Search

Sunday, January 05, 2025

IBARBO PARK

 Have you heard this park? Have you visited this place?

Sebagai seseorang yang mengaku cukup sering dolan ke Jogja, honestly aku belum pernah mendengar nama amusement park ini sampai tanggal 28 Desember 2024, saat aku dolan ke Solo. Aku dan Ranz janjian akan bersepeda ke RM Ayam Goreng Mbah Karto Tembel Sukoharjo di hari Minggu 29 Desember 2024. Namun ternyata Ranz malah menawariku untuk ikut dolan ke IBARBO PARK. Kebetulan keluarga besar mas Martin merencanakan dolan ini di hari Minggu 29 Desember 2024.

Ranz bilang dia sudah mencari di google map lokasinya, katanya di Jalan Magelang Km. 14. Nah ini, kami berdua terakhir bersepeda lewat JaMal di tahun 2019, saat ban Petir meletus, sepulang kami dari acara ultah SeLiMa (sepeda lipat Magelang). 

Karena aku penasaran, aku ikut sajalah dolan ke Ibarbo Park ini. Toh, kami masih bisa bersepeda ke Sukoharjo di hari Senin, 30 Desember 2024. I promised Angie to go home on Monday. (Ranz sempet komplain kok aku buru-buru pulang ke Semarang, toh aku libur. so, aku bilang, "I am a mother, I have a daughter to take care of," well, meski Angie sudah bisa dikatakan besar to take care of herself. But you know, yang namanya anak, akan selalu menjadi anak, ibu akan selalu menjadi ibu. hohoho ...

di hari Minggu 29 Desember 2024, bus 3/4 yang berisi keluarga besar mas Martin sampai di halaman parkir pasar oleh-oleh Jongke sekitar pukul 08.30. Kami berenam tinggal menunggu di sana. (aku, Ranz, Deven, mbak Niken, mas Martin, dan Rama) langsung naik bus. 

Bus melewati jalan tol Solo - Jogja yang baru. waktu lewat ini, aku ingat 'desas desus' yang katanya di pinggir jalan tol akan disediakan satu ruas khusus untuk sepeda. ah, kayaknya ga jadi deh. aku tidak melihat ada satu ruas khusus ini kok. harusnya kan lajur sepeda yang disedikan (andai ada) seharusnya lajur yang terproteksi, jadi harus dipisah dari jalur untuk kendaraan bermotor. Ya wislah, gapapa.

Jalan tol ini baru sampai di kawasan Prambanan. Setelah keluar dari jalan tol, jelas bisa dibayangkan, perjalanan langsung tersendat-sendat. Jalanan agak mending setelah bus belok ke ring road. Di sepanjang ring road, hanya di titik-titik tertentu kami menemui kemacetan.

Bus yang kami tumpangi sampai di Ibarbo sekitar jam 10.30. Andai belum ada jalan tol, bisa dibayangkan kami mungkin baru sampai di Ibarbo sekitar jam 11.30. 

Harga tiket masuk dibagi menjadi dua: (1) Rp. 35.000,00 untuk mereka yang hanya ingin berjalan-jalan di dalam. (2) Rp. 65.000,00 merupakan harga tiket terusan: selain bisa mengunjungi semua lokasi, juga bisa masuk ke 'bangunan-bangunan' khusus, misal Monster House (jika di zaman dulu namanya sejenis 'rumah hantu'), main di Kolam Bola, dll. Selain itu juga ada beberapa jenis 'kendaraan' yang boleh dicoba. Ada satu 'fasilitas' yang tidak masuk ke harga tiket terusan ini: PINK SLIDES. Bagi yang ingin mencobanya, dipersilakan untuk membeli tiket seharga Rp. 20.000,00.

Ibarbo Park menyediakan banyak kedai, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir jika kelaparan maupun kehausan. Salah satu peraturan yang ada adalah: 'dilarang membawa makanan/minuman dari luar."

Karena hari Minggu 29 Desember itu masuk peak season libur Nataru, jelas Ibarbo Park penuh pengunjung! Meskipun begitu, kami masih bisa cukup nyaman berjalan-jalan di dalamnya. 







Kirain kami bakal bisa menjelajahi Ibarbo Park sampai sore, atau bahkan malam. Ternyata, baru sekitar pukul 14.30, mas Martin sudah menyusul kami. Keluarganya akan segera pulang ke Solo. Owalaaah ... 

