LEBARAN 2016
Lebaran memang tak
lagi bernuansa sakral bagiku, entah mulai tahun berapa. 10 tahun lalu? Atau
lebih lama dari itu? Namun, meski tak lagi sakral, aku masih tetap mengikuti
“ritual” tahunan keluarga Podungge di Semarang. Sibuk mempersiapkan masakan,
misal ketupat, opor ayam, sambal goreng ati, dan biluluhe. Ini satu hari
menjelang Idulfitri. Di hari H, ikut ke lapangan untuk shalat Ied bersama
keluarga. Pulang dari shalat Ied, bersalam-salaman dengan seluruh anggota
keluarga. Kemudian sarapan ketupat + opor ayam + sambal goreng ati + kerupuk
udang.
Kakakku yang telah
hijrah ke Cirebon tahun 1990, mudik ke Semarang. Well, ketika dia masih
“married” dengan istri pertamanya, dia gantian, jika tahun ini, lebaran hari
pertema berada di Semarang, hari kedua berangkat ke Purwokerto, tahun
berikutnya dibalik. Setelah istri pertamanya meninggal, istri keduanya asli
Cirebon. Maka, tiap tahun, tiap lebaran, dia mudik ke Semarang.
Tahun 2010, adik
bungsuku menikah. Suaminya asli Weleri. Maka, bisa dimaklumi, jika tiap
lebaran, dia ke Weleri. J
Usai sarapan
sekeluarga, biasanya aku melakukan “household chores”, misal laundry. :D Angie
biasanya dijemput oleh ayahnya, untuk berkumpul dengan keluarga besar ayahnya.
Tahun ini, semua
berjalan seperti biasa. J yang mungkin
agak berbeda adalah kita tidak berangkat shalat Ied di lokasi yang terletak di
Jalan Pamularsih. Kita shalat Ied di masjid dekat rumah. Kita cukup berjalan
kaki kesananya.
Tak lagi menganggap
sakral, namun aku tetap menjalankan shalat Ied? :D
Well, hanya sekedar
ritual. Seperti jika di pagi hari kita butuh melakukan ritual di toilet, demi
kesehatan perut khususnya dan tubuh umumnya. LOL. I don’t mind at all.
Jadi ingat seorang
rekan facebook yang mengaku menjadi atheis, padahal dia asli Aceh, dimana
disana biasanya orang-orang sangat relijius. He used to be religious, for sure.
Namun semenjak aku kenal dia di facebook, entah tepatnya kapan aku lupa, dia
terus menerus mengejek segala sesuatu yang berbau relijius. :D Dia spesialisasi
mengejek agama yang dulu dia peluk. :D Berbeda dengan Muhammad Amin, anak dusun
asli Jawa Timur yang hijrah ke Belanda (ketika pertama aku “mengenalnya” di
facebook tahun 2010), kemudian hijrah lagi ke California (entah mulai tahun
berapa, aku kurang memperhatikan). Dia mengkritik segala jenis agama yang
baginya merupakan kebodohan, sama bodohnya dengan atheisme. LOL.
Si Aceh sempat
update status berupa komplain dari istrinya, mengapa dia tidak mau melaksanakan
shalat Ied, meski hanya sekedar untuk ritual. Dia bilang shalat Ied itu tidak
berbeda dengan menyembah sandal. Kekekekeke ... Do you know what I mean? LOL.
Muhammad Amin tidak
update apa-apa. Well, semenjak dia kena “skors” beberapa kali di facebook
beberapa waktu lalu, dia jadi sangat jarang update status. Padahal dulu dia
rajin update, minimal sehari sekali. Di hari Jumat dia akan update yang dia
beri judul “khutbah Jumat”, di hari Minggu ya berkaitan dengan ritual gereja.
Tahun ini, seperti
tahun lalu, 2015 dan setahun sebelumnya, 2014, aku dan Ranz tidak bikepacking. L ini sangat menyedihkan. L Tahun 2014, di awal bulan Ramadhan, kita
mbolang ke Blitar dan Malang. Tahun 2015, juga di awal bulan Ramadhan, kita
bikepacking ke Bali dan Lombok. Tahun ini, awal bulan Ramadhan kita ga
kemana-kemana. Bukankah ini sangat menyedihkan? L
Mendadak aku ingin
membuat kaleidoskop bikepacking kita. :D
Tulisan “lebaran
2016” cukup sekian aja ya?
PT56 11.07
09/07/2016
No comments:
Post a Comment