
Guess what???
Nonton film ini--LITTLE MANHATTAN-- aku jadi pengen ngerasain naik otopet barengan Abangku. :) Kapan ya??????????
KPDE 20.50 301206
Mengacu ke
tulisanku sebelum ini, terutama yang menyangkut Feminisme Marxis/Sosialis, ada
sedikit hal yang ingin kutambahkan di sini. (sebelum diprotes oleh seseorang
nih. LOL.) => lihat tulisanku di sini ya.
Aku punya seorang teman baik, Y, yang bersuamikan seorang dokter, profesi yang lumayan terpandang di Indonesia. Ketika Y tinggal di Semarang, dia berkarir sebagai seorang guru Bahasa Inggris, sepertiku. Namun, tentu saja penghasilannya jauh di bawah sang suami yang seorang dokter. Apakah hal ini kemudian membuat relasi suami istri ini seperti seseorang dari kelas borjuis dan yang satu dari kelas proletar?
Aku harus mengatakan TIDAK. Y yang di mataku memiliki suatu kehebatan yang tidak dimiliki oleh sembarang perempuan—mampu menjinakkan suaminya, dan laki-laki lain, LOL, bercerita kepadaku bahwa di rumah, dia tetap merupakan sang Ratu yang dilayani oleh suaminya. Sebelum mereka memiliki anak, temanku biasa bangun siang, sedang suami karena kadang-kadang harus jaga di rumah sakit pagi hari, jam 6 pagi sudah siap berangkat. Sebelum berangkat, dia bangunkan sang istri tercinta, “Bangun Sayang. Sarapan sudah siap di meja makan. Jangan lupa sarapan yah? Aku berangkat dulu.”
Sekarang mereka memiliki dua buah hati yang membuat temanku sibuk mengurusi keduanya. Namun urusan rumah tangga, suaminya yang baru saja lulus dari spesialisnya ini tetaplah mengambil peran. Beberapa bulan lalu ketika mereka ke Semarang, aku bertandang ke rumah mereka. Sementara aku dan Y asik ngobrol, suaminya memasak spaghetti yang lezat buat makan siang kita bersama. Dan Y dengan bangga mengatakan kalau anak-anaknya paling suka spaghetti masakan papinya.
Selain Y, seseorang yang dekat denganku juga mengatakan bahwa dia menganggap istrinya tidak seperti kelas proletar dan dia kelas borjuis hanya karena dia laki-laki yang bekerja. Namun dalam hal mengambil keputusa, oh well, dia HARUS yang merupakan the decision maker dalam keluarganya.
Meskipun dia tentu bisa memasak instant noodle, LOL, dia akan sangat suka dimasakin oleh anaknya/istrinya karena dia mengaku sebagai seseorang yang kolokan. LOL. Paling suka kopi tubruk, tapi sering malas bikin sendiri sehingga lebih memilih minum wine yang tinggal ambil dari kulkas, trus ambil gelas, dan gluk gluk gluk. LOL. Untungnya dia bukanlah seorang yang penuntut, minta disiapin makan ini itu. Disiapin apa aja oke, karena dia akan selalu menghargainya.
Dan aku harus segera mengakhiri tulisan ini sebelum dia menjewer telingaku karena buka-buka rahasia. Hahahaha ...
PT56 12.30 231206
Seberapa tergantungkah kamu dengan guling?
Semenjak kecil aku terbiasa tidur dengan memeluk guling, sehingga guling ini fungsinya, menurutku, sangat penting dibandingkan dengan bantal. Mottoku dalam tidur: lebih mending tidak pakai bantal daripada tidak pakai guling. LOL. Aku ingat ketika tahun 1977 aku dan keluarga berkunjung ke keluarga besar di Gorontalo, ortuku sampai perlu minta disediakan guling khusus untuk aku agar aku bisa tidur nyenyak. (Sedangkan untuk Nunuk adikku, yang dia butuhkan adalah tempe ketika makan, karena ketika kecil, dia hampir tidak mau makan tanpa tempe.) Loh, Na, apa hubungannya antara guling dan tempe? LOL.
Yang aku ingat guling yang disediakan waktu itu besar (untuk ukuranku yang masih duduk di bangku kelas 4 SD), dan keras, sama sekali tidak empuk. Pengalaman dengan guling yang sama sekali tidak menyenangkan bagiku. LOL.
Ketika aku ngekos di Yogya, tak satu kos pun yang pernah kutinggali yang menyediakan guling. Untunglah banyak toko yang menjualnya, sehingga it was really not a big deal.
