Yang namanya rezeki,
kadang memang tak pernah kita duga datangnya ya? Terkadang, ... bum ... out of
the blue ... sekonyong2 ... begitu saja rezeki itu datang. LOL.
Itulah yang
kurasakan ketika mendadak seorang rekan kerja memberitahu bahwa kantor tempat
aku bekerja sejak tahun 1996 (angkatan jadul banget! LOL) akan mengadakan
outing yang berupa arung jeram a.k.a rafting.
Sebagai seorang
pecinta olahraga berenang (cinta pertamaku sebelum mengenal sepedaan, well,
meski aku tentu telah bisa bersepeda sejak duduk di bangku SD, namun jatuh
cinta pada olahraga bersepeda ini kurasakan baru mulai tahun 2008 :D) tentu
saja aku menyukai tawaran bermain air yang ... well ... cukup memacu adrenalin
ini : arung jeram. Maka, tentu saja aku tidak mengabaikan tawaran ini.
Tiga hari sebelum
berangkat, setelah aku yakin ada beberapa kursi kosong – karena beberapa rekan
kerja menyatakan tidak bisa ikut – aku menawari Angie ikut. Angie yang telah
kuperkenalkan pada dunia berenang sejak dia berusia enam tahun tentu dengan
suka cita menerima tawaranku ini. Yuhuuu ... berarti ini adalah rafting bersama
kita berdua yang kedua kali. Yang pertama, tahun 2016 bersama rekan kerja
Angie. Kali ini bersama rekan-rekan kerjaku.
Minggu 26 November
2017
Aku dan Angie telah
sampai kantorku yang terletak di Jalan Imam Bonjol sebelum pukul lima pagi. Bus
yang kita tumpangi meninggalkan kantor sekitar pukul 05.05, molor 5 menit dari
waktu yang telah kita sepakati bersama.
Perjalanan cukup
lancar. Kita sampai di lokasi CitraElo pukul 07.20, 40 menit lebih awal
ketimbang waktu yang ditentukan oleh pihak penyelenggara. Karena kita datang
cukup pagi, kita masih ada waktu untuk menikmati suasana pedesaan di sekitar
kita. Gunung nan hijau, air sungai Elo yang mengalir, beserta pepohonan di
sekitar. Sungguh asri dan sedap dipandang mata. Berhubung saat itu sedang musim
hujan, hawa sungguh sejuk dan segar. Matahari nampak malu-malu bersinar.
Sekitar pukul setengah
sembilan kita diberangkatkan ke Blondo, nama daerah dimana kita akan memulai
perjalanan arung jeram. Kita diantar kesana dengan mengendarai angkutan umum
yang telah disewa oleh CitraElo. Di atas tiap-tiap angkutan yang kita kendarai,
pihak penyelenggara meletakkan dua buah boat, dimana di dalam boat itu terletak
life jacket yang akan kita kenakan. Dayung diletakkan di dalam kendaraan.
Setelah sampai
Blondo, kita dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 5
orang, menjadi enam orang bersama sang pemandu rafting. Di kelompokku ada aku,
Angie, Nurjannah (NJ), Imam, dan Samsul.
Seperti biasa,
sebelum kita diberangkatkan, ada seorang instruktur yang memberi kita arahan
hal-hal yang harus kita perhatikan. Sangat penting bagi para newbie, sedangkan
bagi mereka yang telah kesekian kali rafting, arahan ini bisa menjadi semacam
penyegaran kembali.
Sekitar pukul
setengah sepuluh, kita mulai bergerak menuju air. Dalam boat, Samsul dan Imam
duduk paling depan. Di baris kedua ada aku dan NJ, Angie duduk di baris ketiga,
sendirian. Sang pemandu – pak Gimin namanya kalau aku tidak salah dengar – duduk
paling belakang.
Jika tahun lalu aku
membawa hape yang kuletakkan dalam wadah plastik yang kukalungkan di leher,
kali ini aku sama sekali tidak membawa apa-apa. Baju ganti kutinggal dalam bus,
sedangkan hape dan lain-lain kuletakkan dalam tas Angie yang disimpan di satu
ruangan yang disediakan oleh CitraElo di base camp mereka.
Seperti biasa, yang
membuat perjalanan sepanjang arung jeram exciting
dan meriah adalah kehebohan para peserta. LOL. Kebetulan pak Gimin seorang
pemandu yang usil, baru beberapa meter kita meninggalkan titik awal, dia sudah
mulai mencipratkan air kepada ... kita berlima! Yeay! LOL. Yang membuat Angie,
aku, NJ, Samsul dan Imam basah yang pertama kali adalah pak Gimin sendiri! LOL.
