Jumat - 29 Juli 2022
Aku on the
way ke Solo, seperti biasa naik travel Citi***** pagi ini. Mumpung ada
keberangkatan jam 09.00, aku memilih jam itu, agar bisa segera sampai Solo. As
usual, Ranz sedang olah tubuh di satu fitness center yang terletak tak jauh
dari rumahnya. Kadang, begitu aku datang, dia memintaku untuk nyuting dia
melakukan satu exercise. (padahal dia ya bisa melakukannya sendiri, hahahaha …)
Tentu saja
aku membawa Austin, sepeda lipat kesayangan. Aku dan Ranz berencana untuk dolan
ke Waduk Gajahmungkur di hari Sabtu. Namun, saat menemani Ranz di fitness
center, dia bilang dia ga jadi menolak ajakan keluarganya untuk ikut kondangan
ke Surabaya. Lah bingung lah aku. Mosok baru nyampe Solo, aku langsung balik ke
Semarang lagi?
The only
choice: aku ya ikutan keluarga Ranz ke Sidoarjo.
Siang itu,
as usual, Ranz menemaniku makan siang di RM Tenda ****, seperti biasa aku
memesan satu porsi selat Solo. Untuk minuman, aku 'hanya' memilih es teh. Dua
kali di RM itu aku pesan es dawet gempol pleret, rasanya kurang nendang di
lidahku. Sementara Ranz memilih satu porsi nasi gudeg telur. Oh ya, otw ke RM
itu, kami mampir satu RM yang khusus jualan ayam bakar/goreng. Waktu kami
lewat, bau ayam bakarnya benar-benar bikin ngiler, lol. So? Ranz membeli satu
porsi ayam bakar, tanpa nasi.
Usai makan
siang, aku mengajak Ranz berfoto-foto di Jalan Slamet Riyadi. Hahaha … tumben
kan? Iya, soalnya di facebook ada kawan yang menyelenggarakan lomba
"fashion on the street" sebagai 'dampak' viralnya "Citayam
fashion week". Aku pingin ikutan, dan mumpung aku sedang kumat narsisnya.
Wakakakakaka …
Sore aku
diantar Ranz ke mbak Rina, kakiku butuh diterapi. Ga usah tanya sakitnya kayak
apa. Tapi, gimana lagi, aku pengen kakiku sehat je.
Malamnya,
sekitar pukul 8, aku dan keluarga Ranz meninggalkan rumah, menuju Sidoarjo: 5
orang dewasa dan 2 anak-anak. Menjelang tengah malam, kami sudah sampai di
Krian, Sidoarjo, rumah sepupunya Ranz. Aku sudah pernah diajak kesini dua kali
oleh Ranz, di tahun 2017. yang pertama, bulan Juli, sebelum kami berdua
menyusuri pantura Sidoarjo - Semarang. Yang kedua, bulan Desember, sebelum kami
bersepeda ke Probolinggo yang kemudian kami lanjutkan ke Cemara Lawang - Bromo.
Sabtu - 30
Juli 2022
Aku dan Ranz
sama-sama tidak membawa sepeda ke Sidoarjo, jadi kami tidak ada agenda dolan
kemana-mana. Tapi, sehari sebelumnya aku bilang ke Ranz pengen ke Tanggulangin,
dan … ternyata Ranz beneran mengajakku kesana! Yippeee …
Jam delapan
pagi, kami ke lantai 1, sarapan. (tuan rumah menyediakan satu kamar di lantai 2
untuk kami berdua). Kami sudah mandi. Jadi setelah sarapan, kami siap pergi.
Semula Ranz mengajak naik taksi online. Namun, kemudian sepupu Ranz menawari
kami untuk naik sepeda motor. Waaw … aku jelas langsung mauuu.
Akhir
Desember 2017 saat aku ngikut keluarga besar Ranz ke Sidoarjo (sebelum aku dan
Ranz bersepeda ke Probolinggo lanjut ke Gunung Bromo), mereka juga dolan ke
Tanggulangin, aku jelas ikut. Waktu itu aku beli 2 tas, satu untukku sendiri,
yang satu untuk Angie. Untukku aku memilih tas punggung yang mungil, untuk
Angie tas cangklong. Ga lama kemudian, tasku sudah rusak, lol, tas punya Angie
masih baik-baik saja. Hahahah …
Kenapa aku
pengen ke Tanggulangin? Ya jelas beli tas lah. Entah sejak kapan aku tak lagi
punya tas yang bisa kupakai untuk tampil centil. Hohoho … Tiap mau kondangan,
aku pinjem tas milik Angie atau tas milik adikku. I am somewhat tomboy, tapi
kadang aku juga pingin tampil centil. Wkwkwkwkwk …
Perjalanan
ke Tanggulangin lancar. Kami Cuma mampir di satu gerai, dan aku langsung dapat
1 tas yang kupilih untuk kubawa pulang. Dari sana, kami mampir ke satu warung
makan yang menu andalannya adalah rujak cingur. Setelah itu baru kami pulang.
(Andai tidak ditunggu rujak cingurnya, aku bisa mengajak Ranz dolan-dolan dulu
ya? Hahahaha …)
Sorenya,
kami meninggalkan Krian menuju Surabaya sekitar pukul lima sore. Ternyata
Sidoarjo - Surabaya lumayan jauh juga ya? Kami butuh waktu lebih dari 1 jam
menuju hotel tempat wedding party diselenggarakan, padahal ya kami lewat jalan
tol. Kirain Sidoarjo - Surabaya tuh seperti Semarang - Demak, ternyata
(kayaknya) lebih jauh. Hahahaha …
Pukul
sepuluh malam, kami meninggalkan venue, kembali ke Krian - Sidoarjo.
Minggu - 31 Juli 2022
Honestly, I
expected we would leave Sidoarjo, back to Solo no later than 1 pm today. Agar
malamnya aku bisa langsung balik ke Semarang. I promised Angie to be back to
Semarang on Sunday evening je.
Aku
diberitahu Ranz pagi itu kami akan ke Tanggulangin lagi. Katanya sepupunya ada
yang pengen kesana, setelah melihat tas yang kubeli sehari sebelumnya. Tapi
kemudian Deven -- keponakan Ranz -- bilang mau diajak berenang. Waduh.
Sekitar
pukul 10.00 kami menuju Tanggulangin. Sepupu Ranz yang katanya pengen
lihat-lihat tas malah ga jadi ikut. Agenda kami justru mengantar anak-anak yang
ingin berenang. Ya wis lah. Pablebuat?
Sesampai di
kolam renang -- menjelang pukul 11.00 -- aku ditawari apakah akan berenang.
Jelas aku menolaknya, meski air biru di kolam renang nampak melambaikan tangan
ke aku untuk kujamah, lol, pablebuat? Jam segitu je, kulitku pasti langsung
berubah menjadi gelap dengan cepat, lol.
Jam 14.00
kami masih berada di Sidoarjo, ngantri beli bebek Sinjay. Bisa dibayangkan
pasti pulang ke Solo malam kan ya.
Sekitar
pukul 18.00 kami mulai meninggalkan Krian, otw ke Solo. Kami sampai di Laweyan
sekitar pukul 21.00.
Senin pagi 1
Agustus 2022 aku pulang ke Semarang, naik travel pukul 07.00. resiko dicueki
Angie harus ku terima. Hahahah … but it didn't take long kok. She cannot be
angry with me for long.
PT 56 12.52
15/08/2022