pic diambil dari link ini |
Di satu grup
parenting yang (tak sengaja) saya ikuti, beberapa saat yang lalu ada seorang
perempuan yang menulis status, meminta saran bagaimana mengatasi anak
perempuannya yang berkeinginan mengenakan celana pendek ke sekolah di hari
Jumat, karena kebetulan peraturan sekolahnya para siswa bebas mengenakan baju
apa saja. Si perempuan ini melarang anaknya mengenakan celana pendek karena
menurutnya itu tidak pantas. Sementara sang anak bersikeras ingin melakukannya
dengan alasan kawan-kawan sekolahnya melakukan hal yang sama. Ibu anak ini pun
bersitegang tentang hal ini. Si ibu khawatir jika dia terus menerus melarang
anaknya, satu saat nanti, ketika (mungkin) terlepas dari kontrol orang tua, si
anak akan melanggar larangan sang ibu. You know, sifat khas remaja adalah
melanggar aturan.
Curhatan ini
mengingatkan saya pada pengalaman saya ketika mengajar di satu sekolah swasta
yang mengacu ke kurikulum internasional. Sekolah ini pun membebaskan anak-anak
dari seragam di hari Jumat. Banyak anak perempuan dari SD hingga SMA yang
mengenakan celana pendek.
"Praktis dan
nyaman Miss," ini adalah alasan yang selalu mereka kemukakan.
Mungkin karena saya
juga perempuan, bagi saya pakaian mereka biasa-biasa saja. Entah kalau guru
laki-laki ya? Namun sepengamatan saya selama bekerja disana, tidak pernah saya
mendapati pelecehan seksual kepada anak-anak perempuan 'hanya' karena mengenakan
celana pendek. Satu hal yang saya angkat topi disana adalah terbangunnya kultur
saling menghormati: apa pun pakaian yang kamu kenakana, entah terbuka maupun
tertutup, kamu berhak saya hormati. Memilih
baju yang kamu kenakan itu adalah hak prerogatifmu secara penuh.
Itulah sebabnya saya
pun menulis komen bernada mendukung si anak. Jika seorang anak merasa nyaman di
sekolah, minimal dengan mengenakan busana yang mereka pilih sendiri, dia tidak
akan mogok berangkat sekolah. They will feel at home at school.
Namun banyak komen
lain yang bernada mengecam, yang intinya adalah "kamu adalah baju yang
kamu pakai." misal ada komentar, "jika kamu ingin laki-laki
menghormatimu (atau tertarik padamu) karena apa yang ada dalam otakmu, jangan
undang laki-laki untuk lebih fokus pada kulit luarmu (alias busanamu yang
terbuka."
Well, laki-laki
memang (kebanyakan) makhluk lemah kan ya. Disodori daging langsung deh lupa isi
otak. Kekekekekeke …
Komen-komen yang
lain pun kemudian menjalar kemana-mana, tidak hanya dibatasi mengenakan celana
pendek ketika berangkat sekolah, namun juga bercelana pendek ke tempat-tempat
lain, misal ke mall. Salah satu komen menulis, "Jangan salahkan laki-laki
yang menyuit-nyuitin kamu di mall karena pakaianmu yang mengundang." Dan
komen sejenis ini ditulis oleh perempuan-perempuan, tidak hanya laki-laki yang
ingin disadari bahwa mereka harus 'diselamatkan' dari godaan syahwat.
Kembali ke
pernyataan saya di atas, laki-laki memang makhluk lemah. Ketika dia dituduh
melakukan 'cat calling' mereka akan menyalahkan perempuan. Lol.
Bercelana pendek ke
sekolah menurut saya pribadi masih bisa diterima. Lingkungan sekolah itu
terbatas, tidak seluas mall, misalnya. Seberapa pun besar sebuah sekolah,
anak-anak yang bersekolah di sekolah itu tentu tahu batasan wajar/tidak wajar
dalam kultur sekolah. Sedangkan kalau di tempat lain, misal mall, beda lagi
kasusnya, menurut saya. Meski, well, sebagai seorang feminis yang mendukung
penuh perempuan mau mengenakan busana apa saja, seharusnya ya bebas juga lah.
"Ajari anak
laki-lakimu menutu matanya dari pandangan yang sekiranya akan menggodanya
(secara syahwat)." ada hadits yang berbunyi begini kan ya? Mengapa
perempuan melulu yang harus dikarungi?
Namun, ya, saya
setuju dengan komen yang menyarankan untuk berdiskusi antara ibu dan anak
mengenai batasan busana yang pantas/tidak pantas ketika berada di satu tempat.
Diskusi yang nyaman untuk kedua belah pihak, bukan 'diskusi' yang bersifat
'mengancam', misal dengan mengatakan, "jangan salahkan laki-laki jika dia
menggodamu karena kamu bercelana pendek." bull shit ini.
- B.
mendadak saat menulis ini, saya rindu saat berjalan-jalan di Bali bersama siswa-siswa SMA saya -- laki-laki / perempuan -- saat kita field trip besama. Seperti anak-anak, saya pun bercelana pendek waktu itu. Ketika berkunjung ke pura, pihak pura meminjami kita kain batik, yang berarti kita tidak dilarang mengenakan celana pendek kan? Karena mereka sudah mempersiapkan solusi agar kita nampak pantas di depan altar pura.
LG 11.30 19-Aug-2019
No comments:
Post a Comment