Tahun 2004 ketika aku balik ngekos lagi di Yogya, to pursue my Master’s Degree study, aku beli bantal dan guling di Mirota Kampus Jl. C. Simanjuntak. Sampai sekarang guling ini merupakan guling kesayanganku, yang selalu kupeluk ketika aku beranjak tidur, maupun hanya duduk di depan monitor komputer sembari mengetik ataupun nonton VCD.
Masalahnya adalah, ketika aku balik ke Semarang, Angie pun suka pakai guling ini. walhasil, kita sering rebutan guling deh. Dalam hal lain aku biasa mengalah, namun dalam hal guling, aku pengennya menang. Hahaha ... Sayangnya, Angie yang sudah terbiasa kumenangkan ketika aku dan dia rebutan sesuatu, dia tetap saja maunya menang. Sehingga, dengan berat hati, aku pun mengalah. Kalau ke Abang aku sering bilang, “Sing waras ngalah Bang” (dan dia sempet ngomel-ngomel ketika alku menggunakan senjata ini, wakakakaka ...), kalau ke Angie tentu saja beda, “Sing gedhe ngalah ...” Tapi, ada syaratnya, yang pakai guling kesayangan ini, harus tidur di pojok dekat tembok, jauh dari kipas angin. Hahahaha ... Angie setuju.
Beberapa bulan lalu, kala di Semarang hawa panas menyengat tidak saja di siang hari, namun juga di malam hari, Angie memilih untuk tidur di dekat kipas angin, dan aku yang di pojok. Dengan serta-merta aku minta guling spesial menjadi milikku, dan Angie memeluk guling yang lain.
Beberapa bulan berlalu.
Beberapa hari yang lalu, entah mengapa, tiba-tiba Angie memintaku untuk tukar tempat waktu tidur, dia di pojok dekat tembok, aku di pinggir, dekat kipas angin. Dan untuk ini, Angie memaksa guling kesayangannya menjadi miliknya. Aku oke-oke aja sih. Namun, ternyata ketika di malam hari mau tidur, aku ga bisa tertidur dengan mudah, karena guling yang kupakai terlalu mungil untukku. Aku pengennya guling yang gedhe. Well, aku pikir, aku hanya butuh waktu beradaptasi aja dengan guling mungil ini. Toh, aku sendiri orangnya ya mungil. LOL. Namun, ternyata, it was not as easy as I thought. Akhirnya aku berpikir, untuk membeli guling baru aja lagi, yang lebih besar, lebih empuk, enak untuk dipeluk, mengantarku ke alam mimpi, sembari menunggu sms dari orang yang kusayangi.
Heran, kenapa ga sejak aku balik ke Semarang aja yah aku beli guling baru lagi aja, biar ga rebutan melulu dengan Angie? Tapi, rebutan dengan Angie kadang-kadang enak juga kok. Kalau ga gitu, ga ramai lah. Hahahaha ...
PT56 11.35 151206
![]() |
this is NOT me 😀 |
Kemarin Abangku nanya, "If your blog becomes very booming, and you become very famous due to that, as famous as JK Rowling, will you still be willing to make friend with me?"
(Kebangeten banget yah dia, masak aku dibandingin JK Rowling? sounds very impossible, ya kan? Itu nanya atau ngeledek yah? LOL.)
I was speechless when he asked me like that. (Ternyata dia kreatif juga, nanya sesuatu that never comes across my mind yet. LOL.) But I was really wondering what on earth that out of the blue made him ask me such a question?
After being speechless for some time, I responded, "I never think about that yet Bang. I cannot answer that question then." And then he said, "Smart answer." Weleh, kayak ga kenal Nana aja, kan memang Nana smart? LOL.
Aku pengennya sih jawab, "I will not forget you of course Bang. How can I?" But kok sounds gombal yah? LOL. Kalo jawab, "Oh well Bang, for sure I will forget you." wakakakaka ... kok sounds very arrogant? belum pernah jadi orang terkenal yak? wakakakaka ... Padahal aku adalah orang yang sangat sensitif to "smell" arrogance, meskipun aku sendiri mengakui sometimes I am an intellectual snob, not my mistake lah tapinya kalau aku gampang bosen menghadapi orang yang tidak broad-minded karena kurang baca? (Nana is finding an excuse for herself. LOL.)