Bus meninggalkan tempat parkir sekitar pukul 15.00. Saat kami sudah sampai area Kartosuro/Sukoharjo, mungkin hanya sekitar 7-8 kilometer dari rumah Ranz, bus berhenti di satu warung bakso. Ini sekitar pukul 17.00. Ternyata, kami diajak makan sore. (oh ya, waktu di Ibarbo Park, keluarga mas Martin telah memesankan kami makan siang. Makan siang disediakan secara prasmanan.) Sore itu menu makan malam kami: bakso. Alhamdulillah, 'hanya' bakso. Kalau nasi plus lauk-pauk, jelas perutku ga akan mampu menampungnya. 


 

Sesampai rumah Ranz, aku mengajak Ranz bersepeda keliling, well, hanya sekitar 5 km sih, tapi lumayan lah untuk sedikit membakar apa yang ada di perut. oh ya, kami juga mampir ke Wedangan Pak Basuki! Tapi tentu saja, aku ga mau ngemil, cukup merasakan teh nasgitelnya saja.


aku naik Jean Grey

PT56 19.01 05 January 2025

Do you believe in 'orang pintar'?

Tulisan ini ter-trigger pada satu status yang ditulis oleh seorang kawan media sosialku. Aku menulis komentar yang seperti ini.

*****

Ini adalah pengalaman ayah ibu, yang dulu dikisahkan oleh almarhumah Ibu ketika aku masih kecil. (so, yang kuingat ya hanya sebagian, ada bagian lain yang aku tidak ingat.) 

Ayah Ibu menikah pada tahun 1962. Tidak lama kemudian -- sekitar 5 hari setelah their wedding day -- Ayah memboyong Ibu ke kota Semarang. Ibu bercerita bahwa Ayah sudah pindah ke kota Semarang setelah Ayah lulus SMP di kota kelahirannya, Gorontalo. Bersama kakak perempuannya yang juga waktu itu pindah ke Semarang. Tapi, aku tidak ingat apakah Ibu juga bercerita apa yang membuat 'Budhe' ini tak lagi tinggal di Semarang saat aku bersaudara telah lahir. 

Ayah dan Ibu belum saling kenal sebelum mereka menikah. Di usianya yang ke-29, Ayah pulang ke Gorontalo untuk 'mencari jodoh'. Konon, Ayah pernah dijodohkan dengan seorang perempuan yang waktu itu tinggal di Makassar (entah siapa yang menjodohkan, aku tidak ingat apakah Ibu bercerita juga tentang hal ini.) Dari Semarang, Ayah ke Makassar untuk menemui perempuan ini. Namun, ternyata si perempuan tidak bertarik untuk melanjutkan 'perjodohan' itu. (mungkin karena dia sudah punya pacar.) Maka, Ayah pun melanjutkan perjalanan ke Gorontalo, menengok tanah kelahirannya.

Di Gorontalo, Ayah bertanya ke saudara-saudara adakah yang punya anak perempuan yang bisa dijodohkan dengannya. Ibu yang masih sekolah di SGTK kelas 1, disodorkan ke Ayah sebagai calon jodohnya. (entah oleh siapa, aku tidak ingat.) Ayah pun datang ke rumah Ibu -- yang sebenarnya masih terhitung sepupu. Mereka berdua sama-sama memiliki nama fam PODUNGGE.) Ayah ternyata langsung naksir Ibu. (uhuk, lol.)

Kakek nenek yang sudah punya rencana menikahkan kakak Ibu, langsung menawari Ayah untuk segera melangsungkan pernikahan dengan Ibu, sehingga di hari yang sama, kakek nenek sekalian 'mantu' dua anak perempuannya. Setelah Ayah melamar Ibu, ternyata Ibu pun menerima lamaran itu. Waktu aku bertanya mengapa Ibu mau menikahi Ayah yang sama sekali tidak dia kenal, jawabannya, "Lha Bapakmu ganteng je." lol. Akhirnya aku tahu mengapa aku suka melihat lelaki ganteng: aku menuruni Ibu. wakakakaka ... 

In short ...

Baru setahun kemudian setelah menikah, Ibu hamil. Kakak pertama lahri di tahun 1964. Akan tetapi, kakak ini meninggal di usia 5 bulan, karena sakit muntaber. Tidak lama setelah itu, Ibu hamil lagi. Kakak kedua lahir di tahun 1965, sekitar 2 minggu setelah peristiwa G30 S PKI. Sejak lahir, kakak (kedua) ini sakit-sakitan terus menerus. Hal ini membuat Ayah Ibu berpikir bahwa apa yang terjadi pada mereka ini 'dibuat' oleh seseorang. Karena pikiran inilah, Ayah Ibu bertanya pada seorang 'pintar', sesama orang Gorontalo yang tinngal di Semarang. Dia bilang bahwa memang ada seseorang yang 'memasukkan' sesuatu ke diri Ayah, saat Ayah Ibu menikah. Si orang ini melakukannya saat ikut 'siraman' di hari pernikahan Ayah Ibu. (I can conclude that this 'culprit' was one relative of my parents.)

