Di satu
serial GILMORE GIRLS, ada scene dimana
Rory sedang ngobrol dengan Paris tentang bagaimana seseorang bisa jatuh cinta.
Rory yang baru saja 'jadian' dengan Jess -- setelah mendadak putus dengan Dean
-- menjawab something like, "you will fall in love with someone who is
compatible with you. Compatible here means having the same interest of kinds of
books, watching the same kinds of movies, laughing at the same jokes, things
like that." Perasaan yang hadir di hati Rory setelah bertemu dengan Jess,
bukan ketika dia bertemu dengan Dean.
*********
Aku pernah
mengatakan hal yang mirip seperti ini kepada Angie, my one and only daughter,
ketika dia duduk di bangku SMP, dengan bahasa yang lebih sederhana, "Cari
pasangan yang dengannya kita nyambung."
*********
Beberapa
hari lalu, Angie menghadiri pernikahan
seorang sobat yang dia kenal di bangku SMP. Angie tahu bahwa sobatnya ini baru
saja pacaran dengan laki-laki yang kemudian menjadi suaminya itu, maka Angie
penasaran apa yang membuat sobatnya itu mau diajak menikah. :D "Karena
orangtuaku merasa he was the man. Orangtuaku senang dengan cara laki-laki itu
membawa diri dalam keluarga besarku." jawabnya.
"Do you
love him?" asked Angie.
"I
think I am okay with him," she answered.
"Why do
people decide to get married with people they are not sure they are
compatible?" tanya Angie kepadaku.
Pertanyaan
Angie mengingatkanku pada satu topik yang mendapatkan porsi lumayan banyak
kutulis di blogku, "why getting married?" Banyak alasan yang telah
kutulis di blog, sebagian besar hasil dari ngobrol dengan para
mahasiswa/siswaku.
- To celebrate sex
- To have (legal) babies (inside wedlock)
- To strengthen the bond with the loved ones
- To get rid of society's pressure that someone must get married after reaching certain age
- To ease financial burden
- To continue the family business
- To apply their religion's 'demand'
Biasanya
jawaban pertama itu yang sering disebut oleh para mahasiswa/siswa, namun pada
saat itu, aku menjawab nomor 4, "a very strong social pressure", yang
dibenarkan oleh Angie. Sobat Angie yang itu merasa dia sudah mencapai usia
tertentu dimana orangtuanya merasa berhak untuk terus menerus bertanya kapan
dia menikah. Orangtuanya merasa laki-laki itu financially established sehingga
membuat mereka merasa secure 'melepas' anak perempuannya.
IB 20.02
18-December-2019