Kemarin aku post satu artikel di blog http://afemaleguest.blog.co.uk bukan tulisanku sendiri, tapi sebuah tulisan yang telah sekitar 3 tahun ini ngendon di dalam harddisk PC ku, about how Old Testament and New Testament describe women's position versus how Alquran describe women's position. Email yang kuterima dari seorang teman beberapa hari lalu membuatku membuka artikel yang telah kubaca beberapa kali itu sejak aku mendownloadnya dari internet, dan membuatku berpikir untuk mengirimkan artikel tersebut ke temanku itu now that she is accessible to internet.
Dan hari ini, ketika aku ngecek statistik di blog ku tersebut, jumlah pageviews melonjak lumayan tinggi. Dan, aku baca di postingan salah seorang teman blog (male), dia nulis uneg-unegnya tentang perempuan (dan juga laki-laki) yang kurang kerjaan meneriakkan feminism. Weleh ... orang Barat pun ternyata masih buanyak yang alergi dengan feminism. LOL.
Ketika ngecek statistik blog ku itu, and found the increasing number in the pageviews, aku jadi ingat keisengan Abangku kemarin. So, nulislah aku tentang hal itu di sini. :)
Here is the statistics:
Pageviews total: 21736
This page shows the daily pageviews of your blog.
Days of current month
Date Total Pageviews Total Visitors
11/10/06 261 17
11/09/06 127 69
11/08/06 106 57
11/07/06 120 52
11/06/06 97 42
11/05/06 113 42
11/04/06 94 28
11/03/06 118 52
11/02/06 60 41
11/01/06 102 31
Monthly history
Month Total Pageviews Total Visitors
October 2006 3313 1265
September 2006 3304 804
August 2006 3886 1076
July 2006 3428 1044
June 2006 2721 709
May 2006 2555 603
April 2006 577 273
March 2006 512 237
February 2006 176 95
January 2006 63 36
December 2005 3 3
Semalam dia sms nanya apakah aku masih kesel sama dia gara-gara dia godain tentang hal itu. Oh well, kok dia ge-er amat yah kalo aku masih kepikiran hal tersebut? huehehehe ... Padahal aku kan udah hafal banget keusilan dan keisengan dia kalo jailnya lagi kumat. LOL. Tapi kalau lagi baikan ya gitu deh, kirim mp3 players yang mirip iPOD itu ke aku, dua biji lagi. huehehehe ... Copy lagu-lagu di CDs, bikin cover CD yang keren abis, tulis namaku di situ, plus his loving nick for me, Humming Bird, dan beberapa picku dia print dan dia tempel di CD, weleh, narcissist abis deh pokoknya. Wakakakaka ...
If a picture paints a thousand words ...
The gift from him utters a million words about him to me ...
KPDE 14.24 101006
Exactly a week ago, November 3, my Abang told me that he went to the post office to send me some CDs and 2 mp3players. (Pertanyaan: kok 2? lah inilah si Nana yang greedy, huehehehe, minta dikirimin 2 biji sekaligus, one for me, and the other one is for my lovely star, Angie. Lah, salah sapa kok Abang nawarin? Wakakaka ... )
We thought that the gift would arrive soon, just like the first one last September. He sent it on September 8, I got it on September 12, it only took 2 working days. Tunggu punya tunggu ... kok sampe 4 hari working days, tuh barang belum sampe ke alamatku??? Dan Abangku yang pakar IT itu (snob banget tuh kadang-kadang gara-gara aku gap tek, LOL) langsung ngecek track nya lewat internet. And he found out that the gift already arrived in DHL Jakarta on November 7. But then, nyasar kemana? Kok ga ada pemberitahuan ke aku?
This morning, November 10, I called the office of DHL Semarang to ask about that. A customer service answered, and she told me that the gift was already in Semarang, only I had to pay some fee, dibilangnya pajak import. Waduh, kayak aku ini importir aja harus bayar pajak import, padahal kan aku cuma dikirimin barang? LOL. Yah ... sekali-sekali ngerasain jadi tukang import deh. Wakakaka ...
After calling, I went to DHL office located on jalan Siliwangi, not far from my home. Dan setelah agak direpotkan dengan ID card, nomor hape yang salah ketik, dan ini dan itu, akhirnya I got the gift my only Abang sent me last Friday. I directly went home afterwards, ga tahan nafsu ngeliatnya. Huehehehe ...