Si orang pintar pun mengatakan untuk memerangi 'pengaruh jahat' ini, Ayah dan Ibu harus melakukan beberapa ritual. Aku sudah lupa apa saja; salah satunya adalah Ayah harus mandi malam-malam, menggunakan air yang diambil dari beberapa sumur. Aku tidak ingat berapa kali, dan apakah melakukannya harus malam Jumat atau di malam lain. Dan Ayah harus melakukannya berapa kali, dan berapa lama. 

Si orang pintar menyarankan Ayah Ibu untuk memiliki anak lagi. Si bayi inilah nanti yang diharapkan akan membawa 'tanda' bahwa pengaruh jahat yang 'ditanamkan' di diri Ayah sudah hilang. 

2 tahun kemudian setelah itu, aku lahir. Aku pun dibawa ke orang pintar itu untuk 'dilihat'. Alhamdulillah aku dinyatakan membawa keberuntungan untuk keluarga. 

Kata Ibu, setelah itu, kehidupan Ayah Ibu tidak lagi diganggu sakit-sakitan. Kakak pun langsung sehat wal afiat. 

*****

Saat menulis ini, aku baru ingat apa yang dikatakan oleh Ranz. (Check this link, please.) Mungkin, 'aura' yang dilihat Ranz inilah yang juga dilihat oleh 'orang pintar' teman Ayah Ibu ini. 

Mungkiiiin ...

*****

"Oh, kamu percaya ya mbak? kulihat kamu kan orang modern, kupikir ga bakal percaya hal beginian." komentar si penulis status, saat aku bilang, "aku percaya santet dan sejenisnya."

Well, honestly I am in between about this stuff: mau percaya kok piye, ga percaya kok ya piye. Dulu, Ayah Ibu bertekad untuk tidak kembali ke Gorontalo karena hal-hal ini. Aku masih ingat waktu aku masih kecil, banyak hal yang harus kami hindari; satu hal 'sepele' yang aku ingat adalah aku tidak dibolehkan menyisir rambut di malam hari di depan cermin karena di Gorontalo, jika melakukan hal ini, maka akan muncul hantu di cermin. Herannya, kata Ibu, hal ini tidak terjadi di Semarang.

Setelah tumbuh dewasa, aku baru tahu bahwa pelaku santet ini tidak hanya di Gorontalo, tapi juga terjadi di banyak tempat lain, di pulau Jawa juga. 


Barangkali memahami 'map of consciousness' oleh Hawkins di atas bisa menjadi pedoman kita bagaimana agar kita bisa menangkal hal-hal yang tidak kasat mata ini. Kita harus selalu mampu 'berkesadaran' tinggi, agar tidak mudah 'dimasuki'.

Jadi ingat seseorang yang di tahun 2009 lalu kadang menelponku dan kami bisa ngobrol sampai berjam-jam via telpon. Waktu aku bilang, "When I was religious, I used to bla bla bla ..." (mengacu ke hal-hal yang tidak kasat mata ini ya.) "But now after I am no longer religious, I am even bla bla bla." Komentarnya, "Kalau ini kupikir justru kamu dulu itu hanya setengah relijiyes, malah kamu bisa 'dimasuki'. Sekarang setelah kamu blas tidak percaya hal-hal yang tidak kasat mata ini, 'pertahanan'mu malah kuat." 

Well, if you understand what I mean. 

PT56 18.15 05 January 2025

Thursday, December 12, 2024

Lelaki juga bergosip

 


Barusan dapat meme di atas dari seorang kawan medsos, dan kepsyen yang dia tulis menggelitikku untuk turut bercerita. 

Lelaki tidak hanya bergosip tapi juga curhat. Sekian (puluh) tahun yang lalu, saat kadang aku chat di platform mIRC (eh, sekarang, mIRC masih eksis ga sih?) aku bertemu, eh, chat dengan beberapa laki-laki yang memang sengaja online untuk mencari seseorang yang bersedia meminjamkan telinganya. Ada minimal 4 orang yang masih aku ingat curhatnya sampai sekarang. Mungkin karena kisah itu terkesan aneh bagiku di dekade itu. (Jika aku mendengar kisah itu di dekade sekarang, di mana medsos merajalela, mungkin aku tidak akan menganggapnya spesial.)

