HIDDEN PARADISE
Terilhami tulisan Radit, meski hal ini sudah lama kudiskusikan
dengan Ranz.
Merupakan satu kebiasaan bagiku untuk menulis kisah perjalananku
– baik bersepeda maupun tidak – dan mengunggahnya di blog, untuk arsip diri
sendiri, in case satu saat nanti aku butuh melihat detil-detil satu peristiwa. Jika
kemudian kisah-kisahku itu menginspirasi orang untuk melakukan perjalanan yang
sama, terus terang, hal ini adalah satu kebanggaan tersendiri.
Dalam berbagi kisah dan cerita tentang tempat wisata yang
kukunjungi adalah hal yang sangat menyenangkan bagiku pribadi hingga aku tak
perhah paham jika mendapati orang yang “pamer” satu tempat yang dia kunjungi
namun super pelit untuk memberi keterangan. Missal, ketika ada orang bertanya,
“Ini dimana?” dijawab, “rahasia”. Lah? Harusnya “konsekuensi” pamer itu ya bakal
ditanyain orang, dan seharusnya mau menjawab dong. J (maksa :p)
But I started changing my mind when …
Sekitar satu setengah tahun yang lalu, postinganku tentang
bersepeda ke Telaga Madirda yang
terletak tak jauh dari Grojogan Sewu maupun Candi Sukuh dimuat di satu situs
tour & travel,
satu rangkaian dengan postinganku bersepeda ke Candi Cetho dan Candi Sukuh yang
kian menjadi destinasi favorit para pesepeda karena trek yang menantang
disertai dengan pemandangan menakjubkan sepanjang jalan.
Telaga Madirda, foto dijepret bulan Oktober 2013 |
Beberapa minggu setelah itu di facebook aku melihat postingan
seseorang di Telaga Madirda. Kondisi airnya tak lagi sebening saat aku kesana
di bulan Oktober 2013. Entah karena waktu berfoto itu sedang musim hujan
sehingga mungkin air di telaga ga sebening di musim kemarau atau karena kian
banyak pengunjung telah berdatangan kesana dan mereka tidak peduli dengan
kebersihan; missal membuang sampah sembarangan. (FYI, waktu aku kesana juga ada
beberapa kelompok remaja yang camping di dekat telaga, dan mereka terlihat tidak
menjaga kebersihan lingkungan L )
Dan aku pun gundah.
Apakah sebaiknya kita diam saja bila kita “menemukan” satu
lokasi indah – apalagi yang masih perawan – agar dia tetap terjaga “perawan”?
kapan kah orang-orang Indonesia merasa sadar bahwa menjaga kebersihan
lingkungan adalah tugas kita semua? Agar kita tetap bisa bangga pada destinasi
wisata yang kita miliki.
LG 15.29 10/11/2015
No comments:
Post a Comment