At home, I opened the package in the livingroom, very carefully, very lovingly. LOL. Ah ... seandainya adikku yang kadang-kadang berperan sebagai tukang rekam gambar ada di rumah, kuminta dia mengabadikan peristiwa itu. Cie ... LOL. Abang pasti suka ngeliatnya. LOL. (sok pede, wakakakaka ...) There were some CDs, hasil kompilasi Abang dari ratusan CDs yang dia punya. (Catat: dia kompilasi dari ratusan CDs yang dia punya, kemudian dia menghasilkan sekitar 7 CDs spesial berisi lagu-lagu kesukaannya. He wanted to share those wonderful songs with me. (Oh you know, he always wants to share everything he has with me!!! How very sweet and kind and loving and caring and generous and ... apalagi yah??? LOL.)
Setelah puas memperhatikan CDs, aku membuka dos berisi mp3 players. Ups ... kok canggih amat yak? Ga ngertilah aku nih how to use them? Wakakakaka ... yang 1GB berwarna hitam, my favorite color, yang 2GB warna putih metalik. And I have already told Abang that I would use the one with 2GB (maklum, greedy, LOL. Besides, I told Angie that I would need to download many things from internet, mostly articles, pictures so I need the bigger memory than she does. And as usual, my understanding lovely star agreed. :) bukannya si nyokap sok mau menang sendiri loh ya? LOL.)
Tapi, waktu ngeliat warna yang 1GB itu hitam, wah, aku jadi tergoda untuk memakai yang 1GB itu. LOL. But, when I was chatting with Abang, dia bilang, "Na, kamu janji pakai yang 2GB, so kamu HARUS pakai yang 2GB. Okey?" Waduh, kok dia bisa baca pikiranku yah bahwa aku sudah tergoda dengan yang 1GB gara-gara warnanya hitam? huehehehe ... He is much better reader to me now, compared to some months ago. :)
Well, now he is waiting there (kira-kira dia ngapain yah ketika aku ngetik di sini? Asal ga lagi ngiler aja, wakakakaka ...) udah dulu ah, I cannot write long. I will go back chatting with him again. :)
Thanks a billion my dearest Abang for everything.
KPDE 12.50 101106
I was at my workplace this morning. I had two sessions to teach, 08.00-10.00 and then 10.00-12.00, the same class, Conversation Class level 2.
During the two sessions, we have a ten-minute break. During the break, I usually go back to the teachers' room and have a chat with my workmates, or read newspaper, or read a book.
After the break was over, I went upstairs again, coz the classroom where I had my CV 2 class was located on the second floor. On the stairs, a student called my name, and hurriedly walked to me, "Ms. Nana ..." I stopped, waited for her to come to me.
She asked, "Do you remember one of my classmate named Ruminatih?"
I replied, "Yes. What about with her?" I remembered that name, but I a bit forgot which one.
She went on, "She got an accident yesterday Ma'am. She got injured in her left head and her back very seriously so that she was unconscious for six hours yesterday. This morning, she died."
I responded, "Oh... I am really sorry to hear that."
I forced myself to remember which one Ruminatih was. At last I remembered, the first time she mentioned her name, I teased her by saying, "Can I call you Rumi?"
She complained, and said, "Call me Ratih Ma'am."
I said, "But Rumi was a great writer. Don't you ever hear name Jalalludddin Rumi?"
"No Ma'am, please call me Ratih, not Rumi. I hate that name you know."
I remember it happened around 2 years ago, in one class, Intermediate 1. The class was full of students from SMA N 3 and SMA N 5 Semarang; a very lively class, very enthusiastic students, love all of them.
Ruminatih, or Ratih, already had quite good English, I liked her accent when speaking, not really like other Javanese students I had. I liked her spoiled behavior coz she was the youngest in the class at that time. It was okay for me to have spoiled student like her coz she studied seriously.
Hmmm ... I am really sorry to know that such a lively, lovely, smart student only had a very short period to live in this world, although I believe she was already happy there, in that other world.
My condolences to the family.
JDC 15.50 211006
"Aku Ingin Pulang" adalah salah satu topik yang akhir-akhir ini marak diperbincangkan di salah satu milis yang kuikuti SASTRA-PEMBEBASAN. Mungkin karena berkenaan dengan Idul Fitri yang akan datang sebentar lagi, dimana sudah merupakan suatu tradisi di Indonesia untuk pulang kampung alias mudik, untuk merayakan Idul Fitri dengan semua sanak saudara.
