Search

Friday, May 09, 2025

What do your (old) friends remember about you?

 


Do you know that we cannot always predict what our old friends remember about us? Or am I just a forgetful creature? Lol.

 

Sekitar 13 tahun yang lalu, saat ikut menghadiri undangan kumpul-kumpul kawan SMP (setelah berpisah selama kurang lebih 29 tahun), seorang kawan yang pernah duduk satu bangku denganku bilang, "Na, kamu masih suka menulis puisi ya ternyata?" dia bilang begini setelah kami berteman di facebook dan kadang aku menulis puisi sebagai status.

 

"Apakah aku sudah suka menulis puisi saat kita duduk di bangku SMP?" tanyaku, innocently, lol.

 

Well, aku mengakui bahwa aku sudah suka coret-coret menulis puisi sejak SMP, tapi aku malu jika ketahuan orang lain, maka aku pun menulisnya diam-diam saja. Ternyata, kawanku ini mengingatnya dengan baik. (I even didn't remember that we used to sit on the same bench! Lol. Gile, aku yang berpikir bahwa aku seorang pengingat dengan baik ternyata lupa hal-hal begini, lol. Well, dulu kami pernah satu kelas (dan duduk sebangku) di kelas 2 SMP. Entah mengapa yang aku ingat dengan baik adalah kawan sebangku saat duduk di kelas 1 dan 3 SMP.

 

*****

 

Satu kali dulu, aku pernah dikagetkan oleh seorang chat 'friend'. Aku tidak ingat bahwa aku dan dia pernah chat di zaman mIRC viral. (zaman itu istilah viral belum dipakai ya, lol.) namun dia ingat aku dengan baik, bahkan mengagetkanku dengan bilang, "Kamu suka berenang kan? Jika kamu dolan ke Cirebon, kamu suka berenang di hotel Apit* yang ada kolam arusnya." aku hanya melongo mendengar itu.

 

Aku bahkan tidak ingat aku pernah bercerita tentang hal ini pada seseorang yang 'hanya' kutemui online, dan chat hanya sekali, sebelum akhirnya kita bertemu online lagi. Well, mungkin lebih tepatnya he FOUND me karena menurut pengakuannya dia sering online demi mencariku untuk ngobrol-ngobrol lagi.

 

*****

Hari Senin 4 Mei 2025 aku bertemu seorang kawan yang dengannya aku terakhir bertemu di tahun 1993, saat aku wisuda kuliah S1. ya, kami berdua ngekos di tempat yang sama selama kurang lebih 1,5 tahun. Sejak aku wisuda, kami sama sekali tidak pernah bertemu, bahkan juga tidak kontak sama sekali. Aku lupa kapan dia menemukanku di facebook lalu nge-add. Baru sekitar 2 tahun yang lalu dia menghubungiku via facebook meminta nomor telpon. 2 years ago, she planned to come to Semarang but then she cancelled it.

 

The first thing she mentioned to show what she remembered about me was: EBIET G. ADE. Aku sangat heran, seberapakah dulu itu aku mendengarkan lagu-lagu Ebiet ketika di kos sampai itu adalah satu hal yang diingat Tuti? Another thing she remembered was my ex's name! meski dia mengaku sangat jarang membuka akun facebook-nya, dia ingat nama Angie. Well, it makes sense, aku cukup sering mengunggah foto-foto Angie saat kami pergi bersama somewhere.

 

Saat kami ngobrol-ngobrol itu, aku mengambil kesimpulan bahwa Tuti tidak tahu that I am divorced. (saking jarangnya dia buka akun facebook, kukira, sehingga dia tidak tahu bahwa aku tidak pernah menyebut my ex di postingan facebook.) Dia sering menggodaku tentang Angie's dad ini, hingga kupikir I had better tell her about my marital status.

 

"I am divorced now." kataku, di tengah-tengah hiruk pikuk percakapan kita.

 

Ekspresi wajahnya nampak bingung. Tuti bilang, "tapi dulu kamu pernah bilang dia adalah cinta matimu?"

 

Aku melongo. O em ji … benarkah dulu aku pernah bilang begitu? Lol.

 

"Well, you know everything changes. People change. I changed." jawabku, ngeles, lol.

 

Setelah melongo, kulihat ekspresi wajah Tuti nampak sedih. Setelah terdiam sejenak, Tuti mengatakan hal-hal yang filosofis. "hidup ini memang harus dijalani ya. Mau bagaimana pun juga, tentu ada hal-hal baik di ujung sana yang menunggu kita."

 

Gantian aku tertawa, sambil bilang, "Hey. Don't be too serious. It was gone. I am okay. Angie is okay. Everything is okay with us."

 

Tuti yang punya 5 anak laki-laki ini bilang bahwa dia memberi 'pesan' pada anak-anaknya. "Mama tidak terlalu memilih-milih untuk menantu. Yang penting, carilah seseorang yang Islam. Shalatnya tekun. Ibadah lainnya juga tekun. Dan satu hal lagi: seorang istri harus mau nurut sama suami."

 

Aku hanya manggut-manggut mendengarnya, sambil membayangkan jika aku bercerita tentang hal ini ke Angie, pasti dia tertawa. Tolong digarisbawahi: nurut sama suami! :)

 

Dan benar! Angie tertawa saat aku bercerita tentang hal ini, namun dengan respon, "well, tergantung laki-lakinya sih. Kalau memang  suaminya layak dipatuhi, ya gapapa seorang istri nurut sama suaminya."

 

Dan aku ingat satu kali Abangku bilang, "kamu tuh accidentally berubah menjadi feminis Na. coba kalau suamimu itu seperti aku, kamu akan tetap menjadi seorang Nana yang old-fashioned." Well … ada benarnya sih dia.

 

To be continued.

 

MS48 14.40 9 May 2025

 

No comments: