengan topic "how to attract tourists coming to Semarang, from the youth's perspective". Aku mengajak salah satu kelasku untuk membahas ini: "If you have a friend or relative living far away coming to Semarang, where will you take him/her to go around Semarang?"

Yang pertama mereka sebut adalah Kota Lama. (Di tulisan lamaku itu, Kota Lama belum seperti sekarang, lokasi itu masih menjadi tempat yang tidak aman untuk dikunjungi di waktu malam hari.) Sekarang, Kota Lama adalah destinasi wisata yang aman dan menyenangkan untuk dikunjungi mulai dari pagi hari sampai midnight! Jika di tulisan lama itu, aku hanya menyebut Gereja Blenduk, sekarang orang bisa dengan mudah menemukan spot-spot yang cukup instagrammable di Kota Lama, tidak hanya dengan background Gereja Blenduk. 


 

Well, jujurly, tidak hanya Semarang yang memiliki 'Old Town', Jakarta maupun Surabaya juga memiliki kawasan yang mereka sebut sebagai "Kota Tua". Tapi, tentu jenis-jenis bangunan peninggalan dari pemerintah Kolonial Belanda berbeda dari satu kota ke kota yang lain. So, aku tetap yakin bahwa orang akan senang berkunjung ke Kota Lama Semarang sambil foto-foto tentu saja.


 

Lawangsewu adalah destinasi kedua yang disebut oleh siswaku. Gedung bersejarah Lawangsewu juga dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Mungkin kota-kota lain juga memiliki bangunan yang di satu sisi ada kemiripan dengan Lawangsewu, misal Benteng Van Der Wijck di Gombong atau Benteng Van Den Bosch di Ngawi. Tapi, hanya Lawangsewu lah bangunan yang memiliki pintu yang banyak sekali - meski jumlahnya tidak benar-benar sampai sewu alias seribu. But trust me, di era orang suka pamer di media sosial, berkunjung ke Lawangsewu lalu foto-foto di sana is really worth showing off. 


 

Destinasi wisata ketiga adalah Sam Poo Kong, yang di masa aku kecil dulu lebih dikenal dengan nama Gedung Batu. Berbicara tentang klenteng yang besar, tentu saja Sam Poo Kong bukan satu-satunya yang ada di Pulau Jawa. Klenteng Kwan Sing Bio yang terletak di Tuban juga luas sekali areanya. Namun, Sam Poo Kong memiliki nilai historis khusus karena di awal bangunannya, sebenarnya petilasan ini dibangun oleh anak buah kapal Laksamana Cheng Ho alias Zheng He untuk dimanfaatkan sebagai masjid. Di lokasi yang sama, ada makam sang juru mudi kapal Laksamana Chen Ho yang meninggal dalam penjelajahannya. Namun, karena petilasan ini dihiasi ornamen-ornamen ala Cina dan berwarna merah dan kuning yang cethar, orang-orang lokal waktu itu mengira ini adalah klenteng, tempat bersembahyang orang-orang yang beragama Kong Hu Chu. Akhirnya, malah fungsinya berubah, tak lagi sebagai masjid, namun sebagai klenteng. Meskipun begitu, di salah satu bangunan yang cukup besar, terletak di samping 'Gedung Batu' ada bedug yang berukuran cukup besar.

"And don't forget to visit Simpanglima, Miss." kata siswa yang sama. 

Well, duluuu, Simpanglima memang merupakan satu tujuan hangout yang cukup populer, sebelum Kota Lama direnovasi sedemikian rupa, atau lokasi-lokasi lain dibangun oleh pemerintah/swasta. Maka, aku minta siswa itu untuk menjelaskan mengapa Simpanglima.

"I think Simpanglima is quite good for people to enjoy the culinary of Semarang," jelasnya. 

Aha ... ya aku ingat! (maklum aku jarang kelayapan di Simpanglima di malam hari, maklum menuju ke arah sana itu traffic selalu padat merayap, terutama di malam Minggu.) Di sekeliling Simpanglima, pemerintah telah membangun semacam street food court dengan beraneka jenis masakan khas Semarang; mulai dari nasi ayam (seperti nasi liwet di Surakarta), tahu gimbal, nasi pecel, dll. Yang hobi kulineran, sila datang ke sana. 

Jika sekarang banyak orang berbondong-bondong mampir ke masjid Syaikh Zayed jika mereka ke Solo, dulu saat Masjid Agung Jawa Tengah pertama kali usai dibangun, masjid ini juga menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Salah satu keistimewaan MAJT adalah dia memiliki 6 payung raksasa elektrik yang terbuka saat shalat Jumat, seperti yang ada di masjid Nabawi. Selain itu juga ada Menara Asma-ul Husna setinggi 99 meter. Dari atas menara, kita bisa melihat pemandangan kota Semarang sampai lumayan jauh.

Selain Sam Poo Kong, Semarang juga punya destinasi wisata religi lain untuk mereka yang beragama Buddha, yakni Vihara Buddhagaya yang terletak di area Pudakpayung, Semarang atas. Di sini ada patung Buddha berbaring dalam ukuran cukup besar loh. 

FYI, yang menarik dari kota Semarang adalah Semarang bisa dibagi menjadi dua area, area Semarang atas dan area Semarang bawah. Pengunjung bisa menikmati kerlap-kerlip lampu di Semarang bawah dengan cara mereka menikmati makan di resto yang terletak di Semarang atas, yang memiliki view kota bawah tentu saja. 

So far, it is enough ya. Next time I will write more about Semarang, if I have good mood. haha 

MS48 19.19 31/07/2024