FYI, orang-orang milis SP yang terkena virus "Aku Ingin Pulang" adalah orang-orang Indonesia yang bermukim di luar negeri. Tidak mudah bagi mereka untuk ikutan pulang mudik ke kampung halaman pada kesempatan hari baik ini, Idul Fitri, karena berbagai macam hal. Pertama, tentu butuh dana yang tidak sedikit. Kedua, kesibukan bekerja mereka di negeri orang itu tentu tidak bisa disesuaikan dengan kondisi di tanah air, yang sangat memanjakan ini, (libur kerja selama seminggu untuk merayakan Idul Fitri, bukankah ini sangat memanjakan?) Ketika orang-orang di Indo bisa menikmati libur panjang, orang-orang di negeri orang itu masih harus bekerja keras, demi membuat mereka hidup layak.
Tanah kelahiran orang tuaku adalah Gorontalo yang terletak di Sulawesi Utara. Keadaan uang yang tidak memungkinkan membuat orang tuaku tidak membiasakan diri pulang kampung di Idul Fitri. Sehingga kita selalu merayakan Idul Fitri di kota kelahiran anak-anak orang tuaku--Semarang. Kita tidak pernah kemana-mana.
Aku ikut merasakan mudik ketika aku kuliah di UGM Yogya, baik ketika duduk di bangku S1 maupun S2. Was it great? I dont remember. LOL.
Btw, it is great to read what those milisters living abroad write on this subject "Aku Ingin Pulang". "Home is in your heart" kata mbak Omie. "This world is just a small village to me" kata pak Danar. Apa kata Abangku? Oh well, he didnt say anything on this subject, kali karena dia sibuk sehingga tak sempat menulis di milis. Tapi aku tahu, dia selalu merindukan Indonesia sebagai tanah kelahirannya, terutama Jakarta dimana dia dilahirkan dan dibesarkan oleh Maminya tercinta.
"Kapan pulang Bang?" :) di NZ ga ada kodok ngangkang kan? LOL. ga ada sate Ungaran, ga ada makan di lesehan Malioboro (ga ada Maliboro di NZ toh? LOL) ga ada matahari yang mengobral sinarnya, dll dll dll ...
FBS UA 12.40 201006
I have been bothered with these two things--ethnicity and religiosity--recently due to an "accident" I had to undergo. I am somewhat bored to try writing about these, actually, since I suppose I have written some articles on these in my blogs.
Some days ago I got a reply from a good friend of mine that is still trying to know internet in order that she is not labeled as "internet illiterate"; her reply commented on my email to her about these two things; and for your information, her reply shocked me a bit. Instead of feeling attentive to my problem, she even justified what my superior has done to me--discrimination based on ethnicity and religiosity.
"Those people have been discriminated during their whole life. And in some extent, that's the way they try to survive among their own "community". Do you agree if I say that it is the same as TAKING REVENGE? And taking revenge will never ever overcome problems. It will even create more grudge, annoyance, and sort of things. Consequently, it will create a social disease that is like a cycle, that will never stop.
When will the life really bring peace to everybody?
Should I say that one natural law is that discrimination--be it due to ethnicity, and religiosity, or in any other form such as gender--will always exist? Is it natural law that people will always have grudge to other people? Is it natural law that people love fighting, trying to conquer others to show their superiority?
SIGH ...
JDC 10.10 181006
![]() |
12 March 2011, at home |
I realize that I am an extrovert person so that it is not really difficult for people to find out what has been happening to me. Besides, I also need to open up myself. I just cannot keep all things by myself, including a very trivial thing, such as some trivial experiences I have that I often write here in my blog--sitting in front of this computer for hours, while blogging, emailing--and some other things. Moreover when I feel annoyed coz of someone, I really have to tell someone else, writing to dead papers (read => my diary) is no longer enough for me.
This blog technology has lured me to write more and more, to express myself more and more. Having a "free of charge" therapist (read => my only Abang) also has lured me to express myself more. LOL. In short, I have to pour out anything on my mind to make myself feel better. Self-centered, isn't it? Yes, I've got to admit it, but I write it here in my blog, and I don't force anybody to read what I write here. If my friends find it interesting, they will read it (probably). If not, it is okay, I have poured out what I want to spit. LOL.
It reminds me of my own comment on PRIME the movie, where the main character needed to go to a therapist to tell her relationship with a guy 14 years younger. She needed to open herself about her intimate relationship with him, but she didn't feel comfortable to tell anybody else.
I don't need to go to a therapist. (yet? LOL.) I just need this blog technology, my dead papers--diary--, and my living papers alias my reliable garbage bin. Huehehehe ...
