Topik satu ini menjadi viral sejak sekitar 2 minggu yang lalu, mungkin sekitar awal February, if I am not mistaken. Sebagai orang yang (tidak lagi) FOMO, lol, jelas aku tidak tertarik membahas ini di akun media sosial. Aku mulai tergelitik ikutan menulis hal ini ketika seorang kawan medsos menulis something like,
"you know what? ternyata yang memulai mempraktekkan #kaburajadulu adalah sekjen pedeipeh HK kepada HM."
aku pun menulis status yang mirip-mirip karena bagiku it was hilarious.
satu hari kemudian, aku membaca status (ex) workmate yang sudah tinggal di UK selama kurang lebih 7 tahun. status itu memberikan kesan bahwa dia baper dengan pernyataan pak wamen bahwa mereka yang #kaburajadulu itu tidak nasionalis, tidak mencintai negara sendiri. statusnya ini membuatku heran, mengapa dia harus baper ya? kupikir dia memutuskan untuk pindah ke UK setelah menikah dengan suaminya yang orang sana pastinya telah melewati perenungan dan pertimbangan yang matang, tidak hanya sekedar, "aku kabur aja dulu deh dari Indonesia,"
one best friend of mine -- I call him 'Abang' -- in my opinion juga dulu melakukan #kaburajadulu di tahun 1998. dia memboyong istri dan 3 anak perempuannya ke Sydney setelah peristiwa tragis yang menyertai 'gerakan reformasi' di Indonesia. Dari ceritanya kepadaku dulu -- as long as I remember -- itu bisa dikategorikan kabur. dari Sydney, kebetulan Abang punya kolega yang bekerja di NZ, dia ditawari pekerjaan di Auckland. dia pun kemudian memboyong istri dan 3 anaknya ke NZ. lucky them, in my opinion.
dari obrolan-obrolan kami dulu, aku yakin dia tetap cinta tanah air, tetap ingin kembali ke Indonesia setelah 'pensiun'. inilah sebabnya aku heran mengapa orang-orang baper ketika pak wamen bilang seperti itu. kalau mereka tetap nasionalis, tetap cinta tanah air, berarti tuduhan itu tidak untuk mereka kan? well, beberapa diaspora yang dulu aku kenal via milis 'Sastra Pembebasan' jelas-jelas mereka cinta tanah air kok. setelah tinggal di LN sekian puluh tahun, mereka tetap berpaspor hijau, yang berarti mereka tetap WNI.
PENDATANG ILLEGAL
well, if I am not mistaken, aku pernah juga menulis tentang hal ini di blog. salah satu (ex) mahasiswa bermigrasi ke US di akhir tahun 2006 setelah lulus kuliah. dia bercerita betapa hidup di US tidak mudah. aku tidak bertanya apakah dia datang ke US dan bekerja di sana secara legal atau ilegal. namun, aku pernah punya siswa yang pulang dari US dengan membawa cerita yang cocok dimasukkan kategori #kaburajadulu orangtuanya memboyong kedua anaknya ke US untuk mengadu nasib. mereka masuk ke US lalu bekerja secara ilegal. setelah beberapa kali mendapatkan peringatan bahwa pemerintah akan mendeportasi para imigran ilegal, dan di tahun 'itu' pemerintah nampak bersungguh-sungguh untuk menyisiri setiap 'sudut' US untuk menemukan imigran gelap, orangtua mereka memutuskan untuk kembali ke Indonesia, khawatir akan dideportasi paksa, atau bahkan akan dipenjarakan terlebih dahulu.
meanwhile ...
di sekolah tempat aku pernah bekerja dulu itu, banyak siswa yang melanjutkan kuliah ke LN, setelah lulus SMA. mereka ada yang kuliah di Singapore, Malaysia, Jepang, Thailand, Australia, New Zealand, etc. dari kisah-kisah mereka, aku tahu bahwa sebagian kembali ke Indonesia. sebagian (besar) lagi lanjut mencari kerja di negara-negara di mana mereka kuliah. orangtua mereka merestui mereka untuk bekerja di LN. masalah apakah lalu mereka akan mencari green card untuk pindah ke sana, atau tetap memutuskan untuk berpaspor hijau, the choice is all in those 'kids'. their parents will just support them.
PT56 16.56 20 February 2025
No comments:
Post a Comment