Lelaki pertama.

Dia curhat bahwa dia dipaksa menceraikan istrinya oleh mertuanya karena dia dianggap telah gagal menjadi menantu. Gagal in what way? Untuk mencukupi kebutuhan istri dan anaknya, sesuai harapan sang mertua tentu saja. Dia punya seorang anak perempuan yang waktu itu masih balita. Dia tidak diperbolehkan bertemu dengan eks istri maupun anaknya. Mungkin karena waktu itu dia merasa masih belum layak menjadi pasangan perempuan itu, dia mengalah. Dia hanya kadang datang ke rumah mertuanya untuk melihat anaknya dari jauh. Tidak lama setelah dia dan eks istri bercerai, sang eks istri sudah menikah  lagi, dengan laki-laki pilihan orangtuanya.

Lelaki kedua

Dia curhat istrinya tidak begitu menghormatinya karena dia tidak bekerja (lagi). Sebelum itu, dia bekerja di perusahaan pertambangan. Bekerja di perusahaan pertambangan tentu sering membuatnya harus meninggalkan istri dan anak-anaknya saat bekerja. Long distance marriage oftentimes does not work well, people say. Untuk menghindari itu, dia dan istrinya sepakat untuk menabung uang penghasilannya, sampai dirasa jumlahnya cukup untuk memulai bisnis. Dengan berbisnis sendiri, tentu dia tidak perlu meninggalkan istri dan anak-anak untuk bekerja di pulau lain.

Unfortunately, dia ternyata tidak berbakat bisnis. Bisnisnya gagal lagi dan lagi. Hal ini membuat istrinya ngomel setiap hari, yang membuat si lelaki ini mencari 'telinga lain' untuk mendengarkan curhatannya. Padahal menurut pengakuannya, untuk kebutuhan sehari-hari ya tetap menggunakan uang tabungannya. (istrinya bekerja). Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mencari pekerjaan lagi. He did get a job, again at a mining company. What does it mean? Yes, dia harus pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya. Lagi. Rupanya, istrinya lebih memilih suaminya tetap bekerja, meski mereka harus hidup berjauhan. 

Lelaki ketiga

Dia cenderung pamer sih menurutku, lol. Dia bercerita bahwa dia sering diajak ngedate perempuan-perempuan yang sudah menikah.  Dan konon perempuan-perempuan itu akan menjadi ketagihan untuk bertemu dengannya. He was an expert in bed. Katanya. wkwkwkwkwk ...

Tapi satu hal yang paling mengesankan bagiku adalah kisah dia satu kali diajak bertemu dengan seorang perempuan yang masih teenager. Perempuan ini cantik dan kaya, datang naik mobil, lalu mengajak lelaki ini ngamar. And they had sex. Yang mengherankan adalah perempuan ini masih perawan! after they had date, they no longer had any contact at all. Padahal menurut pengakuan lelaki ini, dia mau-mau saja diajak bertemu this teenager lagi, tapi ternyata si perempuan tidak lagi menghubunginya.

Lelaki keempat

Dia bercerita bahwa dia baru saja menikah (waktu itu). Before they got married, they already made love. Things went well, menurut pengakuannya. yang mengherankan baginya, justru setelah menikah, istrinya ini malah ogah-ogahan to make love. 

*****

Selain kisah-kisah di atas, di grup alumni yang aku ikuti di facebook, jika ada penobatan TOP CONTRIBUTOR, misal ada 10 top contributor teratas, paling banter hanya ada 2 nama perempuan. Yang lain? laki-laki lah. Laki-laki memang juara ember! wakakakakaka ... Ga cuma perempuan yang hobi ngerumpi. ye kaaan?

PT56 17.19 12/12/2024

Saturday, December 07, 2024

Gibran, Wapres yang enerjetik

 


Seorang kawan yang kebetulan adalah seorang penulis terkemuka di Indonesia -- A.S. Laksana -- menulis bahwa Gibran adalah seorang 'pemuda' yang beruntung karena dia menjadi wakil presiden di zaman pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Beruntung karena di posisinya itu, Gibran bukan hanya sekedar 'bemper' alias peran pengganti ketika sang presiden sedang berhalangan melakukan sesuatu. Beda dengan mantan wapres lain di zaman pemerintahan Presiden ke-7 Indonesia: Joko Widodo.

