Search

Wednesday, June 25, 2025

Another visit to Tamansari, Jogja

 


Hari Sabtu 21 Juni -- tanggal ultah orang nomor satu di Indonesia dari tahun 2014 sampai tahun 2024 -- aku berangkat ke Solo. Bukan untuk turut bergabung dengan ratusan orang lain yang berdatangan ke rumah Pak Jokowi, melainkan karena hari itu 'peringatan' hari ke-40 meninggalnya Rama, satu keponakan Ranz. Itu pun aku berangkat ke Solo setelah selesai bekerja, naik shuttle jam 7pm dari pool Semarang, sampai pool Solo menjelang pukul 9pm. Dan baru kali itu, aku sebegitu mengantuk sampai mobil yang aku naiki sudah sampai di depan pool, aku masih tidur di kursi tempat aku duduk. Lol.

 

Hari Minggu 22 Juni, aku ikut keluarga Ranz kondangan ke Sragen. Kirain kita akan melewati 'jalan biasa' a.k.a jalan yang kulewati ketika bikepacking ke Ngawi akhir tahun 2019 lalu, ternyata ada jalan lain menuju Sragen, yang juga bukan jalan yang menuju museum Sangiran. Lol. Sorenya, kami menengok makam Rama, dilanjut makan sore di bakmi Jawa Penumping. 

 

Malamnya, aku dan Ranz sempat keluar jalan-jalan -- perutku rasanya penuh sekali setelah menghabiskan satu porsi bakmi goreng. Kami sempat mampir jajan di Wedangan Pak Basu**, aku suka sekali teh nasgitelnya.

 

Senin 23 Juni 2025

 

Aku, Ranz dan Deven sudah sampai di stasiun Purwosari sekitar pukul 08.35.  jika bulan September 2024 lalu kami naik KA Sanc***, kali ini kami naik KA Pasun*** yang satu jam lebih awal berangkat. KA yang kami naiki meninggalkan Stasiun Purwosari pukul 09.05 dan kami turun di stasiun Lempuyangan pukul 09.45. setelah sekian lama aku blas tidak pernah mengalami mabuk darat, kali itu, kepalaku pusing sekali, rasanya pengen muntah. Apa karena belum sarapan ya? Padalah rasanya perutku baik-baik saja, tidak kelaparan. Inilah sebabnya, satu hal yang kulakukan pertama kali setelah turun dari KA yaitu jajan roti O.

 

Dari stasiun Lempuyangan, kami naik taksi online menuju Tamansari. Sebelum masuk ke area Tamansari, kami jajan bakso dulu -- yang ternyata enak sekali -- yang terletak di dekat pintu masuk (yang sebenarnya pintu keluar). Well, ini adalah sarapan kami. Roti O yang kami makan sebelumnya, ya tentu saja hanya cemilan. Hoho …

 

Bisa kukatakan bahwa Tamansari kali ini sama penuhnya seperti saat aku, Ranz dan Deven ke sini bulan September tahun lalu. Pengunjung tidak hanya turis domestik, namun juga turis dari luar negeri. Tiket masuk untuk turis domestik Rp. 10.000,00 untuk anak-anak (usia 2 - 11 tahun), Rp. 15.000,00 untuk dewasa. Sedangkan untuk turis internasional, mereka dikenai harga dua kali lipat dari turis domestik.

 

Dua hal yang menyebabkan Tamansari penuh pengunjung kali ini tentunya adalah (1) libur kenaikan sekolah (2) musim panas yang membuat banyak turis dari luar negeri datang ke Indonesia. Aku mendengar para turis guide berbicara dalam berbagai bahasa: Belanda, Jerman, Italia, Spanyol, juga termasuk bahasa Korea, Jepang, dan Inggris.

 

You know what?

 

Deven mengajak ke sini lagi karena satu hal: dia ingin mencoba menggambar di permukaan kaos! Bulan September lalu saat kami berjalan-jalan di kampung sekitar Tamansari, satu rumah yang berjualan kaos, menawarkan untuk menggambar di permukaan kaos. Ternyata Deven masih ingat tawaran ini, dan dia kepengen melakukan ini. Inilah alasan utama kami ke Tamansari lagi: agar Deven bisa melakukan yang ingin dia lakukan! Untuk ini, Ranz membayar Rp. 150.000,00.

