Search

Friday, September 27, 2024

Sex always sells!

https://fr.web.img2.acsta.net/medias/nmedia/18/82/68/61/19793414.jpg
satu scene dalam film Crazy, Stupid Love

 

Di tengah-tengah kehebohan politik menjelang pelantikan Capres dan Cawapres terpilih tanggal 20 Oktober 2024, out of the blue masyarakat yang terbelah sejak pilpres 14 Februari 2024 bersatu padu setelah viralnya video sex antara seorang guru dengan seorang siswinya. (eh, ga segitu bersatu padu juga ding. Tidak semua orang 'rakus' ingin nonton, tapi ada juga yang menyayangkan mengapa video seperti ini diviralkan; contoh: aku sendiri)

 

Terlepas dari si pihak perempuan yang konon terlihat sudah pro (aku memilih untuk tidak menonton meski banyak teman medsos yang menawari full video), aku berpikir bahwa pihak perempuan ini yang akan jauh lebih merasakan dampak negatif dari viralnya video 'tidak senonoh' ini. Aku lebih ingin tahu bagaimana awalnya si guru laki-laki ini mendekati siswinya, hingga si perempuan ini bisa lengket dan mau diajak 'begitu-begitu', mana lokasi untuk melakukannya 'hanya' di tempat seperti itu. Ya Allah nduk cah ayu, kok ya gelem ta ya ya. Terlepas dari katanya siswi ini yatim piatu yang berarti kurang kasih sayang orangtua. Mbok yao gurunya itu mengasihinya laksana bapak ke anak, bukan yang 'begitu' itu.

 

"Eh, tadi pagi ada lagi yang viral loh mbak, di tiktok, kejadian serupa, tapi di Demak! Pelaku antara anak SMA dan anak SMP di ruangan kelas. DEMAK! Bayangkan!" kata seseorang.

 

FYI, di kawasan pantura Jawa Tengah, Demak terbebani sebagai kota 'wali' karena ada masjid agung yang dibangun oleh Sunan Kalijaga, yang orang-orangnya (seharusnya) lebih saleh ketimbang penduduk kota lain di daerah sini. Untuk meng-counter pernyataan itu, aku pun ingat kata Mom. Konon, Gorontalo (kota yang ikut viral gegara video syur antara sang guru laki-laki dan siswi perempuan yang lebih pantas jadi cucunya) pernah dilabeli, "Serambi Madinah" (bandingkan dengan Aceh yang dilabeli 'serambi Makkah'.)

 

*****

 

Di beranda facebook, aku menemui beberapa status yang mencemooh baju yang dipakai oleh si pelaku, yang aku 'baca' bahwa mereka mencemooh si perempuan yang berjilbab, dan orang-orang beragama Islam yang katanya diam saja. Mereka membandingkan dengan kasus para anggota paskibraka yang diminta melepas jilbab lalu heboh seIndonesia Raya.

 

"Sekarang ada yang berjilbab dan melakukan tindakan tidak senonoh, mengapa mereka diam saja?"

 

Nampaknya sang TS tidak sadar bahwa orang-orang yang memviralkan video itu bukan hanya orang-orang yang beragama non Islam, banyak juga kok yang beragama Islam yang menyebarkannya, atau minimal menulis status mencemooh si pelaku, seolah orang-orang itu suci, tidak pernah melakukan satu kesalahan pun dalam hidup mereka. Bukankah we are all sinners in our different ways?

 

By the way, aku sedang menunggu orang-orang bilang, "stop viralling this thing! Kita kudu kembali fokus ke pelantikan capres dan cawapres tanggal 20 Oktober 2024! Jangan sampai GRR resmi jadi wapres Indonesia tahun 2024 - 2029!"

 

PT56 14.40 27/09/2024

 

Thursday, September 19, 2024

Nice to visit you again, Tamansari

 


Hari Senin 16 September 2024, aku dan Ranz masih belum punya ide mau dolan kemana. Semula Ranz Cuma bilang, "Cari tempat buat ngadhem yuk." satu lokasi yang cocok untuk ngadhem, dan ga perlu jauh-jauh ke Tawangmangu ya jelas mall lah ya. Hoho

 

Ranz baru ninggalin tempat tidur jam 07.30 pagi (sehari sebelumnya saja jam 04.30!) aku baru mandi tentu setelah Ranz selesai ritual paginya. Jam 09.15 tiba-tiba Ranz menawariku ke Jogja, ya aku manut sajalah. Meski Cuma jalan-jalan di Malioboro menuju Teras Malioboro yang terletak di seberang pasar Beringharjo aku ya oke-oke saja. Kemudian, Ranz menyuruh Deven segera mandi agar bisa ikut kami dolan ke Jogja.

 

Setelah ngecek KAI Access tiket kereta menuju Jogja yang bisa kami beli secara 'go show', jam 09.30 kami sudah pesan ojek online menuju stasiun Balapan. Jam 09.50 kami sudah membeli 3 tiket KA Sancaka, masing-masing harga Rp. 45.000,00. sebelum masuk ke dalam peron, kami beli roti 'O terlebih dahulu untuk mengganjal perut karena kami belum sempat sarapan.