 

Hal ini mengingatkanku pada saat awal Gibran di-bacawapres-kan oleh KIM alias Koalisi Indonesia Maju sebelum bulan Oktober 2023. Saat terdengar rumor bahwa ada kemungkin Gibran dipilih oleh Prabowo, aku memperbincangkan hal ini dengan Ranz. Ranz yang orang asli Solo dengan keluarga pendukung ndeles PDIP tidak bisa menerima hal ini.

 

"Eman-eman jika Gibran hanya akan jadi bemper dan Cuma duduk manis di kursi wakil presiden. Sementara jika dia terus menjadi walikota Solo, dia bisa berbuat banyak untuk perkembangan Solo!" katanya.

 

"Don't worry!" kataku. "Konon katanya nanti jika pasangan Prabowo-Gibran menang, Prabowo akan lebih mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan dunia internasional, dengan negara-negara luar. Sementara Gibran nanti yang akan 'menggantikan' Jokowi dalam hal blusukan hingga pelosok Nusantara. Maklum lah, Prabowo sudah 'tua', tentu tidak selincah Jokowi dulu dalam mengecek pembangunan-pembangunan ini itu sampai pelosok-pelosok." 

 


 

 

"Ini beda dengan saat Jokowi jadi presiden. Karena dua wakilnya itu sudah tua, jadi seolah-olah Jokowi meng-handle semua urusan. Ke luar negeri, iya, blusukan ke daerah-daerah juga iya. Semua diurus sendiri. Alhamdulillah selama 10 tahun menjabat jadi presiden, Jokowi terus menerus dikarunia kesehatan." kataku lagi.

 

"Tapi kalau Solo ditinggal Gibran, pembangunan di Solo akan mandeg, seperti saat ditinggal Jokowi ke Jakarta." kata Ranz merajuk. "Kamu sendiri bisa merasakan perbedaan perkembangan di kota Solo kan setelah Gibran menjadi walikota? Dibandingkan dengan ketika dipegang oleh walikota sebelumnya?"

 

"Dih, kamu egois sekali!" jawabku sambil tertawa.

 

Dan … begitulah. Setelah dilantik bersama Prabowo Subianto menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2024, Gibran nampak terlibat langsung dalam banyak urusan di masyarakat. Meninjau korban letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT, menutup Sidang Raya ke-18 Persekutuan Gereja-geraja Indonesia, meninjau korban banjir bandang di Sukabumi, dll.

 

PPU 10.00 07/12/2024

 

Thursday, October 17, 2024

Sayur lodeh

 


Konon, BK menikahi Inggit dan menceraikan Oetari (istri pertamanya, putri dari tokoh HOS Cokroaminoto) karena Oetari masih kekanak-kanakan, belum bisa diajak berpikir serius tentang negara. Inggit adalah pasangan yang tepat untuk BK, saat itu. BK menikahi Fatmawati karena ingin punya anak. Pernikahannya dengan Inggit selama sekian tahun belum membuatnya menjadi seorang ayah. Dan karena Fatmawati tidak ingin BK berpoligami, dia meminta BK menceraikan Inggit.

 

Yang 'fenomenal' -- bagiku -- adalah ketika BK dinyatakan jatuh cinta pada Hartini karena dia memasak sayur lodeh yang lezat sekali.

 

Obrolan di bawah ini masih terpicu oleh kabar BK yang menikahi 14 perempuan dalam hidupnya.

 

Aku: "Kamu percaya ga kalau BK menikahi Hartini 'hanya' gegara dia masak sayur lodeh yang lezat?"

Dia: (ketawa)

Aku: "Remeh temeh banget yak?"

Dia: "Kalau hari gini, menikahi seorang perempuan gegara dia masak sayur lodeh yang lezat jelas sudah tidak zamannya lagi."

Aku: "exactly! Kan tinggal go food sajaaa."

 

Awokawokawok …

 

PT56 13.28 17/10/2024

 

N.B.:

and you know, 'wise' people say bahwa lelaki tidak butuh alasan tertentu untuk menikah lagi, apalagi untuk lelaki yang bernama Soekarno, yang saat kecil bernama Koesno. hihi ...

Do you believe in sin?

 


Di bawah ini adalah kelanjutan obrolan di link ini.

 

Dia: "Do you believe in sin?"

Aku: (sambil tertawa) "Of course not, mosok seorang agnostik kok percaya dosa."

Dia: "Berarti ga percaya pahala juga dong."

