KLARIFIKASI
Sekali-sekali sok
merasa seperti pejabat publik yang punya ‘musuh’ politik gapapa kan ya? :D Setelah
lebih dari setahun saya move on, dan ternyata orang-orang yang ada di grup
sebelah nampaknya masih berkutat pada issue lama, mungkin saya perlu membuat
sedikit klarifikasi. Pakde Jokowi yang biasanya cuek digosipin apa pun oleh
orang-orang yang tidak pro dia saja kadang bikin klarifikasi kok. (duh,
bandingin diri sendiri dengan Pakde Jowoki, ga tau diri amat. LOL.)
Ini tentang api dalam sekam
di antara beberapa (ga ‘banyak’) kawan sepeda di kota Semarang, yang ‘terbagi’
ke dalam beberapa grup. To the point saja yak.
Mengapa saya keluar
dari grup B setelah saya sempat masuk ke dalam grup WA mereka selama beberapa
bulan?
1. Saya tidak mau ‘dianggap’ masuk grup sepeda
manapun kecuali B2W Semarang dan Komselis, karena no matter what Komselis
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari B2W Semarang karena orang-orang (awal)
yang berinisiatif ‘mendirikan’ adalah orang-orang yang dulu juga terlibat dalam
B2W Semarang. Ini adalah preferensi saya sendiri, untuk terlibat dalam grup
sepeda yang gerakan moralnya jelas.
a. B2W Semarang untuk mengkampanyekan hidup
sehat dengan meninggalkan kendaraan bermotor dan menggantinya dengan sepeda
b. Komselis untuk penggunaan sepeda lipat yang
diharapkan kian mendorong orang untuk bersepeda ke tempat kerja kala terbentur
pada jarak yang dianggap cukup jauh, atau terbentur kontur jalan yang kurang
menguntungkan
2. Ketika saya melihat kemungkinan bahwa grup B
menjadi komunitas, saya dengan sadar diri mengundurkan diri. (meski waktu itu
dibantah oleh An – atas dasar pernyataan seseorang lain di grup itu — bahwa grup
itu tidak akan menjadi komunitas.) Mengapa saya merasa perlu keluar dari grup
WA mereka? Karena ternyata sebagian dari mereka nyinyirin saya ketika saya
tidak ikut kegiatan yang mereka adakan, misal sepedaan ke pesta duren di Gunung
Pati.
Sejak
tahun 2011 saya terbiasa dolan berdua dengan soulmate sepedaan saya, terus
terang saya kesal ketika dinyinyiri seperti itu. Apalah daya, saya hanya
perempuan biasa. LOL. Lha wong ketika Komselis ngadain acara – misal gowes ke
area Mangrove Morosari tahun 2015 – saya dan Ranz malah gowes ke Curug
Semirang, kawan-kawan Komselis juga ga ada yang nyinyir. LOL.
3. Saya tidak mau berada di satu grup WA, dimana
ada beberapa personil yang suka ngompori orang lain – yang biasanya anggota
baru grup – untuk tidak menyukai
komunitas yang telah eksis sejak tahun 2009. Bahwa oknum-oknum tertentu
menyebarkan gosip, misal, “Eh, si T itu ngeper lho diminta jadi tuan rumah
jamselinas!” dan karena caranya sangat santun untuk ngompori orang, orang-orang
yang dikompori itu tidak merasa telah dikompori. LOL. Saya tidak mau
ikut-ikutan jelek-jelekin komunitas sepeda lipat Semarang (yang pertama berdiri
di kota Semarang).
Hey,
no matter what, saya ikut ‘membidani’ kelahiran Komselis, ikut menentukan
apakah Komselis akan berdiri sendiri atau tetap dianggap merupakan bagian dari
B2W Semarang.
Semoga 3 alasan di atas cukup menjawab
pertanyaan orang-orang di grup sebelah. Sebenarnya masih buanyak lagi yang
mengganjal di hati saya, tapi saya kira ini cukup. Saya baik hati loh agar
orang-orang itu tidak terus menerus ghibah tentang saya, juga Ranz, Tami, dan
mungkin Dwi. Ketiga alasan di atas murni alasan saya. Saya yakin Ranz, Tami,
dan mungkin Dwi, memiliki alasan mereka sendiri mengapa mereka keluar dari grup
WA satu setengah tahun yang lalu, Maret 2016.
Demikian. Postingan ini saya tulis tanpa ada
paksaan dari pihak mana pun.
LG 09.20 21/09/2017 g
No comments:
Post a Comment