 

Dari Tamansari, kami naik becak ke titik 0: kami foto-foto di sekitar situ. Lalu berjalan menuju stasiun Tugu. Sebelum meninggalkan stasiun Tugu, kami makan siang yang kesorean di Selasar Malioboro. Kami pulang ke Solo dengan naik KA Sancaka, yang meninggalkan stasiun pukul 17.05. kami sampai di stasiun Balapan pukul 17.45.

 

Dari stasiun Balapan, Ranz memintaku untuk langsung ke pool shuttle yang terletak tidak jauh dari stasiun Purwosari, sementara Ranz dan Deven pulang ke rumah. Ranz lalu menyusulku ke pool, membawakanku backpack yang berisi baju-bajuku. Shuttle yang kunaiki meninggalkan pool pukul 19.00, sampai di pool Semarang pukul 20.45. aku sampai rumah sebelum pukul 21.00. alhamdulillah.

 

Next time, aku dolan lagiiiii. insyaAllah.

 

PT56 14.17 25 June 2025

 

Thursday, June 19, 2025

LUNA MAYA: Pesona Perempuan usia 40-an

 


Menjelang akhir tahun 2009, aku punya kenalan laki-laki berusia sekitar 30-an, married, punya anak 1. Dia  bilang di mata laki-laki berusia 30-an -- meski mungkin tidak banyak, tapi dia yakin dia tidak sendirian -- perempuan berusia 40-an terlihat jauh lebih seksi dan memesona, ketimbang perempuan 30-an, apalagi yang berusia lebih muda dari usia segitu. Perempuan usia 40-an terlihat matang, percaya diri, sehingga aura kecantikannya terpancar secara maksimal.

"Saat ini, seleb perempuan yang paling terkenal adalah Luna Maya." katanya waktu itu. "Tapi, di mataku, kamu nampak jauh lebih menarik dan seksi ketimbang Luna.".

aku cuma melongo mendengarnya, lol. suwer, aku tidak pernah tahu Luna itu menjadi selebriti karena apa, rasanya dia bukan penyanyi, kalau main film / sinetron, ya count me out, aku bukan penikmat film / sinetron Indonesia. apakah dia model iklan? entahlah, aku kurang mengikuti infotaniment Indonesia waktu itu.

nevertheless, aku tidak pernah lupa perkataan kenalanku itu. 

saat nama Luna kian viral saat video percintaannya dengan Ariel, aku pun tidak tertarik untuk mencari-cari linknya. saat akhirnya dia putus, itu pun none of my business. lalu Luna ganti pacaran dengan Reino, putus, malah kemudian Reino menikahi Syahrini, aku pun mendengarnya hanya sambil lalu. ga pernah menyediakan waktu khusus, let's say, untuk mengikuti perkembangan info tentangnya.

aku rada 'ngeh' berita tentang Luna saat tiba-tiba dia sepedaan. maklum, aku mendaku diri sebagai seorang bike traveler, lol. tapi, tidak tahu menahu background yang membuatnya tiba-tiba (mencoba) berolahraga sepedaan antar kota/propinsi ini. Bahkan ada rute khusus di Jogja maupun Semarang yang diberi nama, "jalur Luna Maya". (I just found out recently, ternyata dia tiba-tiba sepedaan itu demi mengobati patah hatinya ya?)


 

aku akhirnya tertarik untuk membaca berita tentang Luna saat pernikahannya dengan Maxime menjadi begitu viral. Jika banyak netizen mengelu-elukan Maxime yang 'menerima Luna apa adanya' (kok kesannya Luna itu ga layak dicintai ya? sehingga perlu segitu digembar-gemborkan Maxime yang menikahi Luna? apa yang membuatku ikutan tertarik membaca berita tentang Luna (akhirnya!)? I am of opinion that Luna absolutely deserves to be loved whole-heartedly!

yes! tentu saja pernyataan kenalan lamaku itu: perempuan usia 40-an itu terlihat jauh lebih memesona ketimbang perempuan usia 30-an. dan mungkin Maxime pun memiliki cara berpikir yang sama dengan kenalanku dulu itu ya. hihihi ...

(But do you agree that Luna now looks much more stunning as well as gorgeous than herself 15 years ago?)

MS48 20.21 19 June 2025 


 P.S.

anti klimaks

lelaki kenalanku itu juga bilang begini, "entah ya Na jika aku nanti berusia 50-60 tahun. barangkali aku juga akan lebih tertarik pada perempuan-perempuan yang berusia muda, let's say di bawah usia 30 tahun."

wakakakakakakakakakakaka