Aku: "Nope."

Dia: "Berarti bebas ya?"

 

Entah mengapa, kata 'bebas' ini menggangguku, so I explained.

 

Dalam salah satu percakapan kami, dia bilang, "kamu cenderung menjadi Buddhist ya sekarang?"

 

Honestly, I don't understand what made him say this, tapi mungkin karena beberapa kali aku bilang ke dia bahwa aku cenderung percaya pada reinkarnasi ketimbang percaya ada sorga dan neraka. (Trust me, it took many years for me to alter my belief.)

 

Seseorang akan terlahir kembali jika dalam hidupnya, dia masih melakukan banyak hal-hal yang merugikan (terutama) orang-orang di sekitarnya, entah tetap menjadi manusia (lagi) atau mungkin dalam bentuk lain (misal binatang). Ini memang kepercayaan para Buddhist ya. Entah, semakin 'ke sini', aku semakin menganggap hal ini sesuatu yang saya bagi saya masuk akal.

 

Namun, saat seseorang bisa dianggap 'insan kamil' (satu kepercayaan dalam agama Islam), yakni hidupnya sudah sempurna, saat meninggal, dia akan langsung menuju 'nirwana' (kepercayaan Buddha.)

 

Dia: "See? You really sound like a Buddhist."

Aku: "Yes, tapi aku tetap lebih memilih sebagai deist (jika bukan seorang agnostik) ketimbang berafiliasi dengan salah satu agama. Well, meski untuk 'meyakini' ajaran Buddha seseorang tidak perlu convert untuk menjadi seorang Buddhist. Aku bisa tetap mengaku sebagai seorang agnostik (atau deist), dan mempercayai reinkarnasi."

Dia: "If that is your belief, ya go ahead. We will not interfere with each other's belief, will we?"

 

Aku menjabarkan (lagi) hal-hal di atas tadi meski aku yakin kita sudah pernah membahas hal ini sebelum ini karena aku merasa 'terganggu' dengan pernyataanmu tadi 'berarti bebas' ya? Seolah-seolah karena tidak percaya pada dosa dan pahala, lalu hidupku semau gue.

 

Dia: "No, I didn't mean that way. 'bebas' ya berarti kamu tidak perlu memikirkan dosa dan pahala saat mau melakukan sesuatu dalam hidupmu."

Aku: "Yup. Saat melakukan sesuatu untuk orang lain, misalnya, aku tidak pernah memikirkan pahala, karena jika yang kulakukan itu membuat orang lain berbahagia, aku juga akan merasa bahagia. Sesimpel itu hidupku."

Dia: "Understood."

 

PT56 12.55 17/10/2024

 

Tuesday, October 15, 2024

Poligami o Poligami

 

just go googling those names above

If you pay attention to the content of social medias these past a few weeks, banyak akun yang ngutak-utik kehidupan 'pribadi' salah satu proklamator, BK. Jika 'duluuu' BK 'dikenal' memiliki 9 istri, ternyata setelah 'diutak-utik' olah para netizen yang budiman, lol, so far, diketahui bahwa BK telah menikahi 14 perempuan! Aku yang semula tidak pernah memperhatikan berapa istri BK, akhirnya jadi memberi perhatian lebih.

 

Karena aku tidak habis pikir, lol, aku cerita hal ini dengan mamas.

 

Aku: "Oke lah ya, aku paham mengapa BK menikahi Fatmawati dan menceraikan Inggit. Tapi, ngapain dia menikahi Hartini? Apa alasannya?"

Dia: "Ahahahaha … you know, laki-laki tidak perlu alasan tertentu untuk menikah lagi."

 

Aku kesal mendengarnya, tapi, memang begitulah ya. Aku ingat Samantha Jones dalam Sex and the City mengatakan, "Men cheat for the same reason that dogs lick their balls because they can."

 

Dia: "btw, you disagree with polygamy, don't you?"

Aku: "yup, because this is unfair. Laki-laki boleh poligini, tapi perempuan tidak boleh poliandri. Ini berarti, laki-laki tidak berdosa jika poligami tapi perempuan berdosa jika poliandri. Tidak fair kan???"

 

Dia ngakak, lol.

 

Aku: "kalau selingkuh kan sama-sama tidak boleh, baik pelakunya laki-laki maupun perempuan. Jike mereka melakukannya, sama-sama berdosa. Ini fair."

 

Dia ngakak lagi, lol.

 

You may read one writing of mine in this link.

 

PT56 16.22 15/10/2024