Catatan remeh temeh di balik Segowangi #1
Seperti yang kutulis di link ini, Komunitas B2W Semarang
dengan didukung penuh oleh PemKot Semarang berhasil menyelenggarakan event
pit-pitan Jemuwah wengi (Segowangi = Semarang Gowes Jemuwah Bengi), di
postingan ini aku akan ‘mengabadikan’ hal-hal kecil di balik penyelenggaraan
tersebut. J
Kisah dimulai di satu hari ketika aku dikejar-kejar Ranz
untuk segera bergerak mengumumkan event pit-pitan yang namanya telah kita bahas
bersama di grup whatsapp B2W Semarang ; Segowangi.
Aku lupa tepatnya kapan, mungkin sekitar minggu kedua bulan Februari 2014. Semula
sih aku mau meminta Riu membuatkan flyer terlebih dahulu, baru kemudian
mengunggahnya di media sosial. Tapi karena ‘kejaran’ Ranz inilah aku
mengumumkan terlebih dahulu di grup FB B2W Semarang hari Senin 10 Februari,
baru keesokan harinya aku meminta Riu membuatkan flyer. Setelah Riu membuat
flyer, beberapa hari kemudian, baru aku unggah ke media sosial, sekaligus
mengumumkan rute pit-pitan nanti.
Tak kusangka tak kuduga dari postingan di grup itu, Om Budi
Tjahjanto langsung menelponku dan menyatakan kesanggupannya memberikan bantuan
yang kuperlukan. Pertama adalah bahwa PemKot bersedia menyediakan snack, namun
aku harus mengirim proposal terlebih dahulu.
Aku langsung menghubungi Andra – yang sampai sekarang diberi
sampur tugas sebagai sekretaris komunitas – untuk membuat proposal. Andra yang
nampaknya sedang sibuk tak langsung menanggapi permohonanku itu. L
Selasa 11 Februari sore Om Budi menelponku lagi,
memintaku mengirim alamat email; beliau yang justru akan membuatkan proposal;
proposal kemudian akan dikirim ke alamat emailku agar aku bisa mengeditnya jika
perlu.
Rabu 12 Februari Om Budi mengirim email, yang langsung
kuedit – di sela-sela kesibukanku di kantor – dan kukirim balik.
Kamis sore Om Budi menelponku lagi, meminta email itu
kuprint agar aku bisa tanda-tangan di atas kertas itu, sebelum beliau serahkan
kepada Bapak Walikota.
Jumat 14 Februari Om Budi menanyakan nasib proposal itu.
LOL. Sayangnya hari Jumat jadual ngajarku penuh. Tapi kebetulan aku janjian
dengan Yasto, putra Om Budi, untuk bertemu hari Minggu 16 Februari di kawasan
CFD Jalan Pahlawan. Aku meminta beliau bersabar. J
Minggu 16 Februari aku menyerahkan proposal yang sudah
kuprint dan kutandatangani kepada Om Budi di kawasan CFD Jalan Pahlawan.
Beberapa kali aku menyempatkan diri posting event ini di
sosial media – misal facebook dan twitter. Beberapa teman lain juga ikut
ngeshare postingan ini. Om Budi sendiri katanya menghubungi media lokal Semarang
untuk mengumumkan acara ini.
Rabu 26 Februari Om Budi menelponku beberapa kali di pagi
hari. But kalo berada di sekolah aku tuh ‘immune’, ga bisa menerima telpon. I
felt guilty. Untunglah Riu yang kemudian juga dihubungi Om Budi bisa mengurusi
hal-hal yang perlu diurus. J
Jumat 28 Februari sebuah nomor menelponku, aku ga jelas
siapa. Tapi kemudian Riu bercerita bahwa dia dihubungi Dinas Perhubungan yang
akan membantu mengamankan / mengatur lalu lintas selama event Segowangi. Wahhh,
istimewa! LOL.
Jumat sore Riu telah menungguku di Balaikota pukul 17.30.
Aku menemani Ranz makan siang (yang kesorean) dulu, baru ke Balkot. Disana Riu
terlihat resah. Khawatir jika event kita ini ga bakal diikuti orang banyak
padahal dia yang sibuk begini begitu. LOL.
Pukul 18.30 baru ada berapa gelintir pesepeda yang mampir,
tapi banyak mobil masuk ke halaman Balkot yang menunjukkan bahwa banyak PNS
yang akan mengikuti event Segowangi. Riu kian resah, sementara aku dan Ranz
biasa saja. LOL
Di antara mobil-mobil yang datang itu, kulihat Bapak
Walikota di salah satunya. Wah!
Kemudian satu ‘peleton’ anggota Satpol PP juga datang, yang
membuat Riu kian dag dig dug der. LOL. “Mau ngapain mereka?” haduh. LOL.
Yah begitulah. Aku yang “melempar” ide itu di media sosial;
orang lain yang menyambut dan merencanakannya dengan lebih “serius”.
My deep gratitude goes to Om Budi Tjahjanto and Victor
Riu.
GG 15.05 05/03/2014
No comments:
Post a Comment