"You no longer have secrets, Nana," my Abang said.
"Oh well, Bang, what I write in my blog is not a secret for me. Everybody in the world can know this. And it is okay for me." I responded. "But, of course I have some, or maybe many, secrets I keep for myself." LOL.
"What is secret anyway, Bang?" I asked. huehehehe ...
FBS UA 15.00 280906
P.S.: Just got my Abang's email that I really want to reply as soon as possible. So I stop writing here. LOL.
Officially, I have finished examining the students for their final assignment. From eight students I examined for three days--September 18, 19, 20, 2006--two students failed in their comprehensive tests. I forgot to tell you that in the final examination there are two kinds of tests the students have to face; first comprehensive test; and second the paper examination itself. It means those two students haven't got their paper examination yet coz they didn't pass the compre test.
However, my workmates and I were quite generous, LOL, coz we didn't directly fail them. We gave them the second chance to have the exam in this final examination season this semester. And this morning, I had an appointment to retest those two students.
The first student, she still didn't answer my questions satisfactorily. :( I was very sad, that's for sure. The other two examiners also said the same thing. My friend, M, as her first paper consultant even complained to me to see this particular student's passivity to prepare herself for the examination. M also complained about her lacking of struggle to write a better paper, using a very illogical (for me) reason, "I am already married, Ma'am. What do you expect from a married woman? I just want to finish the study soon." Of course it made me very unhappy to hear that. :((
The second student could answer my questions quite satisfactorily. I also could see her struggle to prepare herself for this second chance. However, when coming to her paper examination, I was very disappointed. I already could see that her paper far from being good--not to mention perfect. Since she was in my classes several times, I already knew her capability. Therefore, I wasn't shocked when reading her disorganized paper. She passed the comprehensive test, but not the paper exam. It means she has to take the exam again next semester. And so does the first student.
FBS UA 13.15 220906
Hari ini kegiatan menguji skripsi sudah usai. Syukurlah. So, setelah ngantar Angie ke sekolah, aku langsung ke Paradise Club, untuk fitness dan aerobics. I already miss it a lot after not doing it for three days in succession.
Aku fitness dulu selama kurang lebih 20 menit di lantai satu, baru kemudian naik ke lantai dua untuk menuju ke ruang erobik. Sesampai di sana, sudah lumayan rame. Dan tak lama kemudian instruktur segera memulai. Tiga hari tidak erobik sama sekali membuatku merasa enjoy banget waktu mengikuti gerakan instrukturnya. Kalo tiap hari, aku kadang-kadang jenuh juga mengikuti gerakannya, sehingga kadang kutinggal kabur ke ruang fitness untuk cycling maupun climbing.
Pulang dari PC, aku sampe rumah jam 9. Sebelum mandi, aku mencuci some clothes first. Selama tiga hari aku tidak mencuci baju kecuali seragam sekolah Angie yang akan dia pakai. Selesai mencuci dan mandi sekitar jam 10.30.
Masuk kamar, ngecek hape, ada 1 sms, and voila ... from the one I have been waiting, Abangku!!! LOL. Dikira aku udah nyampe kantor kali, kok aku sama sekali ga nyapa dia lewat yahoo, baik lewat personal message maupun lewat milis. Lah, aku masih di rumah, terisolasi dari dunia internet. LOL. Gimana mau nyapa??? (FYI, memang sengaja aku tidak sambungkan tuh modem di compie-ku ke telepon, agar aku tidak lepas kontrol, ngenet melulu, ngeblog melulu, main di milis melulu, chatting dengan Abang melulu, wakakakaka ...)
Setelah mengeringkan rambut (sehabis mandi keramas tadi), aku buru-buru ke kantor. Sesampe di kantor langsung buka mailbox-ku di yahoo, found lots of new messages in it, and recognized some from Abang yang ga sabaran nunggu aku online. Huahahaha ... But, akses super lelet nih di sini!!! :(( "Akses gratis kok minta cepet," komentar seorang rekan kerja. hehehehe ... Iya deh. LOL.
Today I have no teaching schedule. It is term break at the English course where I work as a part-timer. I will linger at the office then until 4pm later. Bukan mau sok jadi diligent employee, mumpung lagi ga ada sabetan aja, and nothing else to do, ya nikmatin aja nih teknologi internet di kantor. :)
FBS UA 210906
below are the pictures of the swimming pool of Paradise Club, taken in December 2018
After pandemic of covid 19 was over, the pool is still closed down.
29 November 2023