Setelah itu barulah kita mulai bermain mencipratkan air kepada para peserta
lain yang boat-nya ada di sekitar kita.
Dua laki-laki yang
duduk di boat yang sama denganku ternyata tidak memiliki daya fight yang tinggi. LOL. Berhubung tidak
ada sejenis kompetisi yang nyampai duluan di titik akhir bakal dapat award,
mereka berdua mendayung dengan santai, sama sekali tidak terburu-buru. Melihat
mereka berdua seperti itu, ya sudahlah, aku dan dua perempuan lain di belakang
ikutan nyante. LOL. Kadang ikutan ndayung, kadang membiarkan pak Gimin mendayung
sendiri. LOL. (Shhhttt ... jangan ditiru! LOL.)
Btw, ini adalah
pengalaman rafting pertama buat seorang NJ. Sejak awal dia nampak tegang, meski
sudah kuberitahu bawa sungai Elo sangat ramah buat para newbie. Dia langsung
terlihat panik waktu seorang rekan kerja kita – Dewi – yang duduk di boat yang
lain terjatuh ke dalam air. Meski Dewi dengan cepat dibantu naik kembali ke
boat, NJ nampak tidak jenak.
Kata pak Gimin
penyebab seorang rafter terjatuh adalah karena dia tidak konsentrasi penuh. Bahkan
lebih parah lagi, mungkin sedang melamun. LOL.
Dewi tidak hanya
jatuh sekali. LOL. Kali kedua dia jatuh, kebetulan lokasi dia jatuh dekat
dengan boat kita, maka pak Gimin membantunya naik ke boat kita. Jadilah kita
bertujuh. Baru beberapa saat Dewi ‘menumpang’ boat kita, eh, dia jatuh lagi.
LOL.
Setelah akhirnya
Dewi kita kembalikan ke boat dia sendiri, eh, malah Samsul jatuh dengan
sendirinya. LOL. Benar kata pak Gimin, karena kita melamun, tidak konsentrasi
ke apa yang sedang kita lakukan, bisa membuat kita terjatuh. LOL.
Yang jatuh
berikutnya adalah NJ. Kekekekeke ... Dia terjatuh ke air karena ... dia
diusilin pak Gimin, dalam kondisi dia melamun! LOL. Namun pak Gimin tidak
berhasil mengusiliku maupun Angie. J kita berdua senantiasa alert!
Yeaaaah. LOL.
Seperti biasa,
setelah melampaui 6 kilometer kita rafting, kita semua diberi kesempatan
beristirahat, dan menikmati air kelapa muda dan beberapa kudapan.
Menjelang pukul
12.00 kita semua sudah sampai di titik akhir, di bawah tempat kita duduk-duduk
santai di pagi hari, sebelum kita diberangkatkan ke Blondo. Kita langsung naik,
kemudian mandi di tempat-tempat yang telah disediakan. Setelah itu, kita
menikmati makan siang, yang merupakan satu paket dengan arung jeram tersebut.
Menu makan siang kita adalah sayur lodeh tanpa cabe, ayam bakar, oseng tempe,
sambal terasi yang maknyus, dan krupuk.
Sekitar pukul 12.40
kita meninggalkan lokasi CitraElo dengan perasaan lega. Kita bisa menikmati
berarung-jeram tanpa diganggu hujan! Oh well, meski kata pak Gimin sih kalau
kita rafting pas hujan turun malah jauh lebih asyik. Hmmm ... kapan-kapan lagi
deh. LOL.
Dari sana, kita
mampir sejenak ke Candi Mendut yang terletak tak jauh. Namun karena hujan turun
(akhirnya!) kita tidak lama disini. Sekitar pukul 13.30 kita melanjutkan
perjalanan. Karena tak seorang pun menyatakan ingin mampir di satu tempat lain
(hujan yang turun telah memadamkan hasrat kita! LOL) akhirnya kita hanya mampir
di tempat beli oleh-oleh. Kemudian lanjut pulang ke Semarang.
Sekitar pukul 14.30
kita mengatakan goodbye Magelang! Kapan-kapan tentu aku dan Angie akan kembali
lagi! yeay!
LG 15.15 02/12/2017
No comments:
Post a Comment