 


 

KA Sancaka yang kami naiki meninggalkan stasiun Balapan tepat pukul 10.09 sesuai jam yang tertera di tiket. Satu jam berikutnya kami sudah sampai di stasiun 'Tugu' Jogjakarta. Di luar stasiun terlihat tumpukan kendaraan, macet (hampir) total! Ranz sempat mau langsung pesan taksi online, tapi jelas susah mencari di situ, aku mengajaknya berjalan dulu sampai Jl. Malioboro. Dari sana, masing-masing kami memesan ojek online, agar lebih cepat 'membelah' jalan Malioboro yang full kendaraan bermotor.

 

Ranz dan Deven sampai Tamansari terlebih dahulu, baru kemudian aku menyusul. Aku sampai sana sekitar jam 12.00 dan Ranz memberitahuku bahwa dia dan Deven menunggu di salah satu café yang terletak di situ. Ranz memesan satu porsi mendoan -- yang kemudian diganti dengan french fries karena tempenya habis -- sementara Deven memesan satu porsi rice bowl dengan lauk daging sapi dan telur ceplok. Aku hanya memesan iced cappuccino saja.

 

FYI, di luar café terlihat banyak sekali turis yang sedang antri untuk membeli tiket masuk Tamansari, baik turis domestik maupun turis manca. Ranz yang biasanya tidak suka mengantri, tentu tidak punya pilihan lain, lol. Karena Ranz yang beli tiket, aku tidak tahu berapa harga tiket masuk Tamansari untuk turis domestik. Yang pasti tiket untuk orang dewasa dan tiket untuk anak-anak berbeda.

 

Ini adalah kali pertama aku masuk Tamansari dengan turis yang begitu banyak! Untunglah tidak perlu ada tumpukan turis di satu spot, hanya kadang perlu mengantri ketika akan berfoto di satu spot. Don't worry, ga pake lama kok antrinya.

 

Setelah selesai menyambangi semua ruangan di dalam kawasan Tamansari, kami jajan minuman di angkringan yang terletak di area belakang Tamansari. Ranz ingin menjelajahi area menuju Sumur Gumuling -- meski infonya Sumur Gumuling ditutup karena sedang direnovasi, tapi Ranz ga mau nyewa guide. So, aku mengajaknya untuk gambling iseng-iseng saja berjalan melewati 'maze' kawasan di luar Tamansari. Our luck was kita 'menemukan' satu rombongan turis manca yang didampingi oleh seorang guide; aku pun mengajak Ranz untuk membuntuti mereka! Hihihi …

 

Well, rombongan bule itu tidak menuju ke area Sumur Gumuling, namun ke Situs Pulo Kenanga, Patehan, Kraton. Nah, malah ini yang ingin kusambangi lagi! Yay!

 

Jam 15.30 kami bertiga sudah sampai Slasar Malioboro: saatnya makan siang, eh, makan sore! Ini sekaligus untuk sarapan karena aku belum sarapan. (Ga nyangka ternyata perutku tahan juga. Hoho …)

 

Pulangnya, kami kebetulan dapat tiket KA Sancaka lagi, yang meninggalkan stasiun Tugu jam 17.15. kami sudah sampai rumah Ranz jam 18.30. alhamdulillah.

 

Aku balik ke Semarang hari Selasa 17 September 2024, karena aku kehabisan tiket travel di hari Senin itu.

 

PT56 12.00 19/09/2024

 






Tuesday, September 10, 2024

W I R A N G

 


 WIRANG

 Sah
Jam sewelas bengi aku mbok tinggalna
Mbok tolak tanpa sebab sing pasti
Nglarani

Aku kadhung sayang
Kadhung gadhang-gadhang
Lungamu dadi traumaku
Ngene men kisah bujangku

Adheme angin wengi teka
Ngancani aku kelangan kanca crita
Jane namung masalah tresna
Tapi kok ya lara

Yen akhire wirang, ben wirang pisan
Yen akhire lara, ben lara tenan
Apa wong tulus wis garise ngene?
S'lalu ngancani, ilang ending-e

Tresnaku kaya bonsai Anting Putri
Mbok sirami rina lan wengi
Masiya elok, endah disawangi
Tapi dipeksa ra isa gedhi

Ha-ah-ah, sabar ati, sabar ngadhepi
Nandure kembang, tukul wirang
Yungalah tenan, nandhese tenan
We nganggep aku sewates kancamu

Iki namung masalah tresna
Tapi kok ya lara

Yen akhire wirang, ben wirang pisan
Yen akhire lara, ben lara tenan
Apa wong tulus wis garise ngene?
S'lalu ngancani, ilang ending-e

Tresnaku kaya bonsai Anting Putri
Mbok sirami rina lan wengi
Masiya elok, endah disawangi
Tapi dipeksa ra isa gedhi

(Goyang na, enak, oyi!)

Jane namung masalah tresna
Tapi kok ya lara